☁️13☁️

1K 98 1
                                    


Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

Devin masuk ke kamar Alanka membawa nampan berisi sarapan, ia letakkan sepiring nasi dan semangkuk sup ayam dan potongan buah apel diatas nakas. Menatap si mungil yang sengaja memalingkan wajahnya dengan muka cemberut.

" Alan itu sarapannya, cepat dimakan "

" Gak mau! " Ketus Alanka masih betah memandang ke lain arah.

" Ngomongnya kok gitu "

Alanka tidak menjawab melainkan merebahkan dirinya dengan posisi memunggungi Devin tampak sekali sengaja mengabaikan Abang sulungnya itu.

Devin menghela nafas, dia paham kenapa Alanka begini.

" Alan, dengar Abang. Alan boleh sekolah tapi tunggu besok atau lusa. Ini semua untuk kebaikan kamu juga, Alan ngerti kan maksud Abang. Lagian Papa juga pasti gak ijinin. "

Benar juga kalau Devin melarang pasti Wiradarma juga lebih melarang bahkan tidak mengijinkan Alanka keluar selangkah saja dari kamar ini. Sikap overprotektif yang mereka lakukan kepada Alanka semata-mata hanya untuk melindungi anak itu terlebih setelah beberapa kejadian yang menimpanya.

" Nah ayo dimakan mumpung masih hangat "

" Suapin "

" Eiy manja banget sih " goda Devin

" Ish Abang nyebelin~ "

Devin tertawa, Alanka mana bisa marah lama-lama. Anaknya gampang dibujuk

" Buka mulutnya, pesawat siap mendarat "

Gantian Alanka yang tertawa, ada-ada saja sejak kapan sendok bisa berubah jadi pesawat.

----------

Saat ini di apartemennya, Prakasa dan sosok bertopeng yang selama ini dia panggil sebagai Bigboss
tengah bertatap muka melalui aplikasi video call. Ini adalah kali pertama Prakasa melihat wujud orang yang selama ini memberinya perintah meski dia sendiri tidak tau siapa sosok dibalik topeng tersebut. Tapi kalau dilihat dari postur, orang itu bukan seseorang yang berbadan besar macam algojo yang memiliki otot baja, tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu kurus namun tidak gemuk juga.

" Aku tidak terima kau ketahuan terlalu cepat, Prakasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku tidak terima kau ketahuan terlalu cepat, Prakasa. Rencana kita yang lebih besar untuk menyingkirkan bedebah kecil itu belum terlaksana, setelah ini aku tidak mau lagi mendengar kata gagal darimu. Lakukan apapun perintahku atau nyawamu yang menjadi taruhannya. Camkan itu " Ujar Sosok bertopeng tersebut dengan suara yang sudah dimodifikasi agar wujud aslinya tidak diketahui.

Prakasa mengangguk takut-takut. Sungguh aura Bigboss benar-benar membuat kuduknya merinding. Terlebih selama berbicara, Bigboss sedang mengasah pisau semakin menambah kengerian menampakkan bahwa kata-katanya tidak ada candaan.

ALANKA|2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang