Selamat membaca!
.
.
.
Pertama kali Heeseung melihat laki-laki manis itu ketika dia berkunjung di sebuah bar di kota kecil. Dia sedang bermain saja di kota ini lalu melihat bar kecil yang tidak menarik untuk dikunjungi olehnya namun dia ingin minum-minum sedikit hingga masuk ke dalam sana.
Tidak ada yang menarik tentu saja, apa yang diharapkan dari bar kecil?
Hingga dia melihat seseorang yang mengantarkan pesanannya.
"pesanan anda tuan"
Manis, terlalu manis dan polos untuk berada di sini. Membuat Heeseung langsung menarik tangan itu dan mendudukkannya.
"mmaaf saya hanya pelayan jika ingin—"
"aku ingin kau"
Laki-laki manis di sampingnya itu menggeleng ribut dan berusaha untuk menegakkan badannya.
Hal itu membuat Heeseung emosi, siapa dia hingga menolaknya? Tangannya mencengkram tangan laki-laki manis itu dan membawanya ke lantai tiga yang merupakan tempat untuk bermalam di sana.
Laki-laki yang Heeseung tidak ketahui namanya itu sudah berontak bahkan ketika berada di kamar dia benar-benar melempari Heeseung dengan apapun. Hingga emosi Heeseung berada di puncak dan memegangi tangan laki-laki itu dan menindihinya.
Dengan paksa Heeseung menciumi leher itu.
"ttidak! Aku mohon jangan hiks jangan aku mohon!!"
Heeseung tidak menghiraukan permohonan itu hingga ketika dia hendak melepaskan kancing kemeja itu dia dapat melihat badan laki-laki itu gemetar.
"ttidak.. jangan lagi aku mohon"
Jangan lagi. Itulah perkataan laki-laki itu yang membuat Heeseung beranjak dan menatap laki-laki itu yang beringsut.
"siapa namamu?"
Heeseung dapat melihat laki-laki itu hanya menggeleng, "aku tanya siapa namamu!"
"mmaaf, maaf, jaeyun namaku jaeyun"
"namamu cantik, aku suka"
Heeseung hanya membuka alkohol yang ada di sana dan meminumnya sembari memperhatikan Jaeyun yang tetap menjaga jarak dengannya.
"tenang saja, kau tidak mau kan? tidak akan kupaksa"
Dari pandangannya Jaeyun terlihat lega yang membuat Heeseung sedikit tersenyum.
"tapi, kau harus menemaniku tiap aku ke sini"
Dirinya bersiap untuk pergi sebelum memberikan beberapa lembar uang yang dia taruh di hadapan Jaeyun. Tepat sebelum dia membuka pintu dia berbalik,
"namaku heeseung, jangan panggil tuan tiap kau melayaniku"
Setelah itu Heeseung benar-benar pergi.
.
.
.
Setiap sabtu Heeseung akan meluangkan waktu untuk bertemu dengan Jaeyun di bar ini. Dengan uang dia dengan mudah menyuruh pemilik bar kecil itu untuk menyuruh Jaeyun menemaninya.
Awalnya memang hanya menemani hingga jari nakalnya bergerak menelusuri paha mulus yang hanya tertutupi celana pendek dan stoking itu. Tentu saja si manis akan menolak dengan cara menepis tangannya dengan lembut.