🌼38🌼

689 68 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif


......

" Abang, kapan Alan bisa jalan lagi? "

Pertanyaan itu yang membuat tidur Rayyan tak nyenyak, hanya sebuah soalan sederhana namun membuatnya tak mampu berkutik.

Diliriknya Alanka yang terlelap nyaman, pelan-pelan ia lepaskan sippy cup dari mulut agak terbuka itu berjaga-jaga gar tidak sampai membangunkan sang adik..

" Eunghhh "

" Bobo ya bobo ya " ucap Rayyan setengah berbisik sembari menepuk pantat si mungil hingga terdengar suara dengkuran halus.

Walaupun sudah berbaring telentang, menyamping, tengkurap, sampai menungging tidak juga membuatnya mata Rayyan mau terpejam.

Ia mengerang pelan

Apakah Insomnianya kambuh? Tidak biasanya seperti ini.

Paling-paling kalau dia sedang banyak pikiran saja.

Benar, soal beberapa masalah yang selama ini terutama menimpa adik sematawayangnya. Hingga detik ini dia bahkan tak dapat menduga siapa yang teganya melakukan ini.

-----------

Diskusi ini dilakukan tanpa rencana turut bergabung juga Dr. Rexy yang katanya membawa bukti penting terkait masalah yang menimpa Alanka terutama alasan kelumpuhannya yang bisa dibilang mendadak.

Setelah melakukan uji laboratorium pada sampel yang ditemukan di seprai hospital bed, didapatkan hasil yang membuat orang-orang didalam ruangan itu tercengang.

Sampel tersebut adalah racun yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum dikenal sebagai salah satu racun paling kuat. Racun ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan paralisis atau kelumpuhan otot yang disuntikkan pada kedua paha Alanka.

Tangan Wiradarma terkepal, jika dilihat dari fakta-fakta yang selama ini ia kumpulkan. Dapat disimpulkan bahwa sang pelaku memiliki kecerdasan, mengingat objeknya adalah suntikan ia menduga bahwa pelaku ini berprofesi sebagai dokter.

Hanya saja, siapa tepatnya dokter yang dimaksud? Selama ini hubungannya dengan para dokter yang ia kenal juga tidak ada masalah apapun, mereka saling berhubungan baik jadi hal inilah yang membuat pikirannya buntu.

" Tuan-tuan coba lihat ini " seru Zero, semua mata teralih pada televisi besar yang menunjukkan rekaman CCTV tepat sesaat peristiwa itu terjadi.

Seorang dokter masuk tergesa-gesa ke ruang rawat Alanka lalu berselang Lima menit kemudian ia keluar dengan langkah terburu-buru, di detik 57 muncullah Ival yang menghentikan langkahnya sambil memerhatikan dokter itu kemudian melangkah lagi memasuki ruang rawat Alanka.

Zero menghentikan rekaman.

Wiradarma memandang Dr. Rexy penuh tanya begitu juga dengan orang-orang yang turut bergabung dalam diskusi ini terutama Phillias yang menatapnya tajam membuatnya merasa terintimidasi.

Namun ia harus tetap tenang.

" Dilihat dari postur, dokter itu jelas bukan saya. Kalaupun memang ada hal darurat saya sudah pasti memberitahu anda terlebih dahulu, Direktur. Di hari itu pula saya pulang ke rumah karena tidak ada jadwal shift malam, pagi hari saya baru kembali ke rumah sakit "

Kalau dilihat lebih teliti, memang tampak perbedaan dari Dr. Rexy dan dokter dalam rekaman CCTV itu. Keduanya memang sama memiliki postur yang tinggi namun Dr. Rexy terlihat lebih kurus dibandingkan dokter itu.

ALANKA|2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang