Bagian 25

14K 992 32
                                    

Sagraini menarik Reokla pergi ke taman belakang sekolah. Gadis itu mendudukkan Reokla di bangku panjang, sementara Reokla masih membuang muka padanya.

Sagraini berjongkok di depan cowok itu, ia menghela napas kasar lantas ia mendongak dan menatap Reokla. "Masih marah?"

Reokla tak menjawab, cowok itu melipat tangannya di depan dada seraya memalingkan wajah ke arah samping.

Sagraini meraih tangan cowok itu lalu menggenggamnya, berharap amarah Reokla hilang. "Jangan dipikirin."

Reokla tetap diam. Ia masih marah. Entah pada siapa. Yang jelas sekarang kepalanya terasa sangat panas. Ingin melampiaskannya namun bingung ke pada siapa.

"Dia cuman bercanda. Lo denger, kan, tadi?" tambah Sagraini.

"Lo nggak ngerti, Sag," balas Reokla akhirnya. Cowok itu menatap Sagraini tajam. "Jyan bakal ngelakuin apapun yang dia mau."

"Emang dia mau apa?" Sagraini bertanya seolah ia memang tak tahu apapun. Gadis itu tersenyum ke arah Reokla. "Kla, dengerin gue. Jyan cuman mau lo emosi kayak gini, tindakannya barusan nggak ada niat tertentu selain buat lo dikuasain amarah."

"Dia mau lo Sagra!" Reokla menghempaskan tangan Sagraini sehingga tautan tangan keduanya terlepas. Cowok itu kesal, ia bahkan tak tahan untuk mengatakan hal ini sedari tadi.

Sagraini masih mempertahankan senyumnya pada Reokla. "Karena itu? Lo marah karena dia mau ambil gue dari lo?"

Reokla mengangguk datar tanpa menatap sang empunya. "Dari tatapannya tadi, gue tahu dia benar-benar mau milikin lo."

"Terus lo takut? Bukannya lo itu ketua geng? Kok takut sama dia?" tanya Sagraini seraya terkekeh lucu. "Atau jangan-jangan Jyan lebih hebat dari lo, makanya lo-"

Cup

Reokla membungkam gadis itu dengan mencuri satu kecupan di pipinya. "Jangan sebut namanya lagi." Kemudian ia kembali memberi jarak, Reokla menoleh ke samping seraya bersedekap dada.

Sagraini yang masih terkejut bergeming. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha mengendalikan dirinya saat ini.

"Gue masih marah, ya," celetuk Reokla.

Sagraini mengulum senyum. Ia lantas menangkup kedua pipi Reokla lalu menatap pacarnya itu dengan senyum tertahan. "Nggak ada yang bakal rebut gue dari dunia lo, Kla." Sagraini kemudian mengangkat tangannya dan memberi usapan lembut di puncak kepala Reokla. "Emang lo bakal biarin gue direbut gitu aja?"

Reokla menggeleng kencang. Cowok itu segera menarik Sagraini kepelukannya dan memeluk Sagraini erat. "Coba aja. Gue bakal remukin badannya."

Sagraini terkekeh kecil, ia membalas pelukan Reokla tak kalah erat. "Iya-iya."

"Jaga jarak sama dia."

"Emang sejak kapan kami dekat?"

"Siapa tau dia deketin lo," jawab Reokla asal. "Inget. Jangan coba-coba deket sama cowok lain."

Sagraini melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu Reokla, ia tersenyum manis. "Kalau gue nekat gimana?"

Reokla mencekram pinggang gadis tersebut kemudian menyenti kening Sagraini. "Lo mau gue hukum, hm?"

Sagraini mengusap keningnya dan menatap Reokla sebal. "Bercanda doang, elah."

Reokla menatap lamat-lamat wajah Sagraini, ia mengulum bibir lalu memainkan lidahnya di dalam mulut. Reokla memalingkan wajah seketika, tak tahan melihat wajah menggemaskan cewek itu.

Reokla berbalik dan melangkah meninggalkan Sagraini yang diam menatapnya.

"Mau kemana?!"

"Bolos."

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang