Hari ini di SMA Rauklan ada gosip yang beredar tentang hubungan Sagraini dan Reokla, gosip itu sudah keluar dari semua mulut murid-murid Rauklan. Pasalnya hari ini Reokla dan Sagraini terlihat berbeda dari biasanya, hal tersebut yang memperkuat dugaan mereka bahwa memang ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.
Sementara yang menjadi topik utama mereka terlihat tenang makan di kantin tanpa mempedulikan ocehan mereka semua.
"Bro? Emang bener lo sama Sagra putus?" tanya Kisarga seraya menyuap satu somay ke dalam mulutnya.
Reokla mengaduk-ngaduk sedotannya di gelas, pandangannya lurus ke depan di mana Sagraini dan Atarah makan dengan tenang.
Reokla mencekram sedotan itu. Mengapa Sagraini biasa-biasa saja? Seharusnya dia menghampirinya, meminta maaf, memohon kepadanya, dan Reokla tak akan mempedulikannya agar cewek itu menyesal. Memang harus seperti itu kan?
Tapi kenapa? Kenapa Sagraini bersikap seolah tak terjadi apa-apa dan dia seakan-akan tak pernah mengenalnya? Sebenarnya apa maunya?
"Kla?" panggil Asahi pelan yang berhasil membuyarkan lamunan Reokla.
Reokla mengalihkan pandangannya. "Ha?"
"Kis nanya tuh."
Reokla menatap Kisarga yang menyengir kepadanya. "Eh? Enggak kok, nggak jadi, lanjutin aja natapnya hehe."
Asahi mendelik. "Lah! Lo tadi nanya ke Kla anjir!"
"Masa sih? Lo salah denger kali."
"Heh! Gini-gini gue nggak budeg ya, gue jelas-jelas denger lo nanya kalau Kla sama Sagra putus atau nggak."
Kisarga mengumpat dalam hati, Asahi benar-benar tidak bisa di ajak kerja sama.
Reokla mendatarkan wajahnya. "Gue belum putus."
"Tapi bakal kan?" sahut Alfariziv tiba-tiba, lantas semuanya menatap cowok itu bingung.
Reokla melirik Alfariziv dengan ekor matanya, ia menyatukan alisnya. "Maksud lo?"
Alfariziv tersenyum miring. "Jangan pikir selama ini gue nggak tahu apa aja yang terjadi di dalam hubungan kalian."
"Lo nguntit?" tuding Reokla datar.
"Hmmm ... Mungkin bisa di bilang iya?"
Reokla menggebrak meja dengan keras, tatapannya membius netra Alfariziv yang nampak tenang. "Lancang."
Alfariziv turut memberi tatapan mematikan, cowok itu berdiri lalu menumpu tangan di meja lantas menatap Reokla tak bersahabat. "Selama ini, gue diam. Tapi bukan berarti lo bisa selalu seenaknya. Udah cukup hari itu gue diam liat kekejaman lo. Kali ini gue peringatin, menjauh dari Sagraini. Jangan karena mertahanin ego bajingan lo itu, hidup lo hancur. Gue peringatin untuk yang terakhir kalinya Reokla. Semua pergi karena lo sendiri, bukan karena siapapun."
"Lo terlalu bajingan buat Sagraini, gue nggak tahu lo masih punya hati apa enggak."
"Kali ini lo benar-benar udah keterlaluan. Lo udah jadi manusia busuk yang pernah gue temuin, lo terlalu bajingan buat jadi cowok atau bahkan manusia."
"Gue pikir, nggak salah selama ini Mama lo pergi ninggalin lo. Dia pergi karena emang udah nggak tahan punya anak cowok kayak lo, mikir goblok. Sejauh apa lo bertindak sampai sekarang? Lo pernah mikir semuanya udah benar? Atau lo memang nggak pernah sadar?"
Reokla mengepalkan tangannya kencang, tatapannya menajam melihat Alfariziv yang masih berbicara panjang lebar padanya.
"Semua pergi karena lo," ucap Alfariziv penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRAKER ✔
Teen FictionSagraini Anastassya adalah murid baru di kelas sebelas yang masuk melalui jalur beasiswa, ketika masuk ke dalam SMA Rauklan ia sudah bertekad untuk tidak mencari masalah apa pun dan berusaha hidup dengan tenang. Namun, entah kenapa dirinya tiba-tiba...