Sagraini membuka matanya perlahan. Gadis itu melirik ke kiri sesaat kemudian ke kanan. Sagraini menghembuskan napas lega, ia bersandar pada kepala ranjang.
Aman. Tidak ada Reokla di sini. Jadi tidak akan ada yang tau soal aktingnya tadi kan?
Sagraini tersenyum bak antagonis. Kalau di pikir-pikir tadi ia cukup menabjukkan. Sagraini tak menyangka akan lolos dalam aksinya.
Rasakan. Ini akibatnya jika mereka terlalu meremehkannya. Gracika beserta dua temannya masuk ke dalam jebakan Sagraini.
Meski bukan dirinya yang memberi pelajaran kepada gadis-gadis itu, Sagraini merasa senang karena hukuman yang akan Reokla berikan akan lebih keji darinya.
Ceklek
"Udah bangun?"
Deg
Sagraini tercengang sejenak. Sial. Ia pikir Reokla tak akan ke sini lagi. Sagraini segera mengkondisikan raut wajahnya seperti tak terjadi apapun. Gadis itu tersenyum kaku pada Reokla yang berjalan kearahnya.
"Gue beliin lo roti di koperasi. Lo belum makan kan?" Reokla menarik kursi kemudian menempatkannya di samping kanan Sagraini. "Nih makan."
"Makasih," balas Sagraini. Gadis itu mengambil roti yang di berikan Reokla kepadanya.
Reokla menyenderkan lengannya pada sisi ranjang. "Keren juga akting lo."
"Uhuk! Uhuk!" Sagraini terbatuk usai perkataan Reokla tadi.
Reokla dengan cekatan memberikan segelas air pada Sagraini. Gadis itu meminumnya hingga tandas.
Reokla terkekeh. "Kaget banget ya?"
Sagraini meletakkan gelas tersebut di atas nakas. Ia menatap Reokla canggung. "Eee ... Lo tau?"
"Gue nggak sebodoh itu buat percaya, Sagra." Reokla menggeleng pelan. "Emang ada orang yang pingsan matanya gerak-gerak?"
"Ha?"
Reokla tersenyum miring. Ia mengikis jarak pada gadis itu, posisi kali ini benar-benar intim. Reokla nyaris menindih tubuh Sagraini.
Jika di lihat dari belakang, mereka seperti sedang berciuman.
Sagraini menelan ludahnya kasar. "Kla."
"Hm?"
"Gue nggak suka posisi ini."
Reokla mengangkat alisnya satu kemudian tersenyum licik. Cowok itu menaikan kedua kakinya di ranjang dan menindih Sagraini sepenuhnya.
Otak Sagraini seketika nge-blank. Raut wajahnya nampak pucat.
"Jadi lo mau posisi yang kayak gini?"
Sagraini menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Klaaa!!"
Reokla tertawa renyah melihat raut wajah Sagraini yang ketakutan.
Sagraini memberi celah pada jari-jarinya agar dapat mengintip Reokla.
Deg
Reokla menahan pergelangan tangan Sagraini agar tidak menutupi wajahnya. Cowok itu menekan tangan Sagraini di kedua sisi bantal.
Reokla memiringkan wajahnya. Sagraini menutup matanya takut.
Reokla tersenyum miring, hanya beberapa cm lagi bibir keduanya bersentuhan. "Ngarep apa lo?"
Sagraini membuka matanya. Ia mengkerutkan keningnya. Sedetik kemudian wajahnya memerah. Sial. Apa hanya otaknya yang berpikir seperti itu?
Reokla mendekatkan bibirnya ke leher Sagraini, meniup pelan hingga membuat sang empunya kegelian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRAKER ✔
Teen FictionSagraini Anastassya adalah murid baru di kelas sebelas yang masuk melalui jalur beasiswa, ketika masuk ke dalam SMA Rauklan ia sudah bertekad untuk tidak mencari masalah apa pun dan berusaha hidup dengan tenang. Namun, entah kenapa dirinya tiba-tiba...