Kerjasama antara Naka dengan perusahaan milik keluarga Aisha tetap terjalin, Naka cukup profesional ia tidak memutuskan kerjasama yang sedang berjalan.
"Sulit sekali menghubungi Mas, ngumpet di lubang bumi?"
Amran senang menggoda orang yang sedang patah hati.
"Iya." pria itu melihat adik mantan kekasihnya mengenakan setelan rapi. "Aku ketinggalan info, sudah berapa lama di sini?"
"Dilantik tepatnya satu minggu setelah resepsi mba Aisha, tapi aku baru aktif dalam tiga hari ini."
Oh, Naka mengangguk.
"Sekembalinya dari honeymoon mba Aisha akan ikut suaminya, jadi mau tidak mau aku harus berdiri di sini. Kali aja Mas mau bantu."
"Aku yakin kamu bisa."
Amran terkekeh. "Semua orang yakin sementara aku sendiri yang ragu," kata Amran lalu tertawa lagi.
"Btw, malam itu kan pamit ke toilet. Terus kenapa nggak balik lagi, kasihan nggak masuk album."
"Tiba-tiba ada yang penting."
"Pasti luka batin ya."
Naka tidak menampik, ia tidak tersinggung digoda terus-menerus oleh adik mantan kekasihnya.
"Menikah dengan direktur itu ternyata bisa dapat sponsor honeymoon, tapi mba Aisha nurut banget sama suaminya jadi ikut ke Brazil."
Bulan pertama pernikahan memang sedang manis-manisnya, honeymoon dan bertemu keluarga inti dua hal itu akan menghangatkan momen manis pengantin baru.
"Kok diam aja, lagi mengenang masa lalu?"
"Ada yang ingin kubicarakan, mengenai proyek." Naka menekankan tujuannya ke kantor keluarga mantan kekasih.
"Iya, yang harus kita bahas pekerjaan sekarang bukan mengulang sejarah yang tidak mengenakkan."
Sambil tertawa Amran mempersilahkan Naka masuk ke ruangannya lalu pria itu menghubungi sekretaris kakaknya. Dia perlu bantuan untuk membahas bisnis yang sedang berjalan antara perusahaannya dengan perusahaan mantan pacar kakaknya.
Yang dibahas proyek tapi isi kepala Naka melanglang buana, sekarang Aisha sedang berada di sana dan berbahagia dengan Nolan. Kira-kira apa yang mereka lakukan di sana?
"Mas!"
Kali ketiga Nolan memanggil Naka kali ini disertai dengan tepukan di bahu pria itu.
"Ngelamunin apa sih, ini yang ditunggu sudah datang."
Naka melihat wanita yang tak lain adalah sekretaris Aisha, dia juga ikut dalam proyek yang sedang berjalan jadi wanita tersebut mewakili Aisha juga Bhumi.
Pembicaraan berlanjut, Naka berusaha memamusatkan fokus pada bahasan mereka, ia menekan pada dirinya sendiri untuk tidak memikirkan dua orang yang sedang bulan madu, sekali lagi itu bukan urusannya.
Matanya sudah melihat barisan huruf tapi kepalanya kurang berkonsentrasi akhirnya Naka mengakhiri pembahasan tersebut.
"Ada sesuatu yang menggangguku akan kita bahas lain waktu."
Amran tidak menahan ketika Naka keluar dari ruangannya, sekarang dia tahu setelah belajar banyak dari hubungan kakaknya dengan pria tersebut tentang sebuah hubungan yang dimulai sebelum akad. Dalam hati Amran berharap semoga Naka segera move on dan segera mendapat pengganti kakaknya.
******
Kalaupun masih sering berkunjung ke rumah orang tua mantan kekasihnya tak lain karena urusan pekerjaan lagi pula Aisha sudah tinggal di rumah baru jadi Naka tidak sungkan. Ia juga tahu batasan, tidak lagi berbasa-basi seperti dulu urusannya selesai pria tersebut langsung pergi.
Tempat dua bulan sudah sang mantan melalui baterai rumah tangga dengan pria pilihannya, walaupun masih sering terpikirkan Naka tidak menaruh harap lagi seperti pertama kalinya dia kembali ke Jakarta. Selama dua bulan ini ia tidak pernah bertanya keadaan Aisha, ia juga jarang bertemu Amran jadi tidak ada lagi yang menyebut nama wanita itu di hadapannya.
Move on tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dalam waktu tujuh tahun ia tidak tahu di tahun ke berapa Aisha berhasil melupakannya, mungkin dia harus menunggu waktu tujuh tahun lagi seperti wanita itu agar bisa melupakannya.
Selama proses itu Naka memperluas relasi pertemanan, hampir semua jamuan dan undangan resmi dipenuhi ia juga meluangkan waktu di akhir pekan bergabung dengan rekannya.
Satu yang dihindari oleh Naka adalah tidak melibatkan diri dengan wanita kecuali dalam circle pertemanan karena itu dia menghindari segala bentuk kencan buta. Teman-teman wanitanya juga dari lingkup yang sama, jadi bukan berteman untuk sebuah tujuan. Namun begitu dia tidak menutup diri tapi masih sulit menerima ajakan serius dari wanita yang mengenalnya.
Sebuah acara resmi kembali mempertemukannya dengan Aisha, wanita itu tidak datang sendiri ada Nolan di sisinya. Naka sangat menjaga sikap terutama pandangannya, ia tidak ingin menatap dengan segala kekaguman dan perasaannya pada wanita yang sudah menjadi milik laki-laki lain terlebih Naka sedang dalam proses move on.
Sepertinya mereka orang yang dinanti pada acara tersebut karena Naka melihat suami Aisha sempat memberikan beberapa kata sambutan di podium.
Naka melipir ke tempat yang jauh dari posisi Aisha dan Nolan, menghindari agar tidak berpapasan dengan dua orang itu. Berbeda seperti acara resmi lainnya yang begitu dinikmati olehnya, kali ini ruang geraknya tidak bebas.
Melihat Aisha dan suami sibuk mengobrol dengan tamu undangan lainnya Naka segera mengucapkan selamat pada pemilik acara dan pergi dari acara tersebut.
Ia tersenyum tipis, apakah semua orang yang belum move on terlihat bodoh?
Naka tiba lebih awal 10 menit dari Aisha, sekarang acara puncak belum dimulai ia sudah pamit pulang.
"Kenapa tidak menyapa?"
Miris sekali, saking bodohnya sekarang ia berhalusinasi seolah mendengar suara Aisha.
Naka tidak menghentikan langkahnya, ia bergegas masuk ke mobil. Setelah menutup pintu, ia menolak ke luar jendela tepatnya ke asal suara tadi.
Lihat kan? Bukan hanya telinga, mataku juga berhalusinasi.
Anehnya Naka terus melihat ke arah halusinasinya, ia tidak menyalakan mobil tidak apa-apa melihat bayangan yang dibentuk oleh jiwanya.
Tok-tok.
Seolah tersadar Naka mengedipkan mata lalu mencubit pahanya sendiri dan "Aw!"
Ini nyata, yang berdiri di luar sana dan baru saja menyapanya memang benar Aisha. Perlahan laki-laki itu menurunkan kaca mobil.
"Syukurlah, aku pikir terjadi sesuatu."
Aisha tersenyum lalu pamit masuk. Naka dibuat takjub dengan kecantikan Aisha, ternyata benar kata orang wanita akan terlihat lebih berkilau ketika tidak bersama lagi dengan kita. Dibalut dress berwarna peach dengan jepitan permata di samping rambut, Naka hanya bisa menelan saliva ketika bayangan yang iya-iya terjadi antara Aisha dengan Nolan.
Di mobil tanpa seorangpun mendengar laki-laki itu mengerang, melampiaskan kecewanya karena telah melepaskan wanita yang sampai detik ini masih sulit dilupakan.
Sebentar, kalau tidak salah Naka melihat wanita itu tadi bersama suaminya sedang mengobrol dengan beberapa tamu, lalu kenapa Aisha ada di sini, tidak mungkin kan dia mengikutinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Yang Tertunda
Romance(cerita lengkap di PDF. Harga 70k) "Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini." Empat tahun pacaran akhirnya mereka harus putus dengan alasan yang terpaksa diterima Aisha. Yang lebih sadis adalah pria itu memutuskannya tepat satu hari sebelum hari ul...