Happy Reading••°°••
Razzan memandang dalam kertas bertanda tangan materai di hadapannya. Pandangan lelaki itu menghunus ke depan kala matanya melihat sebaris nama nya berada di atas kertas.
"Gimana Al?" Tanya Aksa datang menghampiri Razzan.
"Lakukan yang terbaik dan untuk sementara waktu carikan baby sitter terpercaya untuk mengurus Raven. Saya belum bisa membawanya pulang, masih ada banyak hal yang perlu saya selesaikan" Ucap Razzan seraya memasukkan kertas tersebut ke dalam map coklat.
Aksa mengangguk siap. "Gimana dengan masalalu istri lo?"
"Dari awal saya sudah menerimanya" Jawab Razzan sungguh sungguh.
"Tapi dia belum putus sama masalalu nya. Gue yakin apa yang gue pikirin juga lo pikirin"
Razzan berdehmm. "Saya yakin istri saya tidak akan kembali ke masa lalu nya, kalaupun kembali saya sendiri yang akan menghentikannya"
"Lo udah cari tahu siapa aja orang yang bersangkutan sama istri lo di masalalu?" Tanya Aksa dan mendapat gelengan dari Razzan.
"Siapapun dia saya siap menghadapinya"
Aksa berdecak kagum. Ia tahu bahwa Razzan tidak akan pernah mundur menyangkut orang yang disayanginya. Apapun yang dihadapinya dia akan tetap maju, pantang mundur sebelum menang.
"Ya ya ya, terus habis ini apa rencana lo? Lo gak lanjut kuliah S2?"
"Lanjut tapi nanti. Saya akan fokus dengan perusahaan dulu dan kamu bersiaplah untuk membantu saya mengelola perusahaan. Bagaimanapun juga saya harus membagi waktu untuk urusan pesantren"
Memang selain menjadi teman dan tangan kanan nya, Aksa juga menjadi sekretaris nya. Tanpa sepengetahuan Adam, Aksa lah yang selama ini membantu mengelola perusahaan dengan orang kepercayaan Abi nya dulu. Hitung hitung untuk melatih pengetahuan dan kecekatan dalam menghadapi masalah perusahaan.
"Ada tambahan, lo ketua Strike Eagle jadi pasti ada waktu yang maksa lo buat turun"
Razzan memijit pelipisnya. Benar, banyak tanggung jawab yang berada di genggaman tangannya. Lelaki itu menghela nafas panjang lalu mengangguk. "Strike Eagle punya berapa anggota?" Tanya nya lupa akan hal itu.
"500 an" Jawab Aksa.
"Cari satu orang untuk mengambil alih posisi ku. Mungkin sekarang sudah waktunya saya mundur, saya tetap ada tetapi untuk pemantau"
"Lo serius?" Tanya Aksa sedikit ragu.
Razzan mengangguk. Waktu lima tahun untuk menjadi ketua sebuah geng mobil besar bukanlah waktu yang singkat. Dimulai sejak dirinya naik ke kelas 10 sekolah menengah atas hingga kini ia berusia 20 tahun.
"Ada satu orang yang udah gue pantau dari mulai masuk geng. Dia tegas, bertanggung jawab, kepribadiannya juga cukup diacungi jempol, tapi dia masih sekolah lebih tepatnya kelas 12"
"Umur tidak akan menjadi masalah. 3 bulan lagi sekolah akan mengadakan ujian akhir, selesai itu bawa dia ke hadapan saya" Titah Razzan.
"Oke siap"
••°°°••
Queensy menguap lebar seraya mengipas tangannya di depan wajah, gerah. Gadis itu tengah dilanda kebosanan, bagaimana tidak sekolah ramai mengadakan campus expo yang membuat semua kelas jamkos. Bagi ia yang tidak aktif dengan kegiatan hanya bisa luntang luntung tanpa kesibukan.
"Za lo udah dapat referensi mau kuliah dimana?" Tanya Zahra yang baru saja memasuki kelas.
Queensy mengedikkan bahu nya tanda tidak tahu. Ia akan bertanya terlebih dahulu kepada Razzan. "Lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZALEA || OPEN PO
Teen FictionFollow dulu because beberapa part ada yg di privat. 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓼𝓲𝓭𝓮𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪 -𝐑𝐚𝐳𝐳𝐚𝐥𝐞𝐚 ••°°°•• Tentang Razzan Fathar Ghazalah seorang Gus muda di pesantren Al Adamaya, Bandung. Razzan sosok laki...