.
.
."Bersama kamu, semuanya terasa menyenangkan. Meskipun kamu gak pernah tersenyum."
-Alatera Andhira-
....Suasana malam yang dingin membuat ke tujuh orang anggota SISPALA beserta sang ketua SISPALA duduk melingkar dengan ditengahnya terdapat api unggun yang baru saja dibuat.
“Tera? “
“Iya, “ sahut Tera.
“Lo bisa ngomong p tanpa nyentuh bibir bawah ama bibir atas lo kagak?”
Tera terdiam sejenak. Ia lalu mencoba melakukan apa yang diucapkan oleh Fara. Namun sangat sulit. Ia malahan hanya bisa berkata eh dan heh saja.
“Gak bisa Far, “ ujar Tera.
“Dasar bego,” hina Alfa.
Tera cemberut. “Kok lo ngatain gue bego sih, Alf. “ Tera protes tidak terima.
“Lo emang bego,” sarkas Alfa.
Rafka menoleh menatap Tera yang duduk disampingnya itu. “Lo tau kagak Ra, kenapa Alfa ngatain lo bego?”
Tera menggelengkan kepalanya. Ia balas menatap Rafka dengan kepala yang sedikit miring. “Emang kenapa?”
“Ya karena lo mau aja dibegoin ama Fara. “
“Maksudnya? “
Lio menghela nafas kasar. “Lo tau kagak, manusia katanya kagak bisa napas kalo mulut mereka terbuka. “
Mendengar perkataan Lio Tera mulai membuka mulutnya seraya berusaha bernafas melalui hidung. Semua yang berkumpul disana terkekeh kecil melihat tingkah Tera yang terlihat bodoh namun mengemaskan, kecuali Alfa tentu saja. Cowok itu hanya terdiam menatap datar tingkah Tera yang konyol di matanya.
“Gue bisa kok,” ucap Tera.
“Gue bingung deh Ra, lo polos atau bego?” celetuk Fara.
“Kagak keduanya,” jawab Tera.
“Seru kagak camping kayak gini?” tukas Gema.
“Seru banget, “ pekik Tera dengan senang.
“Gue baru tau kalo camping itu seseru ini, apalagi pas udah ngumpul kayak gini. Kagak nyesel deh gue.”
“Kalo nanti lo mau ikut lagi?" timpal Bianca.
“Mmm …” Tera menolehkan kepalanya ke arah Alfa. “Iya?”
Bianca yang melihat Tera yang menatap Alfa mengulum senyum. “Lo ikut aja, kan bakal ada Alfa yang bantuin lo.”
Wajah Tera memanas saat mendengar perkataan Bianca. Cewek itu menangkup pipinya dengan kepala menunduk. Semua yang ada di sana tau bahwa Tera menyukai Alfa. Dan tanpa Tera beritahu pun, mereka udah tau alasan cewek itu ingin ikut camping. Di sekolah, tdak ada yang tidak tahu bahwa saat ini Tera tengah mengejar cinta Alfa.
Mereka semua mulai kembali bernyanyi bersama. Menikmati udara dingin di hutan dan panasnya api unggun di hadapan mereka dengan suka cita, sesekali bercanda dan saling mengejek satu sama lain.
"Raf, Alfa itu gimana sih menurut lo?" Tera bertanya dengan tatapannya tetap mengarah pada Alfa yang hanya terdiam tanpa ekspresi. Ia tak tau apa yang saat ini ada dipikiran cowok itu.
"Alfa baik, dia juga pinter."
"Lo tau gak Raf, kalo Alfa itu gak suka dan benci cewek?"
Rafka menoleh menatap Tera sembari tersenyum tipis. “Alfa itu emang gak suka dan benci sama cewek, tapi dia masih ngehargain cewek kok. Tapi kayaknya, dia paling gak suka kalo ada yang deketin dia dengan obsesi.”
Tera menoleh menatap Rafka. "Lo tau banyak tentang Alfa ya, Raf!?"
"Gak juga," balas Rafka.
"Alfa itu sesuatu yang susah di tebak," lanjut Rafka sambil menatap Alfa dengan tatapan yang sulit diartikan. Tera ikut menatap Alfa. Ujung bibir cewek itu terangkat membentuk senyuman tipis. "Lo bener Raf, Alfa emang sesuatu yang susah di tebak."
***
Tera berjalan menghampiri Alfa yang duduk sendirian. Cewek itu mendudukkan dirinya di samping Alfa. Kepalanya lalu menoleh menatap cowok itu yang kini tengah mendongak menatap langit malam. Wajah Alfa yang disinari bulan terlihat indah di mata Tera. Kedua ujung bibir Tera terangkat membentuk senyuman. Matanya fokus menatap Alfa. Tera menyukai momen seperti ini. Dimana dirinya bisa menatap Alfa dari jarak sedekat ini mampu membuat jantung Tera berdebar cepat.
Tera mendongak ikut menatap bulan. “Lo suka bulan ya?" Ia bertanya.
Alfa hanya diam. Matanya hanya fokus pada satu titik di atas langit, bulan purnama. Bulan sempurna yang selalu menarik dimata Alfa.
“Alfa?” panggil Tera saat mendapat respon dari Alfa.
“Hmm. “ Alfa menyahut dengan malas.
Tera tersenyum. Cewek itu mendongak menatap langit malam.
“Kenapa lo suka bulan? “ Tera kembali bertanya.
Alfa bangkit dari duduknya. Saat akan melangkah pergi ia terlebih dahulu berujar, “Gue suka atau enggak, bukan urusan lo! “
Tera menghela nafas berat seraya menatap kepergian Alfa.
“Susah amat sih deketin lo,” gumam Tera.
Tera mendengus sebal. “Dasar pangeran gue!” Sedetik kemudian, ia mulai tersenyum. "Tapi gak apa-apa, gue pasti bisa buat lo balas mencintai gue Alfarel Garendra."
---------
JANGAN LUPA DI VOTE DAN KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...