⚡-Bonus Chapter-⚡

820 52 3
                                    


Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

Tiga Minggu dalam perawatan, Alanka mulai menunjukkan tanda-tanda traumatis, sering berteriak dan menangis ketakutan bahkan pernah melempar seorang dokter yang ingin memeriksanya dengan buku ensiklopedia tebal yang dipinjam Ival dari perpustakaan universitas yang membuat pelipis dokter itu terluka. Karena itulah Wiradarma melarang dokter-dokter yang akan memeriksa putra bungsunya mengenakan jas putih kebanggaan ataupun mengalungkan stetoskop di leher mereka, semua itu dilakukan untuk meminimalisir ketakutan Alanka terhadap dokter.

Alanka yang menyandarkan punggungnya dengan nyaman di dada bidang Wiradarma yang memangkunya tiba-tiba memejamkan matanya erat dan menutup wajahnya dengan telapak tangan ketika pintu terbuka menampilkan Dr. Rexy yang melepaskan snelli dan meletakkannya diatas meja, berjalan mendekat dengan pasien mungilnya, pelan dan telaten menyibak baju Alanka keatas, si mungil yang merasakan dingin didadanya mengintip melalui sela-sela jari.

" Om Tirex " seru Alanka menurunkan tangannya, tersenyum gusi yang dibalas dengan lambaian kecil oleh Dr. Rexy. Entah bagaimana sebutan itu bisa tersemat kepadanya tapi Dokter pulmonologi tersebut sama sekali tak mempermasalahkan yang terpenting Alanka tidak takut lagi setiap diperiksa olehnya.

" Direktur, saya sudah menjadwalkan operasi transplantasi paru untuk Alanka "

Wiradarma sangat senang mendengarnya, semoga saja dengan paru-paru baru yang ia beli dari rumah donor ini akan membuat putra bungsunya kian membaik dan bisa menjalani hidup seperti semula.

Paru-paru itu adalah milik seorang pemuda berusia 29 tahun yang meninggal akibat sakit yang dideritanya, sebelum menghembuskan nafas terakhir ia telah mendonorkan organ dalamnya berupa jantung, ginjal, dan paru-paru.

" Setelah itu Alanka bisa memulai fisioterapinya " Lanjut Dr. Rexy seraya memasangkan sayap naga mainan baru Alanka yang lepas.

Wiradarma mengangguk, satu lagi kabar baik

" Alanka mau kan bisa lari-larian lagi? " Tanya Dr. Rexy menyamakan tingginya dengan si mungil

" Alan bisa lari lagi? Om Tirex gak boleh bohong-bohong loh ya, nanti masuk neraka "

Dokter Pulmonologi itu tersenyum dan mengangguk, tangannya terangkat guna mengusak rambut si kecil.


**

Alanka menangis sesenggukan dalam gendongan Wiradarma, ketakutan melihat banyaknya orang--dokter--yang menyambutnya di ruang operasi, sempat memberontak ketika hendak dibaringkan di atas meja operasi, sempat tenang ketika Dr. Rexy memberikan mainan gemerincing tapi tangisnya kembali pecah ketika tak sengaja melihat sesuatu berlumuran darah yang baru dikeluarkan dari sebuah wadah, itu adalah organ dalam bernama paru-paru.

" Little prince, jangan takut Papa disini, Papa akan temani Alanka. "

Wiradarma sebenarnya sudah menduga hal ini akan terjadi, karena itulah ia juga memakai baju Ok--seragam yang biasa digunakan oleh tenaga medis setiap memasuki ruang operasi.

Dr. Leon mulai melakukan anestesi umum, Alanka telah kehilangan kesadaran seiring dengan genggamannya di dua jari Wiradarma mulai meregang.

" Aku akan mulai membuka dada, Pisau bedah "

Dua jam telah berlalu, Operasi transplantasi paru yang dijalani Alanka usai dilaksanakan. Wiradarma menangis haru, mencium kening anak bungsunya ketika operasi ini dinyatakan berhasil tinggal memantau Alanka beradaptasi dengan paru-paru barunya.

----

" Papa, Abang, Alan bisa... Lookie Lookie "

Sontak saja segala atensi langsung teralih pada si bungsu yang bersorak gembira, bahkan Rayyan dengan tidak elitnya menjatuhkan rahang melihat Alanka berlari kearah mereka. Begitupun dengan Wiradarma yang melempar tatapan tidak percaya. Bahkan ini baru Minggu pertama Alanka menjalani fisioterapi, tapi dia sudah menunjukkan kemajuan yang sebagus ini.

Benar-benar luar biasa

" Dr. Mirayu terimakasih" ucap Wiradarma tulus, menatap penuh bangga pada Alanka yang sedang bermain kejar-kejaran dengan Rayyan.

" Sudah tugas saya, direktur " jawab dokter wanita itu dengan senyum anggun terpatri di wajah cantiknya.

Keesokan harinya Dr. Mirayu menerima kenaikan gaji dan jabatan baru sebagai kepala bagian ortopedi ,serta ditunjuknya Dr. Rexy menjadi dokter pribadi Alanka menggantikan mendiang Dr. Johan Pablo.

-------

See U to Alanka season 2



ALANKA|2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang