Bagian 17

17.7K 1.3K 413
                                    

Sraker sedang berkumpul di Rooftop. Keadaan mereka jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Tak ada perdebatan lagi seperti kemarin-kemarin. Pasalnya, sejak Sagraini yang menjadi topik pembicaraan mereka, selalu ada pertentangan.

Dan hari ini. Reokla tak membahas apapun mengenai Sagraini. Cowok itu juga terlihat lebih tenang dari biasanya.

Namun kali ini, Lucenzo yang terlihat berbeda. Sedari tadi mereka berkumpul dan bergurau, hanya Lucenzo yang menyendiri. Reokla memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Ia menatap punggung Lucenzo dari belakang.

Cowok itu berdiri agak jauh dari mereka. Reokla berjalan mendekat kearah Lucenzo, membiarkan teman-temannya yang lain bercanda ria.

Lucenzo berbalik badan saat merasa ada yang menepuk pundaknya.

Reokla berdiri tepat di samping Lucenzo, ia memegang pagar pembatas Rooftop. Tatapannya jatuh pada lapangan basket SMA Rauklan.

Lucenzo mengikuti arah pandangan Reokla.

"Kita belum baikan." Reokla membuka suara lebih dulu.

Lucenzo diam. Tidak tau harus menjawab apa.

"Gue ngaku saat itu gue yang keras kepala. Gue sadar saat lo coba bantuin gue buat keluar dari masalah gue, tapi gue dengan bodohnya nolak itu semua."

"Di sini. Gue yang salah."

Lucenzo menoleh kesamping, menatap sahabatnya. "Gue juga salah. Nggak seharusnya gue langsung pergi gitu aja. Gue nggak ngertiin lo."

Reokla balik menatap Lucenzo. "Lupain kejadian itu. Dan sekarang ayo baikan."

Lucenzo tersenyum tipis kemudian mengangguk.

"WOII KLA!!" teriakan Kisarga berhasil menarik perhatian Reokla dan Lucenzo.

Reokla mendekat kearah sahabat-sahabatnya yang terlihat panik. "Kenapa?"

"Sagra di bully."

Reokla tanpa basa-basi langsung berlari meninggalkan Rooftop dan teman-temannya yang masih terlihat kebingungan.

Louis berdiri, cowok itu mengikuti jejak Reokla. Ia takut terjadi apa-apa lagi.

"Kok bisa?" tanya Alfariziv pada Kisarga.

"Ada yang nyebar di mading kalau Kla dan Sagra bukan sepupu. Jadi murid-murid langsung mikir hubungan mereka sebenarnya apa. Lo tau kan fans nya Kla gimana? Mereka mikirnya Sagra manfaatin Kla buat naikin popularitas."

"Ribet banget sih tuh fans nya," cibir Asahi.

"Terus Kla kenapa panik banget keliatannya?" tanya Alfariziv merasa ada yang janggal.

"Bener juga ya. Dia bukannya nggak peduli sama Sagra? Terus Kla benci dia kan? Seharusnya Kla seneng pas tau cewek itu di bully," imbuh Asahi.

"Kalian belum tau?"

Semuanya mempusatkan pandangannya pada Lucenzo. Apa ada yang mereka lewatkan sehingga Lucenzo berkata demikian?

"Sagra memang sahabat Kaizen."

Deg

"Yang bener lo?!" Kisarga lebih dulu merespon. Tentunya dengan raut wajah penuh keterkejutan. "Jadi dia emang bener cewek itu?!"

Lucenzo mengangguk.

"Kla tau?"

"Dia udah tau. Makanya dia kayak gini," sahut Azalais yang sedari tadi diam.

"Pantesan dia cekatan tadi. Kla masih ngerasa bersalah, jadi mungkin dia coba nolongin Sagra dengan ini," kata Asahi.

"Gue yakin. Perasaan Kla terhadap Sagraini bukan hanya itu," tukas Azalais datar.

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang