Thirteen

3.1K 634 40
                                    

Vote dulu sebelum baca ya,

"Dia melamarku."

"Dia siapa?" Nolan tidak ingin menebak.

"Mantan."

Nolan tersenyum. "Eneg ya nyebut namanya."

"Nggak juga." Aisha menjaga perasaan Nolan. Ia sudah mengangguk untuk menjadi hubungan dengan pria itu, bukan karena terpaksa tapi hatinya yang mau.

Kekehan Nolan menciptakan suasana hangat, Aisha suka melihat senyum juga mendengar tawa dan suara Nolan. Maklum, sudah hampir satu bulan LDR.

"Terus kamu jawab apa?"

"Aku menolaknya."

"Tapi dia tetap keukeh?"

"Aku nggak tahu," jawab Aisha.

"Aku pulang karena sudah siap dan ingin membicarakan hal ini denganmu." Nolan menggeserkan posisinya sedikit jauh dari Aisha lalu bangun dan berlutut tepat dihadapan gadis itu.

"Aisha, will you marry me?"

Ada sebuah kotak dan tiga tangkai mawar ditangan laki-laki itu lalu sebuah layar putih di di depan mereka menyala dan menampilkan kalimat yang sama seperti yang baru saja diucapkan oleh Nolan.

Ini taman, bukan cafe dan pengunjung cukup ramai seketika Aisha menjadi pusat perhatian. Semua mata menatap kagum pada gadis itu dan serempak mereka bertepuk tangan dengan senada dan mengucapkan.

"Katakan iya!"

Aisha sudah terkejut dengan lamaran Nolan lalu dikagetkan lagi dengan layar besar juga respon pengunjung di sekitar mereka.

Nolan masih berlutut menunggu gadis itu menjawab iya, sama seperti Aisha ia juga sangat haru karena ini pertama kalinya melamar seorang gadis.

Saking terkejutnya Aisha tidak menjawab dengan kata-kata melainkan sebuah anggukan dan kembali mendapatkan tepuk tangan membahana. Keduanya menitikkan air mata karena moment bahagia ini.

"Setelah hari ini aku akan bertemu orang tuamu, karena ini hal baik tidak akan kutunda lagi."

Aisha mengangguk.

"Aku pakaikan ya, ini khusus dariku."

"Iya." suara Aisha bergetar.

Tidak pernah dibayangkan kalau dirinya akan memiliki hubungan dengan teman adiknya, belum lama menjalani kasih kini kisah mereka akan segera terangkai dalam sebuah akad.

Tujuh tahun menyendiri menjaga hati dengan baik tanpa pernah mencari seseorang untuk berbagi kisah sekarang Aisha dipertemukan dengan seorang laki-laki baik.

"Kita akan berkenalan lebih lanjut setelah akad, boleh?"

"Baik."

Aisha kehilangan kata-katanya, langit sore ini menjadi saksi betapa terharu dan bahagianya gadis itu.

"Kaget sayang?" tanya Nolan.

Aisha mengulum bibir, tidak ada kata-kata yang bisa mewakili perasaannya sekarang karena ia terlalu bahagia. Masih terngiang di memorinya pertemuan pertama dengan laki-laki itu hingga membawa hubungan mereka ke arah yang lebih serius.

"Dari awal bertemu kamu rasanya malas memanggil Mbak, karena cocoknya dipanggil dik atau sayang."

Eh. Aisha tidak bisa menyembunyikan senyumnya karena dia juga sedang memikirkan pertemuan pertama mereka.

"Ingatkan pas aku lagi nonton bo----"

"Yang jelek-jelek nggak usah diingat." saat itu wajah Aisha pasti jutek banget.

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang