Bagian 33

11.8K 900 110
                                    

Atarah berlari di koridor untuk menyusul keberadaan Sagraini, ia sangat yakin bahwa Sagraini sekarang sedang berada di taman belakang sekolah.

Namun sebelum itu ia merasa ada yang menarik tangannya, Atarah mengerjap beberapa kali melihat siapa di hadapannya.

"Mai-Maichel?"

Maichel menatapnya datar sementara Atarah dibuat salah tingkah ketika ditatap Maichel. Oh ayolah, apakah Maichel tengah memberi tatapan penuh cinta sampai Atarah harus salah tingkah hanya karena sebuah tatapan datar tanpa ekspresi itu?

"Ke mana Sagraini?" tanya Maichel dengan nada menuntut.

"Gu-gue baru nyari dia, be-belum ketemu," jawab Atarah terbata kala nada suara Maichel tak seperti di kantin tadi.

Maichel menaikkan alisnya satu, nampak ragu dengan jawaban Atarah. "Kenapa Sagraini lari dari kantin?"

Atarah terdiam. Haruskah ia menjawab yang ini? Lagipula mengapa Maichel terlihat sangat ingin mengetahui segalanya tentang Sagraini?

"Jawab!" titah Maichel. Entah kenapa Atarah melihat Maichel yang berbeda, di kantin tadi ia terlihat seperti cowok yang ramah dan humoris tapi sekarang Maichel terlihat sangat dingin, jauh dari penilain Atarah terhadapnya. Atau hanya perasaannya saja?

Maichel menajamkan tatapannya yang membuat Atarah tak berani menatap netra cowok itu.

"Yang di peluk temen lo tadi pa-pacarnya Sagra, ma-maksud gue mantan," jawab Atarah pada akhirnya dengan gugup.

Maichel mendatarkan wajahnya kemudian tanpa banyak bicara ia meninggalkan Atarah yang masih ketakutan.

Atarah menghela napas lega. Gadis itu kembali berjalan menuju Taman Belakang sekolah untuk mencari keberadaan Sagraini, sesampainya di sana ia tak melihat batang hidung gadis itu. "Dia ke mana?" gumam Atarah khawatir, bagaimana jika Sagraini dalam kesulitan?

"Biasanya Sagra selalu ke sini kalau lagi ada masalah," monolog Atarah. Tapi sekarang kenapa dia tidak ada? Apa jangan-jangan Sagraini membolos?

"Tadi lo bilang nggak tahu dia di mana."

Atarah dibuat tersentak dengan suara seseorang, ia segera menoleh kebelakang di mana Maichel sudah berdiri dengan gagahnya namun dengan raut tak bersahabat.

Atarah meneguk ludahnya kasar. "Ta-tapi dia nggak ada di si-"

"Shut up! Gue benci pembohong."

Atarah menunduk. Sial. Maichel benci pembohong dan ia baru saja membohonginya. Bagaimana jika Maichel tiba-tiba ilfeel kepadanya?

Brak

Brak

Brak

Maichel mengedarkan pandangannya, ia mendengar sesuatu walau samar-samar.

Brak

Pandangan Maichel langsung tertuju pada rooftop. Ia yakin suara tersebut berasal dari atas sana. Tanpa pikir panjang Maichel bergegas pergi meninggalkan Atarah yang masih menunduk.

Melihat Maichel sudah pergi, Atarah pun mendongak dengan helaan napas lega. "Horor banget vibesnya kalau sama dia anjir."

"Tapi gue sukaa," lanjut Atarah seraya mesem-mesem sendiri. "Duh kayaknya gue emang jatuh cinta deh sama dia."

Selanjutnya Atarah tersenyum gembira mengingat beberapa kali mereka melakukan kontak mata.

"Eh anjir, gue lupa sama Sagra!"

....

Maichel berjalan menaiki tangga menuju rooftop, ia tahu bahwa itu suara pukulan, entah kenapa nalurinya menyuruh dirinya untuk ke sini.

SRAKER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang