Sebelum/sesudah baca, ada baiknya di Vote dulu yekan!
.
.
Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.Pria yang masih lekat ketampanannya meski usia sudah tak muda lagi itu tidak mampu berkalimat ketika dirinya menginjakkan kaki di kediaman Prakasa, tempat ini lebih tepat disebut gubuk daripada rumah, ukurannya bahkan tidak sebesar kamar mandi di mansion Anggawirya, hanya ada satu kamar, dapur digabung dengan ruang tamu dan tidak banyak fasilitas, tidak ada televisi hanya radio tua yang mungkin tak lagi berfungsi.
Prakasa menyuguhkan segelas sirup, bersyukur masih ada sebotol sirup sisa lebaran kemarin dan juga sekaleng kue kering. Wiradarma duduk di sofa yang sudah reot, tak empuk lagi dan tak pantas diduduki. Menyeruput minuman yang dihidangkan, mata Wiradarma menjelajah, ia bisa melihat beberapa koran untuk menutupi dinding yang bolong tidak terbayang bagaimana hujan mengguyur pastilah bocor dimana-mana.
" Maaf rumah saya tidak sebagus.... " Kalimat Prakasa dipotong seketika
" Kau tinggal sendiri ? "
Prakasa mengangguk, Ayahnya meninggal dunia sejak dia masih dalam kandungan Ibunya dan sang Ibu sudah meninggal selama belasan tahun dan hanya meninggalkan gubuk ringkih ini. Beruntung Prakasa bisa menyelesaikan sekolah tata boganya dan diterima sebagai koki di kitten resto dengan gaji lumayan dan bodohnya ia malah membuat masalah yang menyebabkan dia dipecat hari itu juga.
" Jadi chef dirumah saya "
" Maksud Tuan? Saya.... "
" Anggap saja itu sebagai hukuman kamu. Dirumah saya hanya ada Chef Morgan sebagai juru masak, kau bisa menjadi asistennya "
Prakasa bimbang sekejap tapi daripada dia mendekam di penjara bertahun-tahun lebih baik dia terima saja tawaran ini. Dia akhirnya setuju
Sembari meletakkan gelas yang sudah kosong, Wiradarma tersenyum puas. Ia segera menyuruh Prakasa untuk berbenah karena dirinya tidak akan tinggal ditempat kumuh ini lagi.
-----
Prakasa tidak berhenti kagum sedari tadi ketika dirinya turun dari mobil Lamborghini hitam milik Wiradarma. Halamannya saja sudah seluas ini dengan air mancur ditengah-tengah dan pohon disisi kiri dan kanan yang menambah keasrian juga bunga-bunga warna warni cantik bermerkaran sudah membuatnya takjub luar biasa, luarnya saja begini bagaimana dalamnya?
Terlalu asik mengagumi sampai tak sadar jika Wiradarma sudah berdiri diambang pintu utama. Buru-buru ia menyusul dan meminta maaf, pintu terbuka otomatis ketika Bodyguard-- yang sedari tadi mengawal sang tuan besar mengunjungi tempat tinggal Prakasa-- mengangkat tangannya.
" Papa pulang~ wah sedang berkumpul rupanya "
Ketujuh bersaudara menoleh, Si bungsu berlari masuk dalam dekapan Wiradarma dan kembali terisak. Sosok orangtua tunggal itu mengerutkan keningnya menatap tanya pada anak-anak yang lain.
" Kenapa heum? Kangen Papanya ya.. Maaf ya Baby, Papa punya banyak kesibukan jadi gak bisa jemput Adek dari rumah sakit " Wiradarma mengecup pipi berlemak bayi Alanka. Pokoknya gemas sekali dengan anak bungsunya ini.
Alanka tidak menjawab hanya menyembunyikan wajah di ceruk leher sang Papa. Wiradarma menggendongnya ala koala dan bangkit dari acara berlututnya.
" Anak-anak. Papa ingin mengenalkan kalian seseorang yang akan ..... "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANKA|2
FanfictionAlanka dicintai semua orang lantas bagaimana jadinya ketika ia menjadi target pembunuhan atas nama dendam? . . Bersambung ke Alanka|3 ⚠️Baca sesuai urutan! FAMILY BROTHERSHIP OTHER CAST NEW CHAPTER! Pic!Pinterest