🍁25🍁

963 71 1
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.


Kesepuluh jemarinya bergerak lincah diatas keyboard, tatapannya serius sampai ia berhasil menemukan apa yang dia cari. Ia menoleh pada seorang pria yang juga menunggu hasilnya

" Saya menemukannya Tuan " Lapornya sambil menekan tanda jeda.

Wiradarma memicingkan mata, meneliti gambar itu dengan lebih teliti, sebuah mobil yang kemarin menguntit kedua putranya.

" Mobil ini dibeli dengan harga murah, pemilik sebelumnya adalah janda tanpa anak bernama Karolina Isabelle "

" Siapa yang sudah membeli mobil itu? "

" Seorang Pria berusia kisaran 30-35 tahun, namanya.... Tunggu, orang ini memakai nama palsu "

Wiradarma mengerutkan dahi, menatap pemuda yang tengah duduk dihadapan komputer untuk melanjutkan kalimatnya

" Saat membeli mobil tersebut, dia memakai nama Sebastian Gribble. Nama aslinya...... Pablo J. "

Rasa-rasanya ia familiar dengan nama itu, tapi siapa? Wiradarma menepis segala pemikirannya selama ini kan dia sudah bertemu banyak orang, mustahil untuk mengingat semuanya.

" Cukup untuk hari ini Zero, Saya mengandalkanmu"

Zero mengangguk dan tersenyum, ada sedikit rasa bangga hinggap didadanya. Bakatnya yang dahulu diremehkan ternyata bisa membantu orang lain.

" Wah gue gak nyangka, Are you Hacker Zero "

Wiradarma dan Zero kompak menoleh kearah yang sama mendapati Rayyan menyender di kusen pintu.

" Sudah pulang Ray? "

Rayyan menatap datar Wiradarma

" Belum Pa, ini cuma rohnya. Ck Papa ngelawaknya gak lucu deh " ia melangkahkan kakinya masuk, memperhatikan monitor dimana terdapat dua mobil yang salah satunya sangat dia kenali.

Tunggu, itu kan mobil yang dipakai Theo dan Alanka siang tadi

" Kamu tau kalau Ada yang menguntit mobil Abang dan adikmu? Zero sudah cari tau siapa pemiliknya "

Rayyan berbalik memandang Wiradarma dengan tatapan yang sulit diartikan

" Maunya apa sih?! Kemaren Ray juga diikutin waktu bareng Adek dan sekarang Bang Theo juga. " Geramnya, awas saja kalau sampai dia bertemu akan dia injak kepala orang itu sampai remuk dengan sepatu boot kesayangannya.

Biar saja, siapa suruh cari gara-gara

Zero tampak berpikir, mencerna dua kejadian serupa hingga dia berhasil menarik suatu kesimpulan

" Mereka mengincar Alanka "

Mendengar itu tentu saja Rayyan dan Wiradarma terkejut bukan main. Dari sekian banyak anak di dunia ini kenapa harus Alanka? Bukan--bukan berarti Wiradarma tidak resfek dengan anak-anak diluar sana, tapi kenapa harus putranya.

" Sekarang Adek dima--- " belum sempat Rayyan melanjutkan kalimatnya, si mungil sudah berdiri diambang pintu dengan buku pelajaran sekolah didekapan.

" Papa bantu-bantu Alan kerjain tugas, Abang Bara sibuk gak boleh ganggu "

" Sama Abang aja mau? " Tanya Rayyan

Alanka mengerjap lalu memiringkan kepalanya menatap Rayyan dengan tatapan super polosnya

" Emang Abang bisa? Susah Lo. Ini Kimia"

" Dih ngeremehin nih bocah, yuk kita belajar di kamar Abang aja " tanpa basa-basi Rayyan langsung menggendong tubuh kecil itu menopangnya dengan satu tangan.

ALANKA|2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang