Sebelumnya kalo aku minta coment nya jangan cuma minta 'next' bisa ga ya? :)
Jujur seneng bgt ada yg coment next artinya banyak yg nungguin crita ini lanjut tapi lebih seneng kalo ada yg coment di paragraf, kasih restpon baik tiap karakter.
Ga maksa cuma kalo kaya gitu jadi tambah semangat nulis & jadi lebih usaha buat hidupin karakter tokoh.
Itu aja sih sekian terimakasih♡Happy Reading
••°°°••
"Ini bukan salah Al, saya yang memaksanya untuk turun ke arena" Ucap Aksa tiba tiba menghadap Adam, ulama yang sangat dikagumi semua orang.
"Iya benar. Al gak salah om tolong jangan hukum cambuk teman saya" Pinta Tama memohon kepada Adam.
Tak hanya Adam, semua yang mendengar pun melototkan matanya. "Om?" Cicit Queensy menahan tawanya.
Adam menoleh melihat Queensy. Pria baya tersebut juga sama terkejutnya dipanggil Om.
Tama mengabaikan tatapan aneh teman temannya. Lelaki itu tetap berceloteh membela Razzan dari hukuman. Bukan karena apa, ia pernah mendengar bahwa hukuman di pesantren rentan cambukan.
"Al disini tidak membawa pengaruh buruk, justru membawa pengaruh baik buat saya yang setengah punk" Oceh Tama mengangkat jari telunjuk dan kelingking nya.
Fares menggeplak tengkuk belakang Tama. "Goblok lo jangan malu maluin!!"
"Syukron kek, teman saya ini memang 100% kurang 1%" Ucap Fares membungkukkan badannya.
Kali ini Queensy tidak lagi bisa menahan tawanya. Gadis itu terkikik pelan. "Syukron artinya trimakasih"
Fares menunduk malu lalu segera mengeluarkan ponselnya untuk browsing. "Oh ralat maksud saya afwan kek"
Alister tertawa kencang sembari memukul lengan Fares. "Ternyata lo lebih goblok dari Tama, Res"
Adam menahan tawanya lantas berusaha menetralkan raut wajahnya. "Saya akan menghukum cambuk Razzan 100 kali karena sudah melanggar aturan pesantren. Tidak boleh keluar diatas jam 10 malam"
"Maka saya akan membawa pergi Al" Sahut Aksa cepat.
Adam mengangkat sebelah alisnya. Lelaki ini lebih masuk akal dari dua lelaki lainnya. "Tanya dulu ke istrinya, diijinkan tidak"
Semua mata tertuju kepada Queensy. Gadis itu berdehmm pelan. "Pulang, aku mau pulang!!"
"Anjir anjir itu istrinya Al" Pekik Tama melototkan matanya.
Razzan berdecak kesal melihat Tama yang sedang menatap Queensy dengan mata melotot. "Jangan pandangi istri saya, jaga pandangan kalian semua!!" Titah nya tak terbantahkan lalu segera dituruti oleh mereka tak terkecuali Alister.
"Sejak kapan lo nikah Al?" Tanya Fares.
"2 bulan lalu"
"Sudahlah Razzan sekarang bawa istrimu pulang. Lihat banyak pasang mata yang tertuju kepada istrimu" Sahut Adam.
Razzan melihat sekitar. Ternyata benar hampir semua mata tertuju kearahnya terutama kearah Queensy dan Adam. "Bagaimana bisa saya seceroboh ini" Batin Razzan mendekati Queensy.
"Kalau begitu saya pamit. Assalamualaikum" Pamit Razzan menggenggam jari kelingking Queensy lalu menuntunnya pergi menjauh.
"Waalaikumsalam"
"Kalian jangan pergi dulu, ada hal yang harus saya tanyakan" Ucap Adam melihat keempat lelaki di hadapannya. Membuat keempatnya meneguk kasar ludahnya.
"B-baik om/kek"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZALEA || OPEN PO
Teen FictionFollow dulu because beberapa part ada yg di privat. 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓼𝓲𝓭𝓮𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪 -𝐑𝐚𝐳𝐳𝐚𝐥𝐞𝐚 ••°°°•• Tentang Razzan Fathar Ghazalah seorang Gus muda di pesantren Al Adamaya, Bandung. Razzan sosok laki...