🐾42🐾

632 60 0
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif

.
.
.

Entah apa yang mereka lakukan disini bersembunyi dibalik pilar besar jalanan sambil terus memperhatikan sebuah cafe yang terletak di seberang jalan sana. Zero tengah mempersiapkan kameranya membidik tepat sasaran ketika seorang pemuda keluar mengendap.

" Siapa dia? " Tanya Galih penasaran

Zero meletakkan telunjuk diantara belah bibir isyarat untuk tidak ada yang bersuara, mereka terus memperhatikan gerak-gerik pemuda itu sebelum menghilang setelah dirinya masuk kedalam sebuah mobil.

" Aku sudah mengintainya sejak..

" Yak! Kau penguntit " Seru Aldi

...Apa mulutmu itu tidak bisa diam, biarkan aku menjelaskan terlebih dahulu " geram Zero dingin

Aldi mengangguk pelan " baiklah lanjutkan tapi kenapa kita harus berbicara formal? "

" Karena kau ketularan diriku " sahut Zero jengah. Menghadapi Aldi yang banyak omong lebih sulit daripada dia harus bertarung dengan tiga preman kekar sekaligus.

" Jadi kenapa kita harus mengintai laki-laki itu memangnya dia siapa? " Tanya Galih masih dengan rasa penasarannya.

Zero menunjukkan foto-foto yang dia dapatkan selama pengintaian

" Aku mencurigainya, dia selalu keluar melalui pintu itu setiap jam 11 lebih 30 menit malam dan dijemput oleh mobil yang sama. Selebihnya aku tidak tau mereka kemana " Zero tidak tau apa yang hendak dilakukan orang dalam pengintaiannya tapi firasatnya mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan Alanka.

" Lalu? "

" Galih kau bawa mobil 'kan? "

Galih mengangguk, dia juga tadi yang menjemput Hansen dan Aldi. Mereka bersama-sama pergi ke lokasi yang dikirimkan remaja yang kata Aldi memiliki mata macam burung hantu ini.

" Kita ikuti mereka " Ucapnya bergegas menuju mobil Galih terparkir, mobil itu belum jauh jadi masih bisa disusul

" Hah? "

" Sudah jangan banyak tanya, ikut saja aku yakin Zero punya rencana "

Galih yang menyetir, karena diantara mereka berempat hanya dia satu-satunya yang memiliki SIM meskipun Aldi juga bisa tapi usianya belum mencukupi untuk mengendarai

Disampingnya Zero tengah melakukan sesuatu pada laptopnya memperhatikan dua titik yang bergerak digaris sama. Warna kuning adalah mobil mereka dan yang berwarna merah adalah mobil yang mereka ikuti.

" Belok kiri " Seru Zero yang membuat Galih membanting stir, dia menginjak gas begitu mobil yang didepan menyadari ada yang mengejar mereka.

" Kenapa kita harus mengikuti mereka? " Tanya Aldi yang duduk di kursi bagian tengah disampingnya ada Hansen yang tengah membaca buku

" Mereka berhenti, kita berhenti di dekat pohon itu "

" Bangsat dicuekin masa "

ALANKA|2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang