5. Masalah Keluarga

24.5K 1.8K 116
                                    

Rooftop, salah satu tempat yang menjadi lokasi keramat di SMA Rauklan. Bukan karena penghuninya kuntilanak atau semacamnya, melainkan penghuni kali ini lebih berbahaya dari makhluk halus.

Mereka Sraker. Sebuah perkumpulan yang sudah terbentuk bertahun-tahun, tepatnya pada tahun 2016. Diisi oleh garis keturunan yang turun temurun, dan sampai kepada Reokla Anjinada.

Cowok dengan alis runcing yang menukik tajam, lebat juga hitam, rambut hitam pekat mengkilap yang selalu berantakan, dan itu merupakan salah satu aset kebanggaan Reokla.

Tinggi dengan 189 cm serta tubuh yang begitu menawan. Mata runcing bewarna hitam pekat juga bibir tipis yang selalu menarik senyum miring. Reokla memutar-mutar rokok marlboro di antara jari telunjuk dan tengahnya, kedua kakinya terangkat ke atas meja dengan angkuh.

"Kla, lo yakin jadiin cewek itu mangsa lo selanjutnya?" celetuk salah satu temannya, Kisarga Baskara.

Reokla tak menjawab, tangan satunya meraih pemantik api kemudian mulai membakar sumbu rokok yang sedari tadi ia mainkan.

"Dia cewek yang semalam," ujar Alfariziv Kalandra.

Kisarga sontak terkejut mendengar pernyataan Alfariziv. "Cewek yang kita ejek itu?"

Alfariziv mengangguk. "Dugaan gue dia masih dendam ke kita, buktinya dia berani nantang Reokla."

Reokla akhirnya menarik sudut bibirnya, membentuk senyum khasnya. "Dia satu-satunya cewek yang bermasalah sama Sraker."

Semua menyetujui itu, karena memang sampai saat ini tak ada satu pun gadis yang berani mendekati mereka sejak tahu bagaimana aksi Sraker ketika membantai musuh-musuhnya. Namun, hari ini ada satu gadis yang dengan sangat berani menantang Reokla Anjinada di depan semua orang, dan ... Reokla membenci hal itu.

Memang banyak gadis yang terpukau dengan Sraker. Akan tetapi, mereka tak menunjukkan hal itu secara terang-teranga. Berbeda dengan gadis ini, bahkan untuk sekedar terpukau pun Reokla ragu memikirkannya.

"Jadi lo mau cewek itu disiksa?" tanya Azalais Valdemar, tatapannya menyorot datar kearah Reokla.

Reokla meremukkan rokok yang masih menyala itu dengan telapak tangannya, mengabaikan rasa pedih yang membakar kulitnya. "Lebih dari itu."

Mereka sontak saling menatap.

Louis berdiri, sepertinya dia mengerti arah pemikiran Reokla. Cowok itu mendekat, lalu menyeringai sinis. "Kalau lo pikir dengan patah hati bisa bikin dia hancur, lo salah besar, Kla."

Reokla melirik Louis sesaat lalu mengangkat alisnya satu. "Kelemahan perempuan ada di situ."

Louis mendengus kecil, cowok itu kembali ke posisi semula. "Dia udah ngerasain itu sejak lama."

Reokla menatap Louis dalam, sarat akan penjelasan.

"Dia hancur karena keluarganya sendiri, dude."

Reokla terdiam sesaat, kemudian terkekeh geli yang membuat semuanya menatap dirinya aneh. "Itu bagus. Patah hati kedua bakal bikin dia lebih hancur lagi," ujarnya dengan nada menyeramkan.

Louis menggeram kecil. "Dia cewek baik, Kla. Jangan karena masalah kecil lo jadi bajingan rendahan." Setiap perkataan yang Louis lontarkan tadi, sarat akan peringatan.

Reokla menatap Louis tajam. "Lo nggak punya hak buat atur apa yang pengin gue lakuin!"

"Gue cuman kasi tahu apa yang baik buat lo, Kla!"

"Dan gue lebih tahu apa yang baik buat diri gue," balas Reokla telak, membuat Louis bungkam. "Sebenarnya. Apa yang coba lo kasih tahu ke gue, Louis?" desis Reokla penuh penekanan.

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang