Fourteen

3.1K 554 32
                                    

Kedua kali ditinggal nikah oleh mantan kekasih sayangnya ini yang paling kerasa kecewanya namun ia tetap datang untuk memberi restu pada kedua mempelai. Perjuangannya harus berhenti sampai di sini pada Nolan ia mengaku kalah dan merelakan Aisha untuk pria itu.

Resepsi pernikahan putri pertama Bhumi dan Mashel diselenggarakan cukup meriah di malam hari setelah pagi tadi menggelar akad, kini Nolan telah sah menjadi menantu Bhumi.

Pernah membuat seseorang yang begitu mencintainya patah hati kini Naka merasakan sendiri bagaimana rasanya patah hati, dulu hanya mendengar kata orang-orang sakit tapi tidak tahu bagaimana sekarang jika ada yang bertanya dia mampu mendeskripsikan dengan jelas berikut detailnya.

"Jangan terlalu dipandang."

Amran menepuk bahu mantan pacar kakaknya.

"Cantik sih nggak tahu cara anggurin."

"Kan udah pernah, ditinggalin pula." lalu Amran tertawa. Ini hari bahagia kakaknya inginnya sama orang berbahagia. "Mending lihat ke sana."

Amran menunjuk ke arah teman-teman kakaknya, banyak yang hadir mulai dari alumni SMA hingga kuliah juga rekan-rekan sejawat.

"Mau yang model mana ada."

"Maunya yang di sana," jawab Naka masih tidak bisa mengalihkan tatapannya dari pengantin wanita yang begitu anggun menggunakan pakaian adat Minang.

"Mana bisa, udah jadi bini orang."

Iya, bini orang. Argh....Naka tidak ingin membayangkan hal yang bisa membuatnya kehilangan kendali.

"Kenyangin dulu, kalau udah kenyang biasanya eneg sama yang lain."

"Khususan ini nggak."

"Ya nggak usah dibahas lagi keles!" Amran tertawa lagi. "Mau Mas bunuh diri juga mba Aisha tetap milih Nolan, kan cintanya udah ke dia. Kaya Mas dulu, kan nggak mau tahu apa-apa karena udah mentok ke yang lain."

Naka mengusap tengkuknya saat melihat Nolan ada yang berani mencium pipi Aisha. Perasaan kok tidak rela ya?

Sedang Amran tidak melihatnya dan sedikit bingung ketika mendengar sorakan dari tamu undangan.

"Kenapa sih, kok pada rame?"

"Nggak tahu," jawab Naka, ya kali dia mau mengatakan apa yang dilihatnya tadi.

Karena penasaran Amran bertanya pada tamu yang lewat di sampingnya dan langsung terkekeh setelah mendengarnya.

"Dicium pipi sama suaminya, maka rame!"

Naka membawa gelas ke bibir dan meneguk sampai habis, haruskah Amran memberitahunya? Ia sudah kesal dengan melihat sekarang ditambah kesal mendengar lagi dari Amran.

Ketika sesi foto Amran melipir dari posisinya karena namanya disebut oleh MC, tidak lupa ia menarik Naka.

"Aku ke toilet dulu."

"Alesan!"

Tapi Naka berhasil lolos dari tarikan maut Amran, bukan malu tapi akan menyakitkan berdiri di samping wanita yang kini telah dipersunting oleh laki-laki lain. Wanita yang pernah ditinggalkan dan telah menolaknya.

Bukan ingin buang hajat tapi menjauh dari suasana itu belum tiba kakinya di toilet ia mendengar MC menyebut namanya. Naka berubah pikiran, ia bisa keluar dari gedung ini sekarang. Tidak ada yang menyadari ketidakberadaannya nanti karena semua orang sedang berbahagia.

Kini Naka berada di mobil, menepi untuk menyendiri namun bayangan senyum Aisha masih terekam. Aisha tampak cantik dan bahagia malam ini, bukan untuknya tapi untuk seseorang yang telah menjabat tangan walinya.

Mulai melajukan mobil bukan ke apartemen tapi club, kini tidak ada lagi Aisha yang bisa menenangkan disaat pikirannya kacau ditambah hati yang patah, mungkin alkohol pilihan terbaik. Mulai malam ini entah sampai kapan lukanya akan mendekam, Naka tidak bisa memastikan apakah besok dia akan baik-baik saja. Ia tidak bisa menutup pikirannya dari bayangan kebahagiaan Aisha dengan laki-laki itu keputusan tujuh tahun silam baru dirasakan perihnya sekarang.

Sebelum menghadiri resepsi pernikahan ia begitu yakin untuk memberikan doa restu pada kedua mempelai, tapi setibanya di sana ia malah tidak melepaskan pandangan dari wanita yang masih bertahta di hatinya.

Alkohol mulai bereaksi dan dentuman musik sama menutupi kekecewaannya, antara menangis dan tertawa kepalanya terus mengangguk mengikuti alunan musik rap.

Dia telah menjadi milik yang lain, kedepannya akan membaktikan diri pada laki-laki yang bergelar suami sayang laki-laki itu bukan dirinya. Ia membawa mimpi terlalu besar saat kembali, sangkanya setelah permintaan maaf akan ada kesempatan kedua tapi Aisha bukan wanita seperti itu hatinya terlalu mahal untuk seseorang yang pernah membuang dengan alasan murahan.

Aku salah kini kurasakan

Karenaku kamu pernah kecewa

Harusnya aku tidak seperti ini

Tentangku pernah kamu maklumi

Tapi aku masih menuntut

Sekarang aku sadar, aku bukan siapa-siapa lagi.

Entah berapa gelas yang sudah dihabiskan, Naka sudah tidak sadarkan diri. Ada jejak air mata dan bibirnya mengukir senyum penuh arti yang hanya akan dipahami oleh Naka sendiri.

Ia tidak sadarkan diri karena pengaruh alkohol, tapi dalam lelapnya Naka memimpikan hal yang membuatnya tidak berdaya dan dalam mimpi itu tidak ada yang bisa dilakukannya selain melihat sesuatu yang membuat remuk dadanya.

Entah setan apa yang berteman dengan dirinya malam ini, dalam mimpi itu Naka melihat pertempuran panas di ranjang pengantin. Ia melihat bagaimana Aisha menyerahkan diri seutuhnya pada Nolan dan Naka berteriak dengan kuat tapi entah kenapa suaranya tidak terdengar bahkan oleh dirinya sendiri. Mereka terus berpacu tanpa menghiraukan keberadaannya, Naka tetap tidak rela tapi langkah kakinya bergerak di tempat ia tidak bisa menggapai Aisha.

Menangis tersedu tidak ingin melihat mereka lagi tapi ia tidak bisa menutup matanya, ini terlihat seperti hukuman dan Naka tidak menyadarinya.

Padahal hanya beberapa jam dia tidur sebelum matahari keluar dari peraduannya tapi Naka merasa disiksa begitu lama, tidak ada yang memukul tapi hatinya begitu terluka.

Ketika membuka mata yang pertama kali dilihat oleh naga adalah lampu yang menggantung di atasnya, perlahan Naka bangun dengan perasaan yang begitu hampa. Ia duduk melihat ke sekeliling dan baru sadar dirinya berada di apartemen. Mengantuk kepalanya Naka berusaha mengingat apa yang dilakukannya beberapa jam lalu.

"Aku ke club lalu siapa yang mengantarku?"

Hati yang sepi dan jiwa yang hampa, serasa tidak ada sandaran ia seperti baru keluar dari kubangan yang begitu menyiksa. Naka harus mandi untuk membuat tubuhnya segar, pikiran yang membuatnya gundah harus segera dilenyapkan.

Di kamar mandi Naka dibuat tertegun saat berkaca melihat wajahnya yang tak karuan dengan mata sembab. Dia menangis hebat wajar jika perasaannya pagi ini tidak baik-baik saja.

^^^^^

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang