03. Mencoba berani

132 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Tuhan begitu gak adil, karena bisa-bisanya dia hanya menciptakan kamu seorang. Bahkan semesta pun ikut gak adil saat dia hanya mempertemukan kita tanpa saling mengenal satu sama lain. "

-Alatera Andhira-

.....

Tera mengunyah makanan di mulutnya dengan sesekali melirik ke arah ayah dan ibunya.

Amanda yang merasa dilirik pun menoleh ke arah putrinya itu. "Kenapa Sayang?"

"Ah, enggak!"

"Yakin?" timpal ayahnya, Candra.

Tera terdiam sesaat dengan kepala menunduk. Ia mendongak menatap kedua orang tuanya dengan tatapan yang entah apa.

"Kenapa?" tanya Candra.

Tera membuka mulutnya hendak bersuara, namun kembali ia urungkan saat mengingat kalau apa yang ia tanyakan mungkin sangatlah tidak cocok untuk saat ini. Helaan nafas pelan keluar dari bibirnya. Senyuman tipis terbit di sudut bibirnya. "Gak ada kok!"

Amanda menghela nafas saat melihat tingkah putrinya yang seperti menyembunyikan sesuatu. Berbeda dengan Candra yang hanya mengangguk seolah mengerti.

"Bunda, Ayah, aku ke kamar ya?" izin Tera sembari bangkit dari duduknya setelah menghabiskan makanannya.

"Iya sayang, eh jangan lupa bawa susu kamu." Amanda berujar mengingatkan.

Tera tersenyum. "Siap Bundaku yang paling cantik sedunia," ucap Tera.

Tera beranjak dari duduknya sambil meraih gelas favoritnya yang sudah berisikan susu yang selalu wajib ia minum setiap malam dan pagi. Ia menaiki anak tangga sembari bersenandung ria.

Cewek itu memasuki kamarnya, lalu menutup pintu kamarnya.

Ia melangkahkan kakinya ke arah kasurnya. Gelas yang berada di tangannya ia letakkan di atas nakas. Pantatnya mulai ia dudukkan diatas kasurnya. Sebelah tangannya menarik laci nakas, lalu meraih selembar foto. Matanya memandang foto yang berada ditangannya itu dengan sayu.

"Alfarel Garendra, lo tau kagak sih perasaan gue ke lo? Gue cinta ama lo. Pliss, gue mohon peka dong!" Ia berujar sembari mengelus foto itu dengan lembut.

Tera memeluk selembar foto itu. Seolah ia tengah memeluk cowok itu. "Capek tau berharap. "

Tera menghela nafas. Ia menjauhkan foto itu dari dirinya. Ibu jarinya mengelus foto itu. "Lo tau kagak sih, Alf? "

ILY Alfarel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang