Happy Reading
••°°°••
Dengan penuh kepercayaan diri dan rasa amarah yang di pendam, Queensy berjalan menghampiri Razzan yang belum juga menyadari kedatangan nya. Lalu diikuti Kenzo di belakang nya. Sebenarnya lelaki itu malas ikut campur urusan rumah tangga orang, namun kini di hadapannya adalah Queensy, yang mana ia harus ikut campur karena itu menyangkut orang yang dicintainya.
"Aza, Kenzo?" Aksa lebih dulu menyadari kedatangan dua orang tak diundang. Tercetak jelas raut terkejut di wajah itu.
Sontak Razzan langsung membalikkan badannya. Menatap Queensy terkejut. "A-aza" Panggil nya gugup.
Queensy menyembunyikan kepalan tangannya di belakang tubuh nya. Matanya tak lepas dari bocah kecil yang masih berada di pelukan Razzan.
Queensy mengalihkan pandangannya kepada Kenzo. "Oiya Ken, kaya nya gue belum kenalin suami gue ke lo secara resmi ya. Kenalin ini Mas Razzan suami gue sama anak angkat nya"
Kenzo mengangguk. Juga sedikit terganggu dengan kata anak angkat. "Anak angkat lo Queen?" Tanya nya butuh penjelasan lebih.
"Bukan. Anak angkat suami gue"
Razzan menahan nafas nya. Sejujurnya lelaki itu takut dengan Queensy yang seperti ini. Ia lebih memilih menghadapi Queensy yang murka melampiaskan kemarahannya daripada melihatnya tenang seperti ini, walau dengan jelas ia melihat dari tatapan matanya bahwa istrinya itu tengah menahan amarah dan kecewa.
"Aza, kita bahas nanti ya" Ucap Razzan pelan.
"Gausah di bahas juga gapapa, aku ga peduli"
Razzan menghela nafas berat. Ada banyak pertanyaan dalam benak nya, kenapa Queensy bisa sampai di rumah sakit terlebih dengan Kenzo. Bukan kah tadi istrinya itu masih di pesantren, ia sempat melihatnya ketika selesai sholat dhuha.
"Papa hiks hiks... Aven mau mama" Raven kembali rewel yang mana itu membuat Razzan kelimpungan.
"Udah jangan nangis Aven, disini kan ada papa sama om Asa juga" Razzan mencoba menenangkan Raven, dimana hal itu membuat hati Queensy berdenyut nyeri.
"Ken lo ngapain disini?" Tanya Aksa menghampiri Kenzo.
"Harusnya gue yang tanya, lo ngapain disini bang?"
"Gue tadi nunggu temen gue terus sekarang ngurus pemakaman temen gue"
"Siapa yang meninggal?" Sahut Queensy.
"Mama nya Raven"
Queensy diam, itu artinya Raven yatim piatu. Wanita itu melihat Razzan yang masih sibuk menenangkan Raven, bocah itu masih saja menangis. Mungkin ikatan batin ibu dan anak, tahu bahwa sang ibu sudah pergi jauh ke sisi Tuhan.
Rasa tidak tega muncul di hati kecil Queensy melihat wajah bocah itu yang sudah sembab akibat terlalu lama menangis. Menurunkan sedikit ego nya akhirnya ia menghampiri Razzan.
"Hai Raven" Sapa Queensy membuat semua orang terkejut dan Raven yang langsung menghentikan tangis nya.
Queensy tak menyangkal bahwa bocah itu memiliki wajah yang menggemaskan. "Mau main sama aunty ga?"
Raven mengerjap lalu mengangguk.
"Tapi janji Raven ga boleh nangis lagi, nanti aunty beliin coklat"
"Aven janji onty"
Queensy tersenyum tipis, sangat tipis. Wanita itu mengambil alih Raven dari gendongan Razzan. Sedikit kesusahan karena ia membawa tas jinjing di salah satu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZALEA || OPEN PO
Teen FictionFollow dulu because beberapa part ada yg di privat. 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓼𝓲𝓭𝓮𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪 -𝐑𝐚𝐳𝐳𝐚𝐥𝐞𝐚 ••°°°•• Tentang Razzan Fathar Ghazalah seorang Gus muda di pesantren Al Adamaya, Bandung. Razzan sosok laki...