Bagian 23

15.1K 1K 237
                                    

Malam ini semua anggota SRAKER berkumpul di markas untuk membahas pelaku yang telah membocorkan berita tentang Louis.

"Kita harus cari pelaku ini segera," kata Alfariziv sembari mengepalkan tangannya kencang. "Selama ini. Nggak ada yang berani nyebarin berita tentang Sraker. Gue curiga pelaku ini musuh lama."

"Musuh lama?" ulang Kisarga sembari mengernyit tipis. "Musuh kita banyak, Ziv. Siapa yang harus kita tuduh? Apalagi akhir-akhir ini kita jarang tawuran."

Alfariziv melirik Kisarga sejenak. "Bisa aja pelaku ini bukan musuh Sraker. Tapi musuh pribadi salah satu dari kita."

Ucapan Alfariziv mengundang banyak tanda tanya di benak semua orang.

"Gimana kalau pelaku itu ada di sini?" sahut Asahi yang semakin membuat mereka kebingungan.

Semuanya memusatkan atensinya ke arah Asahi.

Asahi tersenyum misterius. "Gue bilang. Gimana kalau pelaku yang nyebarin berita komanya Louis ada di antara kita," ujarnya lebih jelas.

"Lo nuduh ada pengkhianat di sini?" tukas Lucenzo sembari menekuk alisnya, merasa perkataan Asahi tidak masuk akal. "Kita semua udah sama-sama bertahun-tahun. Dan lo masih punya firasat aneh kayak gitu?"

Asahi mengangkat alisnya satu. "Kenapa enggak? Itu patut dicurigain karena yang tau keadaan Louis cuman anggota Sraker. Nggak ada orang luar."

"Gue sepemikiran," sahut Azalais. "Nggak mungkin ada orang luar yang tau keadaan Louis terkecuali ada di antara kita yang ngasi tau orang luar." Azalais tersenyum miring, ia bersedekap dada, menatap satu persatu temannya dengan tatapan penuh arti.

"Siapa?" tanya Kisarga saat menangkap arti dari maksud ucapan Azalais.

Reokla bergeming. Pikirannya mendadak berkelana. "Selain anggota Sraker, cuman Sagra yang tau. Tapi nggak mungkin dia," batin Reokla kemudian membuang jauh-jauh pikiran buruknya.

"Lo kenapa?" Azalais menatap Reokla bingung.

Reokla tersentak kecil dan hal itu mendapatkan tatapan bingung dari teman-temannya. "Nggak papa," jawabnya cepat.

Azalais mengangguk tipis, berusaha terlihat tenang.

"Gue pikir ada yang ngawasin kita selama ini," kata Reokla beropini.

"Siapa?" tanya Kisarga lagi. Mengapa teman-temannya mempunyai pendapat yang berbeda-beda? Dia saja tidak tau apa yang sedang terjadi. Jangankan mencari pelaku, penyebab kecelakaan Louis saja ia baru tau.

Reokla menggeleng. "Gue nggak tau, tapi yang pasti dia selalu ngawasin gerak-gerik kita di manapun dan kapanpun."

"Gue curiga sama orang yang akhir-akhir ini deket sama kita," ucap Alfariziv.

Asahi menaikan alisnya satu. "Emang ada yang deket sama kita selain teman sekelas?"

"Lo lupa?" Azalais menatap Asahi serius. "Ada orang luar yang deket sama Sraker beberapa hari ini."

Reokla menatap Alfariziv bingung. Siapa yang cowok itu maksud?

"Gue ngomongi soal Sagra," ungkap Azalais lebih jelasnya.

"Nggak mungkin!" sangkal Reokla cepat.

Semuanya memusatkan pandangannya pada Reokla, menatap cowok itu aneh.

Alfariziv mengangkat alisnya satu, ia melirik Azalais yang juga menatapnya. Dua orang itu menarik sudut bibirnya keatas.

"Cuman dia satu-satunya orang luar yang lebih deket sama kita," ucap Alfariziv.

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang