Ex cinta pertama

15K 1K 26
                                    


Ex cinta pertama berisi bab
1 -21

Ex cinta pertama berisi bab 1 -21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💕💕💕💕

Usia Aisha dan adiknya hanya terpaut dua tahun, jika sudah jalan berdua semua orang pasti menyangka bahwa Amran Sayid kakaknya, tidak masalah bagai Aisha. Gadis itu sering mengajak adiknya ke mall atau sekedar minumannya jika ada kepentingan di luar lebih tepatnya menjadikan si adik sopir tanpa bayaran, kan lumayan.

Minggu siang nan terik Aisha ingin pergi sebentar, bukan tidak punya teman tapi lebih hemat jika mengajak adiknya.

"Plis deh Mba! Aku udah gede!" teriakan Amran menggema. Ini bukan sekali Aisha masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

"Buru-buru." Aisha tidak meminta maaf. "Memangnya lagi apa?" gadis itu mendekat ke arah adiknya, tangannya yang aktif ingin membuka laptop yang ditutup paksa oleh Amran.

Plak! "Kebiasaan, Mba tahu privasi?"

"Aku cuma mau lihat apa yang sedang kamu tonton?" Aisha mengelus punggung tangan kanannya.

Amran masih kesal. "Mba ngapain ke sini, mau minta tolong lagi? pria itu tidak ingin menjawab pertanyaan kakaknya, terserah apa yang sedang ditontonnya.

"Anterin aku sebentar, ada yang pengen dibeli."

"Males!"

"Bagi linknya, Mama dan Papa perlu tahu kamu nonton apa. Biar sekalian dinikahin sama anak Keplor!"

Aisha yakin kalau adiknya sedang menonton video tidak senonoh, kalau bukan mana mungkin pria itu tampak sekesal itu ditambah iPhone yang bermerek bekas apel digigit ditutup dengan paksa.

Amran tidak sudi. "Mba aja yang nikah sama dia."

"Belum ada undang-undang seperti itu, jangan ngaco." Aisha asal menjawab. "Cepet." lalu gadis itu menghubungi mama, sengaja memamerkan panggilan tersebut.

Begitu panggilannya diangkat Amran segera mengambil kontak mobil dan keluar dari kamarnya.

"Aku hanya menelepon, mau tahu kapan Mama pulang." karena alasannya menghubungi sang ibu adalah bentuk ancaman untuk Amran, setelah mendengar suara mama Aisha memberi salam dan mengakhiri panggilan tersebut.

Dia pun ikut keluar dari kamar Amran menuju ke mobil adiknya dan siap berangkat.

"Aku belum makan."

"Jangan banyak cerita. Bibi masak banyak di rumah. Nanti pulang, makan."

"Sini 50.000."

"Aku bawa duit pas." lalu Aisha memperlihatkan isi dompetnya senilai 300.000.

Amran ingin sekali mengantar kakaknya ke stasiun kereta api agar Aisha bisa pergi jauh dan tidak mengganggu hidupnya lagi.

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang