.
.
."Pada akhirnya, tetap kamu yang menjadi tempat aku pulang!"
-Alfarel Garendra-
....
Alfa tersenyum menatap seseorang yang berada di sampingnya. Seseorang yang selalu menjadi alasannya tersenyum. Seseorang yang selalu menjadi tempat dirinya untuk pulang. Seseorang yang menjadi sumber bahagianya.
"Kenapa lo senyum-senyum liatin gue? Gue cantik ya?" tanya orang itu sambil menangkup kedua pipinya dengan telapak tangannya. Mata coklatnya yang berbinar semakin terlihat indah. Alfa tak tau bagaimana cara mendeskripsikan sosok sempurna di sampingnya itu. Sosok itu begitu sempurna untuk Alfa deskripsikan.
Alfa tersenyum lebar. "Iya, lo cantik! Lo sempurna!"
Orang itu memukul pelan pundak Alfa dengan malu-malu. "Apaan sih lo?" Orang itu mendengus pura-pura sebal sambil melipat tangannya di depan dada dengan kepala yang tak menatap Alfa. "Dasar gombal!" Ia berkata sambil menahan senyuman.
Alfa menjatuhkan kepalanya ke pundak orang itu. Memejamkan matanya sambil menikmati angin pantai yang sejuk. "Jangan pergi lagi, tetep disamping gue!"
Sebelah tangan orang itu mengelus rambut Alfa dengan lembut. "Emangnya gue pernah pergi ninggalin lo? Kayaknya gue gak pernah deh?"
Alfa hanya terdiam. Menikmati elusan tangan orang itu di rambutnya.
"Lo tau, Alf? Gue saat ini bahagia banget, kalo lo gimana? Bahagia juga gak?" tanya orang itu.
Cowok itu memejamkan matanya. "Bahagia gue cuma saat lo ada disisi gue, karena kalo lo pergi gue udah gak punya alasan lagi buat bahagia."
Orang itu terdiam dengan pandangan yang mengarah ke arah langit senja dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa lo udah gak punya alasan bahagia kalo gue gak ada disisi lo? Cara bahagia kan sederhana, lo hanya perlu berdamai sama diri lo dan hidup lo."
Alfa membuka matanya. "Sayangnya gue gak bisa!"
"Kenapa gak bisa?"
"Karena gue lebih mencintai lo dari pada diri gue sendiri!"
Orang itu terdiam. Hingga ia mulai menangkup kedua pipi Alfa agar bisa melihatnya. Senyuman yang terlihat begitu hangat dan tulus terbit dibibir orang itu. "Alf, jangan terlalu mencintai gue. Mencintai manusia lebih dari mencintai diri lo sendiri cuma bakal buat hidup lo semakin menderita. Seenggaknya, cintai gue dengan standar aja! Dan selebihnya, cintai diri lo sendiri!"
Orang itu memeluk Alfa. "Gue cuma butuh dicintai dengan sederhana sama lo, bukan berlebihan yang melebihi cinta di diri lo sendiri."
"Apa dengan mencintai diri gue lebih besar dari pada cinta gue ke lo, bisa buat lo tetap disisi gue?"
Orang itu hanya terdiam sesaat. Saat hendak berkata, suara teriakan dari arah belakang menghentikannya. Keduanya menoleh menatap Gavin yang melambai ke arah mereka.
"Woy, ayok cabut!" ajak Gavin dengan nada tinggi.
Alfa menoleh menatap orang itu. "Ayok kita pergi!"
Orang itu tersenyum lalu mengangguk. "Iya!"
Mereka berdua mulai mendekat ke arah Gavin sambil berpegangan tangan. Melemparkan senyum satu sama lain, membuat Gavin mengerutkan alisnya saat melihat Alfa yang begitu bahagia entah karena apa, namun cowok itu mengangkat kedua bahunya bodoh amat. Setidaknya Alfa sudah mulai bahagia.
---------
Finishhh!!
Cerita ILY Alfarel akhirnya tamat dan semoga cerita ini bisa menghibur dan memberikan pelajaran untuk semua para pembaca sekalian.
Dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini.Saya sebagai author dari ILY Alfarel sangat amat senang dan bahagia karena bisa menyelesaikan cerita ini sampai tamat meskipun banyak halangan dan rintangan yang harus saya hadapi.
Dan untuk para pembaca, jika berkenan kalian bisa memberikan ulasan mengenai cerita ini sepuas kalian. Bahkan meluapkan kekesalan kalian akan beberapa para tokoh juga tidak masalah.
Emot love buat kalian 😘❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Ficção AdolescenteWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...