Sudah seminggu lebih Sagraini bersekolah di SMA Rauklan dan selama ia bersekolah di situ, semua tidak berjalan sesuai ekspetasinya.
Sraker. Geng berandalan itu tak pernah sedikit pun membiarkan dirinya tenang, dan yang paling menyebalkan adalah ketuanya.bEntah kenapa beberapa hari ini, cowok itu terlihat berbeda. Ia terlihat ingin mendekati Sagraini dengan alasan tak jelas.
Murid-murid pun tak pernah mempermasalahkan hal itu. Mungkinkah karena berita Sagraini yang menjadi sepupu Reokla? Maka dari itu, mereka menganggap kedekatan Sagraini dan Reokla adalah hal yang biasa karena hubungan mereka dipandang sebagai sepupu.
Hari ini adalah hari Selasa. Sagraini sedang berada di kantin bersama Atarah usai ulangan Matematika tadi. Sagraini bersumpah akan mengutuk mapel menjengkelkan itu, benar-benar menguras otaknya.
Atarah menyeruput es tehnya kemudian berkata, "Bu Kapio ngeselin banget anjir. Masa sepuluh soal waktunya cuman tiga puluh menit?! Emang rada-rada tuh guru."
Sagraini mengangguk menyetujui. "Mana rumusnya belibet lagi."
"Valdi banget! Si Alurra juga sok-sokkan kasi kita jawaban, eh salah juga."
Sagraini tertawa kecil. "Seenggaknya kertas ulangan kita nggak kosong, ada bagusnya dia kasi contekan."
Atarah mengangguk. "Iya sih, tapi kan sama aja sia-sia."
"Nggak usah protes, yang penting ulangan udah selesai," ujar Sagraini, "Pulang sekolah lo naik apa?"
"Dijemput Bunda, gue udah dilarang bawa mobil." Atarah berdecak sebal saat mengatakannya.
"Lagian lo kalau bawa mobil kayak orang kesetanan," bas Sagraini heran.
Atarah menyengir. "Ya kan gue bisa kendaliin mobilnya, Sag."
Sagraini menggeleng pelan. "Kalau ada apa-apa baru nyesel. Sehandal apa pun lo naik mobil, kalau takdir berkata lain, lo bisa apa? Kan nggak ada yang tahu."
"Lo doain gue kenapa-napa?" sungut Atarah.
"Pahamin baik-baik perkataan gue," balas Sagraini datar.
Atarah mengerucutkan bibirnya sebal. Kedua remaja itu melanjutkan makanannya, dengan Atarah yang terus berceloteh.
"Eh, Sag, gue mau nanya tapi jawab nya pelan-pelan, oke?" ucap Atarah nyaris berbisik.
Sagraini mengangkat alisnya satu. "Mau nanya apa lo?"
"Tentang Kla."
Sagraini mengernyit, tumben-tumbenan Atarah mau membahas cowok berandalan itu.
"Lo sama Kla ada hubungan apa?" tanya Atarah.
"Nggak ada apa-apa," jawab Sagraini.
"Masa sih? Kok gue ngerasa akhir-akhir ini dia berusaha deketin lo? Gue bukan mereka yang nganggep kalian sepupu. Di mata gue kalian itu orang asing, jadi wajar aja kalau gue nanya gini, jelas-jelas Kla berusaha deketin lo, Sag."
Sagraini terdiam. Entahlah, ia juga bingung. "Sebenernya, gue juga ngerasa gitu."
Atarah menatap Sagraini serius. "Dengerin gue Sag, lo harus hati-hati. Mereka itu licik dan ketuanya jauh lebih licik. Selain di cap berandalan dan mesum, mereka juga manipulatif. Lo paham kan maksud gue?"
Sagraini hanya mengangguk.
"Tapi hari ini kok dia nggak keliatan ya?" tanya Atarah bingung.
Sagraini mengangkat bahunya tak tahu kemudian kembali melanjutkan makanannya.
"Ikut gue!" Tiba-tiba seorang laki-laki datang dan menarik tangan Sagraini.
Atarah berdiri melihat Sagraini ditarik begitu saja. "Baru juga diomongin udah dateng orangnya," cibir gadis itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRAKER ✔
Teen FictionSagraini Anastassya adalah murid baru di kelas sebelas yang masuk melalui jalur beasiswa, ketika masuk ke dalam SMA Rauklan ia sudah bertekad untuk tidak mencari masalah apa pun dan berusaha hidup dengan tenang. Namun, entah kenapa dirinya tiba-tiba...