14. Pindah ke pesantren

9.4K 721 18
                                    


Happy Reading

••°°°••

Queensy memejamkan matanya, bibirnya terus bergerak melafalkan surah Al Mulk sesuai dengan perintah Razzan pagi tadi. Gadis itu mengepalkan kedua tangannya, untuk kesekian kalinya ia lupa ayat terakhir surah tersebut.

"Arghh sialan" Teriak Queensy mengacak rambutnya.

Razzan menaruh secangkir teh di meja hadapan Queensy. Lelaki itu duduk di samping istrinya lalu mengelus rambut halusnya. Sungguh ia tidak ada niatan memaksa ataupun mempersulit Queensy, ia hanya ingin Queensy belajar dari kesalahan kecil sekaligus ini cara ia memperkenalkan Queensy dengan surah surah pendek Al Qur'an.

"Gue kesulitan" Ucap Queensy menjauhkan tangan Razzan dari kepalanya. "Gue tau gue nglakuin kesalahan tapi apa lo bakal terus ngehukum gue pake cara hafalan?" Tanya Queensy kesal dengan Razzan.

Razzan menghela nafas panjang lalu menggeleng pelan.

"Kalo gue selingkuh apa lo bakal hukum gue buat hafalan Qur'an 30 juz?"

"Tidak, bukan seperti itu Aza" Jawab Razzan memegang kedua tangan Queensy namun segera ditepis oleh sang empu.

"Gue capek dikit dikit disuruh hafalan, dilarang ini itu, gue pengen bebas, gue pengen nikmatin masa muda tanpa hal yang bikin gue tertekan mas. Udah cukup gue tekanan karna masuk sekolah yang orang tua atau bahkan lo pilih, lo kira seneng masuk sekolah yang nggak lo harapin? Gue mau sekolah biasa, agama dan aturan sewajarnya" Untuk kali ini biarkan Queensy mengeluarkan uneg uneg nya.

"Gue juga gatau kenapa papa mama jodohin gue sama cowok paham agama terlebih lo seorang Gus padahal tahu anaknya fakir agama yang pasti sulit buat ngimbangi. Lo kenapa mau mas? Gue yakin pasti banyak santri yang bisa ngimbangi lo, lo kenapa milih gue?" Queensy terus berucap dengan nafas yang memburu, terdengar nada putus asa dari gadis itu membuat hati Razzan terasa seperti disayat sayat.

Razzan menatap sendu Queensy, lalu mencoba untuk kembali tersenyum. "Karna kamu jodoh yang dikirim Allah lewat Abi dan Umi untuk saya, memang kita terikat karena sebuah perjodohan namun dibalik itu Allah yang menetapkan semuanya, kita sebagai umatnya harus ikhlas menerima dan terus berdoa juga berikhtiar"

"2 tahun sebelum saya mengkhitbah kamu, saya tidak pernah menemui kamu namun saya selalu berdoa yang terbaik untuk kamu. Saya mencintai kamu walau kita tidak pernah bertemu, bertukar kabar apalagi mengobrol karena saya mencintai kamu lewat doa. Saya memilih untuk mencintai kamu dengan cara halal sebelum akhirnya saya berani menghalalkanmu dengan cara datang dan mengkhitbah kamu. Ana uhibbuki fillah zaujati, saya tidak pernah menyesal memilih kamu untuk menjadi pendamping hidup saya"

Queensy semakin menundukkan kepalanya, menggigit bibir dalamnya. Mendengar itu perasaannya lebih tenang, hati nya pun perlahan mulai terbuka. Ia mengangkat kepalanya, rasa bersalah muncul ketika matanya bersitatap dengan mata sendu milik Razzan. "Maaf"

Razzan mengelus pucuk kepala Queensy, untuk kali ini tidak ada penolakan dari istrinya itu. "Tidak papa, saya paham mungkin ini terlalu mendadak buat kamu. Saya juga minta maaf, mungkin selama ini saya sudah berlebihan dan terlalu keras buat kamu, jika seandainya nanti kamu kembali merasa kesulitan ataupun keberatan kamu bilang ke saya, kita hadapi kesulitan itu sama sama"

"Lo nggak salah, yang lo lakuin udah bener gue nya aja yang kekanakan cuma mikirin diri sendiri"

Razzan tersenyum lembut. "Sekarang saya tanya, apa kamu sudah sepenuhnya ikhlas menerima saya sebagai suami kamu?"

RAZZALEA || OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang