Happy Reading
••°°°••
Queensy menatap koper berukuran sedang di hadapannya. Berhubung ini hari Minggu sekolah libur ia dan Razzan memutuskan untuk pindah ke pesantren hari ini juga. Gadis itu tidak banyak membawa barang karena Razzan sudah menyiapkannya di pesantren, ia hanya membawa barang yang menurutnya penting.
"Kamu sudah siap?" Tanya Razzan menghampiri Queensy lengkap dengan sarung hitam dan koko putih yang melekat di tubuhnya.
Untuk beberapa saat Queensy terpaku melihat Razzan. "Masyaallah ganteng banget lo" Puji gadis itu tanpa sadar.
Razzan tersenyum tipis. Lelaki itu juga beberapa detik terpaku melihat Queensy yang memakai abaya milik almarhum umi nya, ia sengaja menyimpan barang umi nya dengan alih diberikan kepada istrinya. "Masyaallah kamu juga cantik Aza"
Queensy tersipu malu. Gadis itu kembali menatap kearah cermin, memang untuk kali ini rasa percaya dirinya semakin meningkat terlebih memakai abaya yang tidak sembarang orang bisa memakainya.
"Minggu gini acara nya apa di pesantren?"
"Pagi ada kerja bakti setelah itu sarapan. Jam 9 sampai jam setengah 12 waktu nduhur ngaji kitab. Selesai sholat dhuhur dan makan siang free sampai waktu ashar, biasanya itu digunakan santri untuk tidur. Selesai sholat ashar ada waktu sebentar digunakan untuk setoran hafalan sampai magrib dilanjut kajian sambil menunggu waktu isya'"
Queensy mengangguk mengerti. "Full juga waktu nya"
"Iya, maka dari itu mulai besok belajar lah bangun lebih awal karena di pesantren pukul 3 pagi harus sudah bangun melaksanakan sholat subuh sekaligus membaca Al Qur'an"
"Terus tidurnya jam berapa?"
"10 sampai 11 malam setelah semua selesai"
"Kamu satu kamar dengan Faza dan Syafa. Saya sengaja karena saat ini hanya mereka berdua yang kamu kenal, jika saya memasukkan mu ke kamar yang kamu tidak kenal dengan penghuninya saya takut kamu tidak nyaman" Ucap Razzan.
Queensy tersenyum lebar, tanpa diminta Razzan sudah melakukan hal yang pasti akan ia minta nanti. "Lo emang paling ngerti gue"
"Aza saya boleh meminta sesuatu dari kamu?"
Ini kali pertamanya Razzan meminta sesuatu dari Queensy. Oleh sebab itu tanpa pikir panjang ia langsung mengiyakan. "Apa?"
"Berhenti menggunakan kata Lo-Gue. Menurut saya itu kurang pas dan kurang enak di dengar jika sedang berbicara dengan suami" Pinta Razzan.
"Itu doang? Gue kira lo mau minta anak" Celutuk Queensy.
Razzan melototkan matanya. Ia tak menyangka Queensy akan berbicara itu dengan santai dan blak blakan. Tidak sadar bahwa hal itu sukses membuat telinga nya memerah.
"Mas telinga lo- eh kamu kok tiba tiba merah" Tanya Queensy hendak menyentuh kulit telinga Razzan namun dengan gesit lelaki itu mundur membuat tangan Queensy menggantung di udara.
"T-tidak" Jawab Razzan cepat seraya mengusap daun telinga nya.
Queensy terkikik geli, ia tahu bahwa Razzan tengah salting. Ternyata seru juga menggoda Razzan, mungkin mulai sekarang menggoda Razzan akan menjadi hobi baru nya yang akan ia lakukan kedepannya.
"Ayo kita berangkat sekarang" Ucap Razzan mengalihkan lalu segera menarik koper Queensy.
"Yuk" Balas Queensy bersemangat.
*****
"Itu Abah ngapain berdiri di sana?" Tanya Queensy ketika mobil yang dikendarainya memasuki area pesantren.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZALEA || OPEN PO
Teen FictionFollow dulu because beberapa part ada yg di privat. 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓲𝓷𝓼𝓲𝓭𝓮𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱 𝓼𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪 -𝐑𝐚𝐳𝐳𝐚𝐥𝐞𝐚 ••°°°•• Tentang Razzan Fathar Ghazalah seorang Gus muda di pesantren Al Adamaya, Bandung. Razzan sosok laki...