.
.
.
Kamu boleh menjadi lemah, setidaknya bersamaku.
-Alatera Andhira-
....
Tera mengerutkan alisnya saat melihat lingkaran hitam disekitaran mata Alfa. "Lo kagak tidur semalam?" Cewek itu bertanya dengan nada khawatir.Alfa terdiam sesaat. Cowok itu tersenyum tipis. "Kagak."
"Kenapa?"
Alfa kembali terdiam. Sebelah tangan cowok itu terangkat untuk mengelus pipi Tera. "Kagak apa-apa kok," jawab Alfa.
Tera menghela nafas. Ia berjinjit agar bisa meraih kepala Alfa, lalu menangkup pipi cowok itu. "Alf, wajah lo bukan topeng jadi jangan pernah lo sembunyiin."
Alfa mengerutkan alisnya bingung.
"Kalo lo sedih, lo bisa nangis. Kalo lo kesel, lo bisa marah. Kalo lo bahagia, lo bisa tertawa atau tersenyum. Tunjukin semua emosi lo, Alf. Jangan pernah masang wajah yang seolah-olah nunjukin kalo lo baik-baik aja padahal kagak. Kalo lo malu nunjukin emosi lo, lo bisa tunjukin ke gue karena gue selalu ada buat lo, Alf. "
Alfa terdiam sesaat dengan mata berkaca-kaca. Entahlah, mendengar perkataan Tera membuatnya merasa terharu. Apalagi saat ini ia benar-benar butuh seseorang yang akan mendengar semua keluh kesahnya selama ini. Penderitaan yang selalu ia pendam.
"Ra, makasih!" Alfa meletakkan dagunya ke pundak Tera. "Jujur, gue capek Ra." Alfa berkata dengan lirih. "Semalam seseorang yang gue sayang tiba-tiba sekarat."
Tera hanya terdiam. Tangannya terangkat mengelus punggung Alfa yang sedikit bergetar.
"Semua bakal baik-baik aja, Alfa."
Keheningan terjadi. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Alfa melepaskan pelukan keduanya. Kedua tangannya memegang pundak cewek itu. Mata hitam legamnya menatap Tera dengan teduh. "Gue mau pertemuin lo ama bokap gue, Ra. Lo mau kan?"
"Jelas maulah, gimana sih?" kesal Tera. Cewek itu memeluk Alfa manja dengan kepala mendongak menatap cowok itu. "Gue kan sebagai calon menantunya harus ketemu dong sama beliau."
Alfa tersenyum simpul. Sebelah tangannya yang bebas mengusap kepala Tera.
Keesokan harinya, tepatnya hari minggu. Hari libur yang sangat dinanti-nantikan oleh para siswa dan para pekerja. Begitupun dengan Tera, apalagi saat ini ia akan bertemu dengan ayah dari Alfa. Keduanya saat ini tengah berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang rawat ayah Alfa.
"Gimana, gue cantik gak?" tanya Tera seraya merapikan rambutnya.
Alfa tersenyum. "Cantik!"
Tera memeluk lengan Alfa sambil terkekeh kecil. "Lo juga ganteng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...