.
.
.''Rasa kecewaku padamu bahkan tak membuat diriku berhenti mencintaimu."
-Alatera Andhira-
....
Tera memasuki kamar mandi sembari menguap. Baju piyamanya ia lepas satu persatu. Ia mulai menyalakan shower. Kepalanya ia angkat ke atas, matanya memandang shower yang menjatuhkan air dengan senyuman tipis.5 menit ia habiskan mandi, Tera mulai meraih handuk biru pastel miliknya. Ia keluar kamar mandi seraya bersenandung.
Sebelah tangannya terangkat membuka lemari bajunya. Ia meraih seragam sekolahnya. Selepas memakai seragam sekolahnya, ia mulai menari-nari sambil mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut.
Tera menatap dirinya di pantulan cermin. Kedua tangannya terangkat memperbaiki rambutnya. Merasa penampilannya sudah oke, ia meraih tas sekolahnya untuk disampirkan ke pundak nya.
"Fighting Ra, lo pasti bisa! "
Tera berjalan menuruni anak tangga sambil bersenandung. Mata hazelnya yang melihat kedua orang tuanya sudah berada di meja makan membuat senyuman terbit di bibirnya. Ia melangkahkan kakinya mendekati kedua orang tuanya itu.
"Pagi Ayah Bunda," sapa Tera.
"Pagi juga sayang," sahut Amanda.
"Pagi juga princess Ayah," timpal Chandra.
Tera meraih roti yang sudah diberikan selai coklat itu. Ia menatap kedua orang tuanya dengan senyuman manis. "Ayah Bunda, doain ya?"
"Doain apa?"
"Doain aja semoga apa yang aku lakuin lancar jaya, gak ada hambatan." Tera berkata dengan mulut yang dipenuhi roti, membuat kedua pipinya yang sudah tembem semakin tembem.
"Kalo itu tentang kebaikan, pastilah Bunda doain."
Ia meraih susunya dan mulai meminumnya dengan rakus. "Ini kebaikan kok Bunda, kebaikan untuk hati aku yang udah berusaha."
Amanda menghela pelan, lalu wanita paruh baya itu tersenyum tipis. "Bunda bakal doain."
"Bunda janji ya?"
"Iya sayang," balas Amanda.
"Ayah juga harus doain aku, karena katanya doa orang tua adalah kunci sukses anaknya loh?!"
"Iya, Bunda sama Ayah bakal doain kamu."
"Makasih Bunda dan Ayah Tera yang paling cantik dan ganteng sedunia."
***
Tera berhenti sejenak. Ia menolehkan kepalanya menghadap jendela kelas. Menelisik penampilannya sebelum benar-benar menghadap ke cowok yang disukainya. Cewek itu menghela nafas pelan berusaha meredakan kegugupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...