Happy Reading
••°°°••
Razzan meremas ponsel nya, jantung nya pun berdegup kencang. Apalagi ini. Baru saja Aksa mengabarinya bahwa Atha berada di rumah sakit bersama Kenzo atas penyerangan yang terjadi kemarin malam di jl. Ciliwung, jalan yang sering kali terjadi pembegalan.
"Sorry gue baru kabarin lo sekarang, gue panik gak bisa mikir jernih. Sekarang adik lo udah sadar tapi dia diem, gak ngomong apa apa Al"
"Trimakasih, saya ke rumah sakit sekarang. Assalamualaikum"
Tanpa menunggu balasan Aksa, Razzan segera bergegas menuju kamar nya untuk melihat Queensy sebelum akhirnya meninggalkan nya dan menuju ke rumah sakit, melihat keadaan Atha.
Untuk kesekian kalinya Razzan gagal menjaga orang tersayang nya. Bagaimana jika bunda nya mendengar kabar ini. Pasti bunda nya akan merasa kecewa kepada nya, karena gagal menjaga Atha.
"Saya pamit ke rumah sakit ya" Razzan mencium kening Queensy.
Melihat jam yang menunjukkan pukul 10 malam, Razzan mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata. Bagaimana keadaan Atha, apa yang terjadi dengan Atha, bagaimana itu bisa terjadi, seharusnya ia mencari Atha sejak kemarin malam. Pertanyaan juga rasa sesal mulai memenuhi diri Razzan.
Sesampainya di rumah sakit, Razzan segera berlari menuju kamar yang diberitahu oleh Aksa.
Hingga kini Razzan sampai di depan kamar Atha. Lelaki itu menarik nafas nya dalam, lalu melihat keadaan di dalam melalui celah pintu yang tidak tertutup rapat. Posisi tidur Atha membelakangi nya, membuat ia tak dapat melihat Atha yang sudah tertidur atau belum.
Dengan pelan, Razzan mulai masuk. Hati nya berdenyut nyeri melihat punggung kokoh tersebut bergetar, menandakan bahwa Atha sedang menangis dalam diam.
Ia mengelus rambut Atha tanpa bertanya lebih. Menunggu Atha menangis hingga dia merasa puas dan lega. Untuk kedua kalinya ia melihat Atha menangis, yang pertama ketika dulu di Jakarta melihat Atha hancur karena seorang perempuan, yang tanpa ia tahu adalah istrinya.
"Sudah?" Tanya Razzan merasa Atha sudah lebih tenang.
Atha mengangguk, tanpa membalikkan badannya menghadap Razzan.
Razzan melihat perban melingkar di pergelangan tangan Atha. Lagi lagi ia merasakan nyeri yang amat dalam pada hati nya. Tanpa bertanya pun ia tahu penyebab Atha di rumah sakit.
"Kakak panik waktu dengar kamu masuk rumah sakit. Kakak juga menyesal tidak mencari mu sejak kemarin. Terlebih hari ini ada banyak kejadian yang membuat kakak bingung dan pusing"
"Kamu tahu, video masalalu Aza tersebar di grub pesantren. Pesantren heboh sejak pagi tadi, jadi maaf kakak sempat melupakan keberadaan mu. Lalu malam ini ketika kakak sedang berusaha menahan video itu agar tidak bocor ke publik, Aksa menelfon memberitahu kakak kalau kamu masuk rumah sakit. Aksa bilang, kemarin malam kamu sama Kenzo dapat penyerangan preman di jl. Ciliwung. Maaf kakak lupa memberitahumu kalau di jalan itu rawan preman dan pembegalan"
Razzan terus berbicara seraya mengelus kepala Atha. "Apapun yang kamu rasakan sekarang, kakak tidak akan bertanya dan memaksa kamu menjawabnya. Kakak akan menunggu hingga kamu mau bercerita sendiri. Jangan anggap kakak saingan mu Tha, kakak disini sebagai saudara dan mungkin pengganti Abi. Kakak akan berusaha melakukan apapun untuk kebahagiaan kamu, tak terkecuali jika kakak harus melepaskan orang yang kakak cintai"
Razzan mengalah. Ia tidak bisa melihat Atha lebih hancur dari ini, ia juga tidak bisa melihat Queensy yang terus gelisah karena permasalahan nya dengan Atha. Benar kata Atha, bahwa ia harus mengembalikan apa yang sedari awal bukan menjadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZALEA || OPEN PO
Teen FictionFollow dulu because beberapa part ada yg di privat. 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓼𝓲𝓭𝓮𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪 -𝐑𝐚𝐳𝐳𝐚𝐥𝐞𝐚 ••°°°•• Tentang Razzan Fathar Ghazalah seorang Gus muda di pesantren Al Adamaya, Bandung. Razzan sosok laki...