Selamat membaca!
.
.
.
Langkah kaki Jake sedikit terhenti ketika bajunya ditarik kecil oleh Wonyoung.
"loh kenapa di sini? Bukannya tadi udah tidur?"
Jake merundukkan badannya agar tingginya dengan tinggi anaknya itu setara.
"papa mau ke mana?"
Memilih untuk menggendong Wonyoung dan menuju kamar anaknya itu, "tidur ya sayang, sini papa elus dulu kepalanya"
Wonyoung yang tidak mengerti apa-apa hanya melihat papanya yang seperti bersiap untuk pergi, matanya melirik jam yang tertempel di dinding.
"papa mau ke mana semalam ini?"
Jake melihat jam yang terpasang di tangannya, sudah jam 10 malam.
"ada kerjaan dipinta sama orang komplek sebelah. Mumpung papa emang gak ada pekerjaan jadi wony sendirian dulu ya? Jangan ke mana-mana, tidur aja ya sayang"
Jemari Jake tetap mengelus badan dan kepala anaknya itu agar tertidur. Dan setelah anaknya tertidur dengan hati-hati Jake keluar dari kamar itu dan melangkah keluar untuk mengais rezeki untuk menyambung hidup.
.
.
.
"jaeyun antar ke meja nomor sepuluh"
Mendengar rekannya itu membuat Jake bangkit dan memegangi nampan yang berisikan beberapa minuman beralkohol dan camilannya.
Iya, dia bekerja di club kecil di kota yang kecil ini.
Apa yang diharapkan dari orang yang bahkan tidak lulus dari sekolah menengah atas?
Bekerja serabutan hanya cukup untuk menghidupi dirinya sendiri, jika membiayai wonyoung bekerja di tempat makan saja tidak akan cukup. Terlebih lagi tahun depan anaknya akan masuk ke sekolah dasar, dirinya harus mengumpulkan uang yang tidak sedikit jumlahnya.
Tangan Jake yang ramping itu dengan cepat menyusun pesanan beberapa pemuda di hadapannya.
"cantik banget ya pelayannya"
Jake hanya bisa tersenyum sebagai formalitas mendengar itu terlebih ketika ada suara tawa yang masuk ke telinganya.
"jika ada yang—"
"bisa kami menyewamu? Kau terlihat sexy"
Jake mengontrol ekspresi wajahnya, sudah biasa.
"maaf saya hanya pengantar pesanan di sini"
Dengen tergesa Jake menegakkan dirinya, namun ketika salah satu pemuda di sana menyelipkan beberapa lembar kertas di celananya sembari meremas bongkahannya itu membuat Jake berbalik.
"bayaranmu, oh kami pesan satu minuman dan snacknya lagi. Kau yang mengantar ya"
Kembali memaksakan senyumannya dan melesat pergi untuk memesankan pesanan para pemuda yang sedang menertawakannya itu.
Biasa. Sudah biasa. Tidak usah dipikirkan.
.
.
.
Sunghoon memperhatikan rekaman yang dikirim oleh orang suruhannya. Dengan cepat matanya menelusuri rekaman itu dan mendapati Jake bersama anak mereka.