Bagian 34

12.1K 868 39
                                    

Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi sebagian wilayah Bumi, di tempat yang sama pada berbagai manusia dengan serentak mengenakan pakaian serba hitam

Tangisan pilu terdengar hingga membuat mereka yang turut hadir dalam pemakaman Louis merasakan kehilangan yang luar biasa.

Reokla yang mendengar tangisan dari Ibu Louis pun menunduk. Ia tak pernah membayangkan jikalau Louis akan pergi secepat ini. Tadi saat dirinya masih di sekolah, ia mendapatkan kabar dari Alfariziv bahwa Louis sudah tak bisa di selamatkan lagi.

Padahal nyatanya Louis keracunan. Tidak ada yang tahu hal itu terkecuali Alfariziv dan Sagraini.

Keduanya menyembunyikan hal ini karena alasan tertentu.

Ibu dari Louis berdiri lalu menatap Reokla tajam. "INI SEMUA KARENA KAMU! SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG, BUBARKAN GENG NGGAK BERGUNA ITU! LIHAT! KARENA KALIAN ANAK SAYA MENINGGAL!"

Reokla lagi-lagi hanya bisa menunduk dalam.

"Anak saya mati gara-gara kamu!" tudingnya dengan airmata yang kembali mengalir deras di pipinya.

Raka -- Ayah dari Louis berusaha menenangkan istrinya yang tampak sangat kacau.

Sementara Reokla bergeming. Apa semua yang mereka bilang itu benar? Apa Sraker selalu terlihat kejam di mata mereka semua?

Alfariziv menatap ketuanya prihatin. Ia mau menjelaskan semuanya pada cowok itu, tapi ia harus memulai dari mana? Mengingat percakapannya dengan Sagraini sebelumnya, Alfariziv kembali menelan semua kata yang ingin dia lontarkan.

"Gue harap teman-teman lo nggak tahu penyebab kematian Louis," ucap Sagraini pada Alfariziv yang terduduk di kursi.

"Kenapa?"

"Gue tahu siapa pelakunya, ini pelaku yang sama yang ngebunuh Kaizen dulu."

Terkejut? Tentu. Alfariziv sangat-sangat terkejut.

"Lo salah paham. Bukan Kla yang ngebunuh Kaizen."

"Terus siapa?"

"Saat Kaizen pulang setelah berantem sama Kla, dia baru sadar kalau rem mobilnya itu blong, maka dari itu Kaizen langsung lompat dari mobilnya tapi orang itu nggak biarin Kaizen selamat. Kaizen baru sadar kalau selama dia ngebawa mobil tadi ada yang ngikutin dia dari belakang dan pas lihat Kaizen nyelamatin diri dengan lompat keluar dari mobil, dia langsung nyamperin Kaizen dan nyerang Kaizen. Kaizen saat itu udah nggak bisa apa-apa karena habis berantem sama Kla dan di tambah lagi lompat dari mobil, tenaganya habis terkuras. Apalagi banyak luka di tubuhnya. Kaizen ngebiarin orang itu mukul tubuhnya sampai Kaizen udah bener-bener nggak sanggup dan dia kehilangan nyawanya di situ karena si bajingan itu ngeluarin benda tajam."

Alfariziv menegang. Ternyata kisah hidup Kaizen sangat-sangat tragis.

"Siapa pelakunya?"

"Musuh kalian."

"Musuh kita banyak, Sag, sebut aja namanya, nggak ada siapa-siapa di sini."

"Jayn."

"Ja-Jayn?!" ulang Alfariziv, manakala ia salah dengar.

Sagraini mengangguk.

"Jadi bajingan itu?!" Alfariziv mengepalkan tangannya kencang. "Berarti dari dulu lo udah tahu semuanya?"

"Gue udah tahu saat gue nginjakin kaki gue di sekolah itu."

Alfariziv tercengang. "Dan lo ber-akting seolah-olah nggak tahu apa-apa?! Lo kenapa nggak bilang ke gue dan temen-temen gue?! Kita bisa bantu."

Sagraini menaikan alisnya satu kemudian terkekeh sinis. "Kerja sama maksud lo?"

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang