48. Alasan Queensy

5.4K 548 83
                                    


Happy Reading

••°°°••


Queensy termenung di dalam kamarnya seorang diri. Wanita itu tengah berperang dengan batin dan pikirannya. Mendesah pelan lalu memutuskan untuk menghubungi seseorang. Ia tidak bisa terus berada di posisi ini. Sudah dua hari ia sengaja menghindari Razzan, dan itu membuatnya sedikit frustasi. Ya, ia yang menghindar ia sendiri yang frustasi.

Setelah mendapat balasan orang yang di hubungi nya, Queensy langsung bergegas bersiap siap. Ia akan bertemu Kenzo, seperti apa yang diminta lelaki itu beberapa hari lalu. Namun kini ia lah yang meminta bertemu.

Tanpa sepengetahuan Razzan dan kedua temannya, ia keluar pesantren menggunakan taxi online yang sudah di pesan. Menuju tempat yang sudah ditentukan untuk bertemu.

Sesampainya di cafe, ternyata Kenzo sudah lebih dulu sampai dengan dua cup minuman yang menemani nya.

"Assalamualaikum. Nunggu lama?"

Untuk sesaat Kenzo tertegun, sebelum akhirnya menggeleng. "Waalaikumsalam. Baru datang, dan ini udah gue beliin. Lo amnesia tapi nggak mungkin kan kalo selera minuman lo ganti?" Tanya Kenzo seraya menyodorkan minuman rasa matcha.

"Gue suka matcha"

Kenzo menghela nafas lega. "Ada masalah?"

"Lo tau?" Tanya balik Queensy, sedikit terkejut.

"Raut wajah lo, mata lo nggak bisa bohong"

Queensy berdehmm. "Gue ingat Ken. Mungkin nggak semua karna yang gue ingat cuma kehidupan lo, sedangkan hubungan kita gue nggak terlalu ingat, itu ngeblur"

Tak bisa di pungkiri bahwa Kenzo senang mendengar hal itu. "Sejak kapan? Dan kenapa ingatan lo tiba tiba balik"

"Malam di hari kita ketemu gue mimpi dan salah satu alasan gue minta ketemuan sama lo, gue mau mastiin sesuatu. Gue gatau ini bener fakta atau cuma bunga tidur"

"Lo mimpi apa?"

"Kehidupan keluarga lo. Lo punya saudara angkat?"

Kenzo meremat ujung baju nya. "Kenapa hal itu yang lo ingat?"

"Gue butuh jawaban lo Ken!?"

Sejujurnya Kenzo sangat malas membahas hal ini, namun di hadapannya yang bertanya adalah Queensy. Maka ia harus menjawabnya.

"Iya gue punya saudara angkat Queen, dia kakak gue"

Queensy memejamkan matanya sekilas. Artinya itu bukan sekedar mimpi tetapi juga ingatannya di masalalu.

"Papa lo masih jahat Ken? Dia masih sering lukain tubuh lo nggak? Gue udah jauh dari lo, jadi siapa yang obati luka lo?"

Kenzo terkekeh gemas melihat raut wajah Queensy yang tampak serius. "Sekarang udah enggak karna gue udah pindah tinggal di Bandung. Dan selama lo pergi gue nggak pernah obati luka yang papa gue kasih, gue biarin juga sembuh sendiri"

Queensy menahan nafas. Ia sangat ingat dengan mimpinya, mimpi yang terasa nyata untuknya. Ia bisa melihat setiap sisi tubuh Kenzo yang terdapat luka entah itu mengering, basah ataupun bekas luka.

"Kenapa nggak di obati? Gimana kalo sampe infeksi!?" Ucap Queensy tak dapat menahan kekesalannya.

"Dulu lo pernah bilang kalo luka datang ke gue ya Ken, gue obatin sampe sembuh. Karna obat nya hilang jadi gue nggak lagi obatin lukanya karena percuma, nggak bakal sembuh"

Queensy paham, sangat paham dengan obat yang dimaksud Kenzo. Itu dirinya, ia lah yang selalu mengobati luka Kenzo sampai sembuh. Kepergiannya itu membuat Kenzo kehilangan obat nya.

RAZZALEA || OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang