4

2.5K 259 34
                                    



TW! suicide, cheating!

Selamat mambaca!

.

.

.

Sunghoon memang bukan terlahir sebagai anak orang kaya. Tapi, dia bahagia hidup berdua bersama ibunya, hingga ayahnya yang seorang pegawai kantoran biasa itu mengalami kecelakaan dan harus meninggalkan mereka berdua di dunia ini. Tidak apa-apa selagi ada ibunya, Sunghoon bisa.

Sunghoon juga bukan yang anak rewel, dia terbiasa menjadi sosok yang tenang cenderung diam dan lebih fokus untuk membahagiakan ibunya.

Sampai ketika ibunya berbicara kepada dirinya yang berusia 11 tahun. Sunghoon kurang mengerti, namun sepertinya ibunya telah menemukan sosok ayah baru untuk Sunghoon. Tidak apa-apa, selagi ibunya bahagia maka Sunghoon ikut bahagia.

Beberapa kali Sunghoon bertemu dengan lelaki itu, Sunghoon bisa katakan orang yang berhubungan dengan ibunya itu adalah orang kaya. Nampak dari gaya dan setelan baju, ataupun ketika lelaki itu memberikan makanan dan mainan yang mahal kepada Sunghoon sebelum pergi bersama ibunya.

Hingga akhirnya ibunya menangis dan mengucapkan maaf kepada Sunghoon.

"kenapa ibu nangis.. sunghoon jadi sedih"

Tangan kecil Sunghoon mengusap wajah cantik ibunya yang dipenuhi air mata.

"maaf, maaf sunghoon. Maaf kamu gak jadi punya ayah baru"

Sunghoon hanya tersenyum, "sunghoon gak apa-apa, selagi ibu bahagia. Sunghoon juga bahagia"

Ibunya mengangguk dan memeluk badan kecil Sunghoon.

Hingga suatu malam Sunghoon terbangun karena ribut-ribut dari arah ruang tengah. Dirinya hendak keluar sebelum suara teriakan terdengar.

"saya gak bisa, kamu tahu saya punya istri dan anak"

"brengsek! Dulu kamu bilang kamu single, setelah aku bilang aku hamil kamu mau pergi gitu aja?!"

Mendengar itu membuat Sunghoon berpikir, dia pernah belajar di sekolah. Katanya kalau hamil itu akan ada bayi yang bisa menjadi adik kecil. Adik? Dia akan mempunyai adik?

"maaf, saya akan kasih kamu uang tapi jangan ganggu keluarga saya"

"brengsek!! Taehyung! Taehyung!! Jangan pergi hiks jangan"

Sunghoon yang masih kecil itu yang tidak mengerti apa-apa memilih untuk kembali ke tempat tidurnya, dia akan punya adik baru. Dia senang dan bahagia.

.

.

Namun, nampaknya ibunya tidak bahagia. Bahkan ibunya tidak mengurusi Sunghoon yang hendak masuk ke sekolah menengah pertama itu.

"ibu.. sunghoon—"

"sendirian dulu ya sayang? Ibu lagi pusing"

"mama sakit karena adik ya?"

Ibunya memandang dirinya aneh, kenapa? apakah ada yang salah dengan ucapannya.

"kamu gak ada adik! Ayah baru juga gak ada!! Jangan bicara gitu!"

Untuk pertama kalinya ibunya membentak Sunghoon, sedih rasanya tapi Sunghoon berusaha berpikiran bahwa ibunya sedang banyak urusan.

.

.

Salah.

Seharusnya Sunghoon sadar, tapi apa yang diketahui oleh anak berusia 11 tahun?

Ketika dirinya menemukan ibunya yang tidak sadarkan diri tergantung di kamar itu membuat Sunghoon berteriak dan memanggil tetanggnya, sembari berucap 'tolong tolong ibu gak napak di lantai, sunghoon susah gapainya terlalu tinggi di atas rumah'.

Ucapan itu membuat para tetangganya berlarian menuju rumah kecil Sunghoon. Sunghoon yang tidak menyadari hal itu hanya bisa diam ketika ambulance datang dan menyatakan bahwa ibunya meninggal.

Meninggal.. Ibunya menyusul ayahnya.. Dia sendirian di dunia ini.

.

.

Ketika beranjak remaja Sunghoon sadar. Ibunya menjadi selingkuhan tanpa wanita itu sadari karena lelaki brengsek itu mengaku belum menikah. Kemudian setelah ibunya hamil, lelaki itu tidak mau bertanggung jawab dan mengakui semua kedoknya yang membuat ibunya marah dan stres.

Di usia 14 tahun Sunghoon baru menyadari, bahwa ibunya bunuh diri karena menjadi selingkuhan bahkan hamil anak dari suami orang lain.

.

.

.

Lelaki brengsek itu, lelaki brengsek yang menyebabkan hidup ibunya berakhir dan hidupnya hancur itu berdiri dengan bahagia bersama anaknya.

Walaupun tidak sering bertemu, namun Sunghoon masih mengingat wajah lelaki brengsek itu.

"sunghoon, makan dulu ya sebelum pergi? Mumpung ada ayah aku di rumah"

Sunghoon menatap Jake dengan datar lalu beralih ke lelaki brengsek itu,

"iya sunghoon ya namanya? Sebelum pergi kita makan dulu"

Sialan, bahkan dia sudah melupakan Sunghoon. Biadab.

Menatap binar bahagia di wajah Jake membuat Sunghoon tersenyum, "ya boleh"

.

.

.

"ihh ayaahh!! Itu kesukaan jakeeyy"

"ehh, gak malu apa ngerengek gitu di depan temennnya?"

Sunghoon menggenggam alat makannya dengan erat, seharusnya seharusnya ibunya masih hidup dan bersenda gurau dengannya jika tidak bertemu dengan lelaki yang merupakan ayah Jake itu.

"gak wlee, jake sering ngerengek sama sunghoon iya kan sunghoon?"

Sunghoon hanya tertawa kecil lalu menganggukkan kepalanya.

"maaf ya jika jake merepotkan"

"ihh ayah jangan gituu!!"

Sialan, benar-benar sialan.

"tumben jake bawa temen lain selain jay, jadi sunghoon saya minta tolong jaga jake ya? Dia berharga untuk saya"

"isshh! Ayah apa-apaan sihh? Jake bisa jaga diri sendiri ya! Jangan buat Jake maluu"

Mendengar itu membuat Sunghoon menganggukkan kepalanya kembali, dari netranya dia dapat melihat bahwa Jake sangat diperlakukan bak permata oleh ayahnya sendiri.

Menatap Jake yang duduk di sampingnya lalu ke hadapan Jake di mana ayah Jake sedang tertawa karena anaknya merengek.

Sunghoon bisa menghancurkan hidup lelaki brengsek itu.

Melalui harta berharganya.

Anak kandungnya, Shim Jake.

.

.

.

TBC

SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang