5. Sadar

12.9K 909 12
                                    


Happy Reading

••°°°••

"Jika Ar-rahman ku tidak bisa meluluhkan mu maka izinkan Al-waqiah ku menggapaimu.
Sampai bertemu di pertarungan doa yang ku langitkan"
- Razzalea -

Razzan menghela nafas panjang, sudah satu Minggu Queensy koma tanpa ada kemajuan. Gadis itu terus memejamkan mata seakan enggan untuk kembali membukanya.

"Aza apa mimpimu begitu indah sampai kamu enggan untuk bangun?" Tanya Razzan mengelus rambut Queensy.

Lagi lagi Razzan menghela nafas panjang ketika tidak ada tanda tanda Queensy akan merespon nya. Ia mencium punggung tangan Queensy lalu melihat cincin indah yang melingkar di jari manis istrinya itu, cincin yang ia pasangkan sehari setelah pernikahan.

Setelah selesai menceritakan kisah Nuaiman dan Abu Nawas juga bertanya akan mimpi, Razzan mulai beranjak pergi hendak melaksanakan sholat ashar. Namun belum sempat ia membuka pintu kamar mandi, suara seseorang sukses menghentikan pergerakannya.

"Mimpinya indah, ceritanya juga bagus apalagi suara sholawat yang gue dengar, makanya gue tunda buka matanya biar gue bisa terus dengerin"

Deg...

Sontak suara itu membuat tubuh Razzan membeku. Kata yang diucapkan dengan suara halus dan serak kas seseorang baru terbangun dari tidurnya sukses membuat Razzan menahan nafas. Tanpa melihat pun Razzan tahu siapa pemilik suara tersebut.

Dengan jantung berdetak kencang Razzan mulai membalikkan tubuhnya, hingga kini sepenuhnya ia bisa melihat gadis cantik dengan mata yang terbuka lebar.

"A-aza" Razzan mendekat, masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada pemberitahuan dari dokter bahwa Queensy sudah keluar dari masa koma nya, namun sekarang gadis itu sudah sepenuhnya bangun dari tidur panjangnya.

Gadis yang tampak linglung tersebut mencoba melihat sekeliling nya, terutama melihat sosok laki laki yang sedari tadi juga melihatnya.

"Aza siapa? Lo siapa? Dan dimana orang yang sering nyritain kisah nabi terus Nuaiman dan Abu..."

"Abu Nawas?" Sela Razzan menyadari bahwa Queensy lupa akan hal itu. Sontak Queensy langsung mengangguk cepat.

Razzan menahan senyumnya lantas kembali mendudukkan dirinya. Untuk pertama kalinya ia berinteraksi dengan Queensy itupun setelah keduanya halal. Rasanya benar benar bahagia, bahagia yang tidak dapat di definisikan.

"Sebentar ya saya panggilkan dokter untuk mengecek kondisi mu" Ucap Razzan menekan tombol nurse call.

Queensy mengangguk. Ia menatap Razzan, mencoba menebak ada hubungan apa ia dengan Razzan. "Lo siapa?" Tanya Queensy lagi.

"Lo pasti kakak gue kan?" Tebak Queensy menatap serius Razzan.

"Kamu bisa menganggap begitu" Jawab Razzan. Tak lama setelah itu Rani pun datang bersama dua perawat di belakangnya.

Rani terkejut mendapati Queensy yang sudah sadar dari koma nya dan sedang mengobrol dengan Razzan. Wanita berusia kepala tiga tersebut melempar senyum tipis lalu mulai mengecek kondisi Queensy.

RAZZALEA || OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang