Bagian 37

12.7K 790 13
                                    

Di gudang belakang sekolah yang sudah lama tak terpakai terdengar grasak-grusuk hingga membuat Atarah yang berniat membolos mengurungkan niatnya.

Atarah menghentikan langkahnya. "Apaan tuh? Jangan-jangan ada yang mesum lagi."

Dugaan Atarah semakin menguat ketika mendengar suara teriakan seorang gadis yang entah berteriak karena apa.

Atarah menggulung seragam olahraganya, tadi ia sempat mengganti di toilet karena berpikir akan memanjat pagar.

Gadis itu berjalan mengendap-ngendap ke arah gudang. Gudang tersebut terbuat dari batu bata namun tak sepenuhnya, sebagian bangunan itu memiliki kayu rapuh yang sudah berlubang-lubang.

Atarah mengintip di lubang tersebut. Sial. Lubang ini terhalangi beberapa perabotan lama yang tersusun acak.

Atarah mencari lobang yang memiliki kemungkinan besar agar ia bisa melihat jelas siapa di dalam gudang itu.

Atarah mendapatkannya walau penglihatannya masih kabur sebab debu yang menempel.

Terlepas dari semua itu ia melihat sepasang remaja sedang berdiri saling berhadapan, Atarah tak melihat jelas wajahnya karena debu yang menghalang.

Hanya samar-samar itupun Atarah sampai menyipitkan matanya.

"Lo suka, kan, sama gue?"

Atarah dapat melihat gadis itu hanya tertunduk dalam, seperti ragu saat ingin menjawab pertanyaan cowok di hadapannya.

"Jawab!" Ia menggertaknya.

"I-iya."

Atarah seperti tak asing dengan suara orang ini. Ia seperti sering mendengarnya. Tapi Atarah tak ingat siapa dan di mana.

"Kalau gitu turutin permintaan gue."

"Apa lagi? Bukannya lo udah senang karena Kla sama Sagra putus?"

"Gue nggak puas."

Gadis itu menghela napas kasar.

"Malam ini gue udah susun rencana buat lenyapin dia."

Atarah menutup mulut syok dengan kedua telapak tangannya. Apa katanya? Dia ingin membunuh seseorang?

Dan kenapa nama Kla dengan Sagra di bawa-bawa? Apa hubungannya?

"Gue nggak mau terlibat dalam hal pembunuhan."

"Oh? Jadi lo nggak mau?"

"E-enggak gitu, gu-gue mau kok. Iya mau!"

"Lo cuman perlu jebak dia buat pergi ke markas."

"Caranya?"

"Bilang kalau Sagra di culik dan di sekap di situ, gue yakin seratus persen dia bakal ikutin lo."

"Tapi kalau dia nanya gue tahu dari mana kalau Sagra di culik, gue harus jawab apa?"

"Pikirin sendiri."

"Tapi Jayn-"

"Shut up! Lo nggak punya hak bantah gue. Lo cuman bisa turutin tanpa ngebantah, paham?"

"Tapi ... "

"Gue punya urusan lain."

"Jayn ... "

"Hm?"

"Seandainya semua rencana lo udah selesai, apa lo bakal buang gue gitu aja?"

Jayn menaikan alisnya satu, ia mendekat lalu menyentuh dagu gadis itu dan mengangkatnya.

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang