2. Ciuman Dua Detik

34.3K 2K 80
                                    

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Sagraini, entah siapa pelaku yang telah membuat gaduh di pagi hari yang cerah ini.

"SAGRA! BANGUN NGGAK LO?! INI UDAH SETENGAH TUJUH! LO NGGAK TAKUT TERLAMBAT, HAH?" Teriakan super membahana itu mampu membuka kelopak mata Sagraini dengan sempurna.

"Setengah tujuh?!" seru Sagraini ketika sudah sadar dari tidurnya. Tanpa basa-basi lagi, Sagraini lompat dari ranjangnya dan berlari secepat kilat kearah kamar mandi.

Sementara di sisi lain, seorang cowok yang hampir setengah jam berdiri di balik pintu kamar Sagraini itu berkacak pinggang. "Cepetan mandinya nggak usah lelet kek siput!"

"Iya anjing sabar!"

"Mulut lo minta gue robek, hah?! Udah berani, ya, lo ngomong kotor?!" Tak mendapat jawaban dari adiknya, cowok tersebut bergegas meninggalkan kamar Sagraini. Sementara di dalam kamar, Sagraini yang sudah memakai seragam sekolah lengkap terlihat mondar-mandir mencari kaos kakinya.

"Pasti Bang Jasvar nih yang acak-acak lemari gue, " kesal Sagraini. Gadis itu mengambil tas sekolahnya lalu keluar dari kamar, ia bergegas ke dapur yang di mana keluarganya sedang berkumpul untuk sarapan pagi.

"Bang Jasvar! Lo lihat kaos kaki gue nggak?" tanya Sagraini, gadis itu menghampiri Jasvar di meja makan.

Jasvar menoleh sekilas, ia mengangkat kedua bahunya pertanda tak tahu apa pun mengenai kaos kaki adiknya. "Ngapain lo tanya ke gue?"

"Kemarin yang cuci semua kaos kaki itu lo, ya!Nggak usah pura-pura pikun!" Sagraini menatap tajam.

"Tapi yang simpan mama," jawab Jasvar sembari memakan makannya tanpa mempedulikan Sagraini yang sudah kesal setengah mati.

Sagraini berdecak, gadis itu bergegas pergi sebelum perkataan Jasvar terlontar hinga kontan menghentikan langkahnya.

"Mama ada di dapur, coba lo tanya dulu."

"Nggak deh," jawab Sagraini datar. Ia masih malas melihat wajah wanita itu, Sagraini tak ingin moodnya hancur pagi-pagi begini.

"Lo mau ke sekolah tanpa kaos kaki?" Jasvar berdiri dari kursinya, cowok itu menghampiri Sagraini yang sedang memasang sepatu di kakinya tanpa lapisan apa pun.

Sagraini tidak menjawab, gadis itu sibuk mengikat tali sepatunya.

"Stop marah ke mama, apalagi Papa. Semalem mereka berdua cuman kelepasan."

Sagraini berdiri, ia memutar badan lalu menatap Jasvar tajam. "Lo nggak bosan ngomong itu?"

Jasvar menghela napas kasar. "Nggak usah berlebihan, Sag. Lagian nggak cuman sekali dua kali kan lo lihat mama papa berantem? Seharusnya lo udah biasa, jangan bersikap seolah-olah ini hal pertama yang lo rasain."

Sagraini mengepalkan tangannya kuat, gadis itu keluar dari rumah tanpa membalas perkataan Jasvar barusan.

....

Sagraini berjongkok di trotoar dengan wajah di tekuk, gadis itu merasa kesialan terus menimpanya semenjak kejadian semalam. Dia tidak melihat kendaraan umum satu pun, dan sekarang sudah pukul 07.02.


Sagraini sudah terlambat di hari pertamanya sekolah, wali kelasnya pasti akan mencap dirinya sebagai siswi tak disiplin, walau itu memanglah benar. Karena tidak ada pilihan lain, Sagraini memilih mengambil ide gila ini. Gadis itu berlari dengan sekuat tenaga untuk sampai ke sekolah barunya, selepas dua puluh lima menit setelahnya Sagraini berhasil tiba di sekolah barunya.

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang