22. Kilasan Masa Lalu

94 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Jika bisa kembali ke masa lalu, aku tidak ingin dilahirkan oleh dia yang berani meninggalkan keluarganya hanya demi orang asing."

-Alfarel Garendra-

....


Alfa menatap kosong langit malam yang ditaburi bintang tanpa adanya bulan. Punggungnya yang lelah ia sandarkan di kursi. Saat ini ia berada di luar teras rumahnya.

"Mela?" gumam Alfa. Cowok itu tersenyum miring saat mengingat tentang Mela. "Cewek gila itu pacar gue? Kagak mungkin!" Alfa menunduk sambil memejamkan matanya. Pikirannya berkecamuk memikirkan tentang Mela, cewek gila yang selalu mengganggu dirinya saat SMP. Cewek kedua yang menjadi mimpi buruknya. Namun sekeras apapun Alfa menghindar dari Mela, cewek gila itu pasti tetap akan datang dan mengganggu hidupnya. Hanya karena Mela kaya, dia bisa melakukan apapun. Tapi Alfa benci cewek gila itu. Cewek gila yang merusak pertemanannya dengan Mario.

Helaan nafas keluar dari bibir Alfa. Ia kembali mendongak menatap langit malam. Alfa sebenarnya sangat ingin melupakan masa lalu yang sangat ia benci itu. Namun Alfa tak bisa! Ia seolah terperangkap dam tak bisa lagi keluar.

Alfa memejamkan matanya saat kembali mengingat memori kelam dalam hidupnya. Memori yang menjadi alasan dirinya membenci sosok wanita dalam hidupnya. Sosok wanita yang pada kenyataanya sudah melahirkan dirinya ke dunia ini. Namun, apakah Alfa pernah meminta untuk dilahirkan dari rahim wanita itu?

~~~

Alfa kecil berjalan memasuki rumahnya yang terlihat sepi. Matanya mengedar mencari sosok ibunya yang tidak kelihatan. Bibir mungil Alfa cemberut saat tak melihat sosok ibunya. "Mama kemana sih?"

"Ma, Mama dimana?" teriak Alfa kecil.

Mata Alfa kecil berkedip beberapa kali saat melihat pria asing yang seumuran dengan ibunya tengah duduk di sofa tepat disamping ibunya. Alisnya mengerut dengan mata memicing sang pria itu bangkit dan berjalan ke arahnya. Pria yang tak di ketahui namanya itu berjongkok dihadapan Alfa. "Hay, Alfa!"

Alfa hanya terdiam tak membalas sapaan pria asing itu. Bocah kecil itu menoleh menatap ibunya yang hanya terduduk di sofa. "Ma, dia siapa?"

Wanita itu tersenyum. Ia bangkit lalu berjalan menghampiri Alfa dan pria asing itu. "Dia suami mama, panggil dia paman Jordi. Dan kalo kamu mau, kamu bisa panggil dia daddy."

Alfa terdiam memandangi pria asing dihadapannya. Ia masih tak mengerti mengapa ibunya memanggil pria lain sebagai suami, padahal bukankah ayahnya adalah suami dari ibunya itu? Lalu kenapa bisa ibunya mengakui pria lain sebagai suaminya?

Bima yang baru saja pulang dari kantor mengerutkan alisnya melihat pria asing yang masih berjongkok dihadapan Alfa. Mata Bima membulat, pria itu berjalan ke arah mereka dan menarik lengan Alfa mendekat ke arahnya.

ILY Alfarel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang