Happy Reading
••°°°••
Sesuai kesepakatan malam ini Razzan akan melakukan balapan mobil untuk yang terakhir kalinya. Lelaki itu mengganti galabiyya nya dengan pakaian casual biasa. Pakaian dengan warna hitam yang lebih mendominasi juga sepatu boots yang akan menemaninya berjuang memenangkan pertandingan.
Jam menunjukkan pukul setengah 11 malam, sudah waktunya para santri istirahat sehingga keadaan sepi, aman untuk ia keluar diam diam.
Razzan sengaja tidak memberitahu Queensy. Bukannya tidak jujur ia hanya sedang mencari waktu yang tepat untuk memberitahu semuanya tanpa sisa.
Setelah siap semuanya, lelaki itu mulai keluar dengan masker yang menutup setengah wajahnya. Melihat kanan kiri memastikan tidak ada orang yang melihatnya keluar. Tanpa sadar bahwa sedari keluar dari ruangannya ada sosok yang melihatnya dari ujung lorong ruangannya.
Razzan melajukan mobilnya menuju arena balap yang berada di tengah kota Bandung. Malam ini ia pastikan ia akan mengakhiri balapan nya dengan kemenangan. Setelah ini ia akan menyerahkan semuanya kepada Aksa, tangan kanan nya.
Sesampainya di lokasi suasana sudah sangat ramai. Semua orang yang menyadari kedatangan Razzan pun sontak bersorak menyambut kedatangan sang king racing setelah lama tidak menampakkan diri.
"Assalamualaikum, maaf sedikit telat" Ucap Razzan melihat ketiga teman dekatnya yang sudah menunggu di lokasi.
Mereka melakukan high five lalu mengangguk santai. "Waalaikumsalam, santai masih ada waktu 15 menit sebelum dimulai" Balas Aksa.
"Lo keluar diam diam Al?" Tanya lelaki dengan percing di telinga nya, Adhitama Ebrahim.
Razzan mengangguk. "Sebelum jam 1 saya sudah harus kembali, nanti ada yang curiga"
"Balik ke kediaman utama aja lah kaya sebelumnya" Ucap Farestha Kalandra memberi usul.
"Kali ini tidak bisa, karena istri saya tinggal di pesantren"
Aksa yang mengetahui alasan dibalik jawaban Razzan berdecak pelan. "Al lo harus bisa menangin balapan nanti, lumayan 100 juta cuy. Dipake party seminggu kaga bakal habis"
"Otak kamu party terus, ada banyak orang yang lebih membutuhkan diluaran sana" Balas Razzan menatap jengah Aksa. Memang setiap memenangkan balapan sebagian banyak hasilnya ia berikan kepada orang membutuhkan juga ia infaq kan ke masjid yang sedang tahap pembangunan.
"Nih otak lo party mulu gaada manfaatnya" Tama menonyor kepala Aksa membuat lelaki itu mendengus sebal.
"Gausah munafik, lo juga nikmatin anjing" Balas Aksa tidak terima.
"Mulut lo perlu di sekolahin Sa kaya nya, inget lo disini ada Gus kita Gus Razzan" Ucap Fares menatap malas Aksa.
Razzan hanya menggeleng gelengkan kepala melihat perdebatan di hadapannya. Beginilah ketiga temannya yang kepribadiannya jauh berbeda dengannya, namun itu tidak menjadi penghalang untuk pertemanan nya.
"Lawan saya siapa? " Tanya Razzan menghentikan perdebatan di hadapannya.
"Alister" Jawab Fares menunjuk sosok lelaki seumuran nya di seberang, yang sedang berdiri melihat kearahnya.
Alister, lelaki yang saat ini tengah menatap penuh permusuhan Razzan. Sejak sekolah Alister sudah menyimpan rasa ketidaksukaannya kepada Razzan, lelaki itu menganggap Razzan saingan terlebih posisi Razzan yang selalu bisa diatas nya. Razzan sendiri tidak peduli, selagi Alister tidak melewati batas ia akan membiarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZALEA || OPEN PO
Teen FictionFollow dulu because beberapa part ada yg di privat. 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓼𝓲𝓭𝓮𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪 -𝐑𝐚𝐳𝐳𝐚𝐥𝐞𝐚 ••°°°•• Tentang Razzan Fathar Ghazalah seorang Gus muda di pesantren Al Adamaya, Bandung. Razzan sosok laki...