Happy Reading••°°°••
Sore hari yang cerah, matahari yang tanpa ragu menampakkan dirinya di sisi barat. Serta puluhan daun yang tak takut jatuh, seakan menjadi tanda bahwa dua insan yang kemarin diterpa kesedihan sudah berhasil mengembalikan kebahagiaan nya. Bukti bahwa senyum yang terlihat di dua wajah tersebut adalah senyum paling membahagiakan setelah 8 bulan lamanya.
Queensy tak ragu menyuapi Razzan dengan jajanan nya di tengah ramai nya Malioboro sore hari. Sesekali ia akan membalas tatapan orang orang yang tertuju kepada nya.
"Selain sama aku, kamu pernah gak mas jalan jalan kesini? Terus sama siapa?"
"Sama Aksa"
"Kamu sama Aksa terus, kaya gaada temen lain aja"
"Ada, tapi sudah pada sibuk dengan kerjaan masing masing. Sedangkan Aksa, dia yang paling dekat dengan saya karena dia bekerja untuk saya" Jelas Razzan.
"Dia gaada niat kerja usaha sendiri gitu?"
Razzan mengedikkan bahu nya. "Semenjak di perkuliahan semester 4, dia sudah bekerja dengan saya. Sekarang dia sedang istirahat satu tahun setelah itu nanti lanjut S2, mau nerusin papa nya yang menjadi pengacara"
"Serius muka tengil gitu mau jadi pengacara?" Queensy tergelak, tidak bisa membayangkan Aksa jadi pengacara yang serius.
"Kamu belum pernah melihat Aksa mode serius"
"Iya juga sih"
"Kalo kamu cita cita awalnya mau jadi apa?" Tanya Razzan melihat lekat Queensy dari samping.
Queensy tampak berfikir sebentar. "Sebenernya aku gatau cita cita ku apa. Mungkin kaya sih, tapi kan kamu udah kaya, orang tuaku juga kaya, jadi aku gaperlu wujudin cita cita itu, tinggal nyerahin tangan ke kalian udah beres"
Razzan terkekeh pelan. "Walaupun semua sudah di tanggung suami, terkadang ada wanita yang tetap ingin memiliki usaha dan penghasilan sendiri. Kita tidak tahu kan kedepannya nanti bagaimana"
"Saya tidak akan melarang jika kamu ingin membuka usaha, itu hak kamu, tapi dengan satu syarat, bukan kamu sendiri yang pegang melainkan orang lain. Kamu hanya tinggal mengecek dan menerima hasil" Sambung Razzan dengan bijak.
"Iya juga ya mas. Apa aku bikin brand kerudung ya mas, dan itu hasilnya ditabung khusus untuk masa depan anak kita. Kita siapin dari sekarang"
Razzan tersenyum bangga, lantas mengelus pucuk kepala Queensy. "Saya modalin, kamu jadi owner nya"
"Mau mau. Nanti buat tabungan anak anak aku yang urus. Kaya tabungan kesehatan, pendidikan, kebutuhan, terus buat persiapan masa depan setelah anak anak lulus"
"Kerudung ya Sayang. Dikasih nama Brand apa?" Tanya Razzan.
Queensy diam memikirkan nama yang cocok untuk brand produk. "Rasyiza hijab dan syar'i. Kalo buat gambar model baju insyaallah aku bisa mas. Aku mau buat gamis dan syar'i modern yang bisa dipakai anak muda dan juga tua"
"Boleh. Nanti saya akan menyuruh bawahan saya untuk mencarikan beberapa kain dan membawanya ke kamu, nanti kamu putuskan mana yang cocok"
Queensy mengangguk. Memandang lurus ke depan, ke arah orang yang berlalu lalang, menambah kesan indah nya jalanan Malioboro.
Tidak dapat di pungkiri bahwa di dalam hati nya yang paling dalam terdapat rasa sedikit cemas, yang Queensy sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Ia menoleh lalu menggapai tangan Razzan untuk di genggam, berharap perasaan itu sedikit memudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZALEA || OPEN PO
Teen FictionFollow dulu because beberapa part ada yg di privat. 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓼𝓲𝓭𝓮𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪 -𝐑𝐚𝐳𝐳𝐚𝐥𝐞𝐚 ••°°°•• Tentang Razzan Fathar Ghazalah seorang Gus muda di pesantren Al Adamaya, Bandung. Razzan sosok laki...