15

2.5K 226 4
                                    







Aku datang membawa chapter baru, selamat membaca!

.

.

.

"lo udah bilang sama ayah lo?"

Sunghoon mendengus mendengar pertanyaan Jay. Entah kenapa manusia bernama Jay Jay ini mendekatinya sejak Jake menghilang.

"bilang apa? Dan dia bukan ayah gua"

"hidup lo udah diangkat sedemikian sampe kaya gini jangan gak tahu diri"

Sunghoon menatap tajam Jay, tahu apa laki-laki itu tentang hidupnya?

"nanti malam bakal ada—"

Sunghoon sudah tidak mendengarkan perkataan Jay lagi, tiba-tiba saja kepalanya pusing dan ada dengingan kuat sehingga dirinya meringis.

"oi oi lo kenapa?"

Pertanyaan Jay sudah tidak ditanggapinya lagi. Hal terakhir yang dia ingat adalah badannya yang limbung dan sesudahnya gelap.

.

.

.

Jake memperhatikan lampu yang menyorotnya dari atas.

Dia akan melahirkan.

Sendirian.

Bagaimana nasib anaknya jika dia tidak selamat?

Jake menggelengkan kepalanya, dia tidak boleh berpikir seperti itu. Dia harus hidup, bagaimana anaknya nanti jika dirinya tidak selamat?

Semua pemikirannya pecah ketika suara dokter terdengar.

"baik tuan jaeyun, kita mulai ya? Saya akan menyuntikkan obat biusnya sekarang"

Jake hanya mengangguk dan terus berdoa.

Tuhan selamatkan aku, aku tidak ingin anakku sendirian di dunia ini.

.

.

.

Sunghoon bersandar di kepala tempat tidur sembari mengganti channel tv yang ada. Merasa tidak ada tontonan yang bagus membuatnya mematikan layar tipis itu dan memperhatikan sekitar.

Dokter mengatakan bahwa dia hanya kurang istirahat.

Apa yang kurang istirahat sih? Dulu saja dia bekerja hampir dua belas jam tidak pernah masuk rumah sakit.

Jay dan ayah angkatnya itu sudah tidak ada lagi di ruangannya, ternyata seharusnya malam ini dia mengikuti jamuan makan malam antar petinggi perusahaan.

Sialan laki-laki itu benar-benar melupakan anak kandungnya sendiri dan menjadikan Sunghoon sebagai calon penerusnya.

Terlalu bosan membuat Sunghoon memilih untuk menegakkan badannya dan menggeret tali infusnya sendiri. Lebih baik dia berjalan ke taman atau ke kantin sajalah.

Kakinya melangkah entah ke mana, dia juga tidak hapal ruangan-ruangan yang ada di rumah sakit ini.

Hingga tiba-tiba saja dirinya tiba di ruangan yang penuh bayi. Tampak ada beberapa orangtua yang melihat bayi mereka masing-masing. Hal itu juga membuat Sunghoon melihat ke arah ruangan itu yang terhalang kaca besar.

Tak berselang lama, ada seorang perawat yang menaruh bayi di hadapannya. Sunghoon tersenyum kecil, belum ada nama hanya ada tag berisikan nomor di lengan kecil bayi itu yang menandakan bayi tersebut baru saja lahir.

Sunghoon menundukkan kepalanya, jake dan anak mereka apa kabar? Apakah Jake sedang menunggu kelahiran anak mereka?

Melihat ke arah bayi di sana lagi dan memutuskan untuk pergi dari sana. Dia menjadi sedih dan penuh penyesalan jika dia berada di sana.

SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang