[Sebelum Louis di bawa ke rumah sakit]
Louis dapat merasakan tubuhnya yang terseret di aspal dengan keras. Perih dan panas. Rasa sakitnya berkali-kali lipat dari yang ia bayangkan.
T-shirt yang digunakan Louis sobek akibat gesekan di aspal. Punggungnya berlumuran darah juga kepalanya.
Truk tadi entah menghilang kemana.
Louis telentang di aspal dengan keadaan yang begitu mengerikan.
Seseorang mendekatinya, Louis menyipitkan matanya. Kesadarannya masih ada walau sedikit, ia mencoba melawan semua rasa sakit ini.
"Belum mati?" Orang berhodie hitam itu tersenyum miring di balik maskernya.
"Si-siapa lo?" Tenggerokannya kering, napas Louis sudah hampir habis.
"Gue?" Orang itu menunjuk dirinya sendiri.
Louis memberi tatapan bengis. Siapapun orang ini ia pastikan hidupnya tak akan tenang sampai kapanpun.
Ia berjongkok, memberi tatapan simpati pada Louis. "Kuat juga lo. Gue pikir langsung mati. Padahal dia juga gue tabrak saat itu, dan mati di tempat. Tapi gue kasi jempol buat lo karena masih punya napas sampai sekarang."
"Ma--maksud lo?" Louis bersuara. Pandangannya mulai redup.
Orang itu membuka maskernya dan memperlihatkan wajahnya pada Louis.
Pupil mata Louis membesar.
Biadab! Kenapa Louis baru sadar dengan cowok ini?!
Bugh
Louis mengerang keras ketika orang tersebut menekan kuat dadanya menggunakan kakinya.
Dugh!
Louis pingsan.
Ia tersenyum miring. Satu orang yang ia anggap benalu dalam rencananya sudah tersingkirkan.
...
Lucenzo dan beberapa anggota SRAKER yang lainnya duduk di depan ruangan operasi dengan raut wajah khawatir.
Sebelumnya Louis berada di ruangan IGD namun dokter mengatakan bahwa luka yang di alami cowok itu sangat parah.
Kepalanya nyaris hancur. Banyak pendarahan yang dialaminya. Untuk itu dokter menyarankan untuk melakukan operasi agar bisa mengatasi pendarahan otaknya.
Belum lagi kulit punggung Louis yang robek. Juga beberapa luka-luka bekas. Dokter khawatir jika Louis akan mengalami retak pada tulang belakangnya.
Menurut penelitian di tempat kejadian. Beberapa warga yang tak sengaja melihat tabrakan itu secara langsung mengatakan bahwa kepala dan punggung Louis terbentur kemudian terseret di aspal.
Kakinya juga mendapatkan luka parah. Kedua tangannya tidak terlalu luka namun masih meninggalkan cidera.
Sudah dua jam mereka menunggu di depan ruang operasi. Lucenzo bersandar pada tembok, kantong matanya hitam. Semalam ia tak tidur hanya karena memikirkan keadaan Louis.
Reokla yang baru datang setengah jam yang lalu pun sedari tadi hanya diam. Tak menanyakan apa yang sedang terjadi dan kenapa Louis bisa seperti ini. Mulutnya tertutup rapat. Cowok itu berdiri di depan pintu ruang operasi sedari tadi, tak ada keinginan untuk mengubah posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRAKER ✔
Teen FictionSagraini Anastassya adalah murid baru di kelas sebelas yang masuk melalui jalur beasiswa, ketika masuk ke dalam SMA Rauklan ia sudah bertekad untuk tidak mencari masalah apa pun dan berusaha hidup dengan tenang. Namun, entah kenapa dirinya tiba-tiba...