57. Janji Razzalea

4.7K 475 143
                                    


Vote & coment dulu biar berkah baca nya...

Happy Reading

••°°°••

Razzan terus mengikuti kemana Queensy pergi, bak ekor yang akan pergi kemana induknya membawa nya. Membuat Queensy mendengus kesal.

"Kamu bisa diem di tempat ga sih mas? Kamu jangan ngintilin aku, aku mau keliling bentar" Kesal Queensy menghentikan langkahnya. Menatap kesal Razzan.

"Jangan marah lagi" Ucap Razzan pelan. "Saya minta maaf kalau salah"

"Iya iya aku maafin. Sekarang kamu mandi dulu, aku mau makan apel"

Razzan menggeleng. "Nanti mandi, sekarang mau sama kamu dulu"

"Astaga mas. Kok kamu kaya bocil yang gamau ditinggal emak nya sih" Queensy menghela nafas pasrah.

"Mau mandi sekarang tapi sama kamu"

1 detik, 2 detik, 3 detik. "IHHH MESUM" Teriak Queensy memukul lengan Razzan dengan wajah memerah.

Razzan tertawa kecil, lalu segera mencuri kecupan kecil di pipi Queensy. "Saya mandi dulu" Ucap nya setelah itu berlari pergi menuju kamar mandi yang terletak di lantai dua.

Queensy menggeleng geleng kan kepala. Dengan khidmat ia mulai memakan apel merah sesuai seperti yang ada di film Cinderella. Menikmati apel nya seraya memainkan ponsel nya.

Sudah lama ia tak menghubungi orang tuanya. Karena sejak terakhir kali pertemuan dengan orang tuanya yang berakhir pertengkaran, ia belum lagi menghubungi mereka. Namun ia rutin menghubungi Kenneth, adiknya.

Perlahan tangannya mulai mengelus perutnya yang sudah sedikit menonjol. Kata orang, hamil yang di sembunyikan akan berdampak pada pertumbuhan perutnya begitupun sebaliknya. Pertumbuhan perutnya akan lama ketika hamil nya dirahasiakan, berbeda dengan di publish perutnya akan cepat terlihat membesar. Queensy tidak terlalu memikirkan, selagi kandungan dan calon bayi nya baik itu tidak masalah.

"Sayang" Sontak Queensy langsung menjauhkan tangannya dari perutnya. Namun terlambat karena Razzan sepenuhnya sudah melihat.

"Iya kenapa mas?" Tanya Queensy mencoba bersikap seperti biasa.

Masih dengan keterdiaman nya, Razzan duduk di samping Queensy lalu menyodorkan sebuah obat kepada Queensy. "Saya menemukan ini di koper, di lipatan baju kamu. Bisa kamu jelaskan?"

Folamil Genio kapsul. Itu jelas di peruntukkan ibu hamil yang Queensy dapatkan dari check up pertama nya. Wanita itu menerima nya dengan kaku, menggigit bawah bibirnya, enggan menatap balik Razzan.

Alih alih menjelaskan, wanita itu memberengut kesal. Ya, ia akan membuat sedikit drama, ia tak mau waktu liburan nya diisi dengan pertengkaran kecil walau ialah penyebabnya.

"Harusnya kamu pura pura ga liat ini. Rencananya aku mau surprise in kamu nanti abis sholat isya'" Ingatkan Queensy untuk meminta maaf kepada Razzan setelah ini. "Jadi ga so sweet aku ngasih tau nya ke kamu kalo aku hamil" Queensy bergaya merajuk untuk melancarkan drama nya.

Benar. Kali ini Razzan lah yang merasa tak enak, namun juga tak dapat menyembunyikan raut bahagia nya mengetahui fakta bahwa istrinya tengah hamil.

Tanpa aba aba Razzan langsung menarik Queensy ke dalam pelukannya. Memeluknya erat seraya mengecup berulang kali pucuk kepala Queensy yang tak tertutup kerudung.

"Terimakasih, terimakasih sayang. Saya bahagia, sungguh"

Razzan melepas pelukannya. Mengecup setiap inci wajah Queensy. "Sejak kapan kamu tahu kalau kamu hamil? Dan usia nya berapa Minggu? Kenapa kamu tidak langsung kasih tahu saya?" Tanya nya beruntun dengan wajah binar.

RAZZALEA || OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang