Bagian 38

14K 880 59
                                    

Matahari sudah tenggelam dan kini berganti bulan yang bersinar, suasana mulai berubah dalam sekejap, ruangan yang diberi cahaya remang-remang dengan debu di mana-mana terlihat begitu berantakkan.

Sepasang remaja saling membelakangi dengan keadaan kedua tangan dan kaki diikat kencang.

"Kis!"

"Woi!"

"Anjir nih bocah."

Atarah berdecak kesal, gadis itu menggoyangkan punggungnya hingga punggungnya dan punggung Kisarga saling bergesekan. Meski begitu, Kisarga masih menutup matanya, punggung Kisarga bersandar pada punggungnya hingga sebagian berat cowok itu dapat Atarah rasakan.

Reaksi kecil dari Kisarga membuat Atarah bernapas lega.

Kisarga mengerjapkan matanya, pandangannya masih memburam. "Gu-gue di mana?"

"Kita di culik," beritahu Atarah.

Kisarga tersentak, ia melirik ke samping kanan dan kiri namun tak melihat siapa pun. "Siapa lo?!"

Atarah berkata malas, "Gue Atarah, temennya Sagra."

"Lo?! Lo kenapa di sini juga?!" seru Kisarga kelewat kaget.

Atarah mengumpat, "Diem bego! Jangan berisik!"

Kisarga menelan ludahnya kasar. "Kenapa lo ikut terseret ke sini?"

"Itu enggak penting, ceritanya panjang. Pokoknya sekarang kita harus bebas, karena nyawa Kla dalam bahaya."

Seketika, Kisarga teringat akan kejadian di rooftop sekolah. "Shit! Jayn bajingan, dia mau ngejebak ketua gue!"

"Udah bacotnya, sekarang cari cara buat lepasin ikatan ini," celetuk Atarah, mulai jenuh dengan celotehan Kisarga.

Kisarga mengangguk, ia melihat bahan tali itu. "Anjir ini si Jayn punya otak apa kagak? Ngikat orang pake tali rapiah."

Atarah hampir saja tersedak air liurnya sendiri. "Yang bener lo?"

Kisarga mengangguk. "Iya anjir, kalau gini mah satu kali tarik udah putus, nih liat!"

Srekkkk!!

Srekkkk!!

Kisarga tersenyum miring, cowok itu sudah bebas dan segera berdiri.

"Bebasin gue juga."

"Lo enggak bisa buka tali rapiah itu? Cemen!"

Atarah menahan umpatannya. "Masalahnya mata gue ke tutup jamal!!"

Kisarga seketika berbalik badan, ia menahan tawa dan sesegera mungkin membantu gadis cerewet itu. "Gue pikir mata lo enggak di tutup."

"Gara-gara Jayn anjing," kesal Atarah, "Tubuh gue lecet karena dia."

"Lebay," komentar Kisarga.

Atarah mendelik.

"Udah, yok!" Kisarga menepuk tangannya guna membersihkan debu yang menempel.

Atarah pun sudah bebas, gadis itu berdiri dan membersihkan debu di sekitar pakaiannya.

Namun, saat ingin membuka pintu, Kisarga dan Atarah mendengar sebuah suara tak asing. Keduanya saling menatap. "Lo denger sesuatu?"

Atarah mengangguk cepat.

"Kayak suara .... "

"Bom," Atarah berujar pelan.

Shit! Pantas dia ngikat kita pakai tali rapiah, batin Kisarga seraya mengumpat.

.....

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang