.
.
."Jika saja rasa sayang itu bisa diukur dan dilihat, mungkin kamu akan tau kalo aku lebih menyayangi kamu dari pada diriku sendiri."
-Alfarel Garendra-
....
Tera merebahkan tubuhnya ke kasur miliknya. Kepalanya menoleh menatap boneka beruangnya. Boneka beruang yang begitu ia sayangi, apalagi boneka itu adalah boneka pemberian dari kakaknya. Tangannya meraih boneka itu. Menatap boneka sambil tersenyum. "Tomtom, hari ini aku masih bahagia!" Senyuman Tera memudar. "Tapi gak tau sampai kapan."
Cewek itu memeluk boneka beruang bernama Tomtom itu. Helaan nafas keluar dari bibirnya. Mata coklatnya yang saat ini sedang menatap langit-langit kamarnya tak sama dengan pikirannya yang sibuk memikirkan Alfa. "Kira-kira, pacar gue lagi apa ya?"
"Hubungin gak ya?" Ia masih bergumam.
Tera bangkit dari tidurannya. "Hubungin aja!" Ia kemudian meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Mencari nama kontak Alfa. Setelahnya, ia mulai mendial nomor itu.
Tera tersenyum saat Alfa mengangkat video callnya.
"Kenapa?" Alfa diseberang sana bertanya.
"Gak apa-apa, cuma kangen aja!"
Tera merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap. Kedua kakinya ia angkat menyentuh pantatnya. Sebelah tangannya yang tidak memegang ponsel ia jadikan tumpuan untuk kepalanya.
"Lo gak lagi ngapa-ngapain?" tanya Tera.
Diseberang sana, Alfa mengubah posisi yang tadinya bersandar ke sandaran kasur berubah menjadi menyamping.
"Gak lagi ngapa-ngapain, cuma mau rebahan aja."
Tera tersenyum. "Gimana sama hari ini? Berjalan lancar gak? Lo baik-baik aja kan di tempat kerja?"
Alfa tersenyum. "Semuanya berjalan lancar dan baik-baik aja kok!"
"Lo gak capek?"
"Lumayan!"
"Ngantuk gak?" Tera kembali bertanya.
"Dikit!"
"Tidur aja, " suruh Tera.
"Video callnya gimana? Dimatiin aja? Katanya lo kangen ama gue."
Tera mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping. "Gak usah dimatiin, kita sleep call aja. Gue mau liat lo tidur!"
Alfa tersenyum. Cowok itu mulai memejamkan matanya hendak tidur. Tera tersenyum menatap Alfa yang tertidur. "Good night Alf, semoga mimpi indah!"
***
Tera menyodorkan boneka beruang berukuran sedang di tangannya itu ke Alfa. "Boneka beruang buat lo.""Kenapa lo ngasih gue boneka? Bukannya boneka itu cuma buat anak-anak kecil? Gue kan udah bukan anak kecil lagi, jadi ngapain lo ngasih gue boneka?"
Tera membuang nafas. "Lo pikir boneka itu cuma buat anak kecil? Semuanya bisa kali main boneka, termasuk lo."
Alfa hanya terdiam namun tetap meraih boneka beruang itu.
"Kalo lo lagi sendirian dan pengen ngeluapin semua keluh kesah lo, lo bicara aja sama boneka itu. Anggap aja boneka itu gue."
Alfa mendongak menatap Tera yang kini tersenyum ke arahnya.
"Boneka itu hadiah kecil dari gue buat nemenin lo kalo gue kagak ada di samping lo."
Senyuman terbit di sudut bibir Alfa. "Thanks, gue janji bakal jaga boneka ini."
Tera menghela nafas lega. "Bagus deh!"
"Oh iya, namanya Tomtom." Tera melanjutkan.
"Kok Tomtom?"
"Soalnya gampang di inget, dan juga namanya imut kayak bonekanya. " Tera menarik kedua pipi Alfa dengan gemas. "Apalagi yang bakal jadi pemiliknya."
Alfa ikut menarik kedua pipi Tera dengan gemas.
Tera meringis pelan. "Lepas, Alf! Sakit."
Alfa menghentikan tarikannya pada pipi chubby Tera. Cowok itu meraih kembali boneka beruang pemberian dari Tera yang berada di pangkuannya. Matanya menatap boneka beruang itu dengan teduh.
"Ra," panggil Alfa.
"Kenapa, Alf?" tanya Tera menoleh menatap Alfa.
Alfa ikut menoleh menatap Tera. "Kalo misalnya lo disuruh milih antara gue yang lupain lo atau lo yang lupain gue, lo pilih mana?"
"Gue milih lo aja yang lupain gue," jawab Tera dengan senyuman manis.
"Kenapa?"
"Karena gue bisa buat lo cinta gue lagi, seperti sekarang ini."
Alfa mengulum senyum.
"Tapi kalo lo yang lupain gue, gimana? " tanya Alfa.
Tera menyentuh dagunya berpikir. "Kayaknya lo cuma perlu muncul di hidup gue deh, dan pasti nya setelah ngeliat lo gue bakal jatuh cinta lagi."
Alfa tersenyum manis saat mendengar ucapan Tera.
"Alf, jangan senyum!"
"Kenapa?"
"Soalnya lo tambah ganteng," ucap Tera sembari menutup wajahnya karena malu.
Alfa mengulum senyumnya. Tangan cowok itu terangkat mengacak rambut Tera dengan sedikit kasar. "Dasar!"
Tera merapikan rambutnya yang kusut dengan kepala menunduk. "Alfa kalo salting gak harus gini juga, rambut gue jadi kusut tau!"
Kedua tangan Alfa terangkat untuk membantu Tera merapikan rambutnya. "Maaf sayang," ucap Alfa.
Tera mendongak menatap Alfa. "Lo bilang apa tadi? Sayang?"
Alfa mencubit kedua pipi Tera gemas. "Iya sayangnya Alfarel Garendra!"
Alfa meletakkan kepalanya di bahu Tera.
"Ra, apa gue boleh sebahagia ini?"
"Boleh dong, karena semua orang itu berhak untuk bahagia. Gue ama lo pantes bahagia, Alf!" tutur Tera seraya mengusap kepala Alfa dengan lembut.
Alfa tersenyum simpul mendengarnya.
----------
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...