Jayn mencekram leher Reokla dengan kuat, raut wajahnya terpancar kepuasaan, dendamnya seakan hilang begitu saja melihat musuhnya tak berdaya di depannya.
"Akhhh! Anjing!" umpat Reokla, oksigen di sekitarnya semakin menipis.
Jayn melepaskan cekramannya, membebaskan Reokla begitu saja, ia tertawa keji melihat Reokla terbatuk-batuk dan berusaha mengambil napas panjang, cowok itu tak bisa dikatakan baik-baik saja, karena sekarang keadaannya begitu memprihatinkan.
"Lo memang bakal mati," balasnya, "Lagian kalau lo mati emang ada yang peduli?"
Reokla bungkam, jantungnya berdegup kencang seiring dengan kedua tangannya yang ikut mengepal, perih di lehernya tak hilang begitu saja, matanya memerah seraya menatap Jayn penuh benci.
"Sadar, Kla! Di dunia ini enggak ada yang butuh lo! Lo cuman beban, lo enggak tahu diri! Ayah lo enggak butuhin lo di hidupnya karena lo udah renggut jiwa ayah lo sendiri. Lo anak yang bener-bener bajingan, Kla! Lo manusia rendahan! Lo menjijikan!"
"Lo pikir gue dendam ke lo karena Kayla? Enggak sepenuhnya karena itu. Alasan lainnya karena gue muak ngelihat ada manusia bajingan kayak lo di dunia ini!"
"Sampai saat ini, lo tipe manusia yang paling gue benci." Jayn mengepalkan tangannya kencang. "Lo enggak punya hati, bahkan sedikit pun."
"Lo tahu kalau gue nggak punya ibu bahkan ayah! Tapi, saat itu lo punya, kan?" Jayn tertawa miris. "Andai lo enggak bunuh mama lo sendiri, mungkin sekarang gue bisa ngerasain kasih sayang dari seorang ibu."
Reokla membeku, kepalan tangannya mengundur. Perkataan Jayn mampu membuatnya kembali ke masa lalu.
Di mana ia dan Jayn bermain bersama. Ya. Reokla dan Jayn adalah teman masa kecil, dan sejak kecil Jayn sudah tidak punya orang tua maka dari itu ia tinggal bersama Reokla, ia tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tua Reokla.
Namun, ketika beranjak dewasa, Reokla terlihat berbeda, karena efek pergaulan ia menjadi pembangkang, hal itu yang membuat Jayn membenci Reokla.
"Walau mereka bukan orang tua kandung gue, gue tahu caranya ngehargain mereka! Enggak kayak lo!" teriak Jayn di depan Reokla dengan menggebu-gebu.
"Lo yang ngerusak mental ibu lo sendiri sampai dia meninggal, Kla," lirih Jayn penuh rasa sakit.
Reokla meneteskan air matanya tanpa sadar, rasa penyesalan itu kembali menghantuinya.
"Lo enggak berhak dapat cinta dari siapa pun!"
Maaf.
Aku sebajingan itu ya, Ma?
Dada Reokla sesak ketika kepingan-kepingan memori saat ia membentak ibunya terlintas begitu saja yang memberi penyesalan begitu besar di dirinya.
Sejak tadi, Jayn tak henti-hentinya menyalahkan Reokla yang sedang terikat tak berdaya. Dia sangat-sangat benci dengan Reokla, lebih dari apa pun! Jayn benar-benar membencinya.
Sekarang, Reokla tak punya pilihan lain selain pasrah dengan semuanya. Ia tak bisa apa-apa karena Jayn sudah seperti monster yang sebentar lagi akan melenyapkannya.
Reokla menyerah, semua ini terlalu sakit. Cowok itu menengadah. "Maaf, Ma."
Reokla tahu dia pengecut. Reokla sadar dia tak pantas menjadi seorang ketua ataupun pemimpin. Dia manusia bajingan yang tak pantas mendapat kasih sayang dari orang-orang.
Reokla bukan tipe cowok kuat, dia juga bukan tipe cowok setia yang rela melakukan apapun untuk gadis yang ia sayangi.
Seperti yang kalian tahu, Reokla lemah. Dia tidak seperti cowok di novel-novel yang jago dalam hal apapun, dia bajingan rendahan yang selalu menyakiti hati perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRAKER ✔
Teen FictionSagraini Anastassya adalah murid baru di kelas sebelas yang masuk melalui jalur beasiswa, ketika masuk ke dalam SMA Rauklan ia sudah bertekad untuk tidak mencari masalah apa pun dan berusaha hidup dengan tenang. Namun, entah kenapa dirinya tiba-tiba...