.
.
.
"sumpah jay! Kayanya sunghoon suka sama gua deh"
Jay memperhatikan Jake dengan malas. Saat ini mereka sedang berada di kantin untuk makan siang. Dan dengan riangnya Jake membicarakan Sunghoon yang entah kemana itu.
"jangan kepedean"
"lo mah gatauu, kemarin gua nginep rumah dia terus terus dia meluk aku hehehe, kami cuddle, kalau nanti pas pacaran gimana ya aauu!!"
Jake meringis ketika Jay memukulkan gagang sendok ke dahinya, "sakit tau!"
"mimpi lo kejauhan, terus apa-apaan itu hah peluk-pelukan?!"
"biasa aja kali jeyii, kan kami mau pacaran udah biasa aja makanya jangan jomblo terus"
"lo juga jomblo terus ye!"
"sebentar lagi juga lepas wleee"
Jay hendak mengocehi Jake sebelum sebuah suara membuat mereka mengalihkan perhatian.
"gua boleh makan di sini kan?"
Jay yang melihat Sunghoon membuatnya kebingungan, kenapa laki-laki itu ada di sini?
Sedangkan Jake sudah memasang senyuman terbaiknya dan menggeser duduknya, "ayo! Sini aja"
Jake sudah memeletkan lidahnya menunjukkan bahwa Sunghoon sudah memberikan sinyal baik kepada Jay yang menatap Sunghoon tajam.
"sunghoon sunghoon mau gak nginep rumah aku nanti? Ayah gak ada di rumah, jadinya rumah sepi"
Jay memelototkan kedua matanya mendengar ucapan Jake itu, "heh! Lo biasanya ke rumah gua gak usah ganjen"
Jake sudah melayangkan ucapan protesnya kepada Jay dengan beberapa umpatan hingga bibirnya maju. Hal itu juga tidak luput dari pandangan Sunghoon. Sunghoon sedikit tersenyum lalu tangannya terangkat untuk mengelus kepala Jake dengan lembut.
"ya, nanti sesudah kerja gua ke rumah lo"
Jake sudah tersenyum lebar melihat aksi Sunghoon hinga memeletkan lidahnya ke arah Jay. Sedangkan Jay memandang Sunghoon dengan aneh.
Kenapa laki-laki itu tiba-tiba baik kepada Jake?
.
.
.
"kamu udah makan?"
"udah"
Jake sedikit memajukan bibirnya, padahal dia kan mau makan dengan Sunghoon.
"lo belum?"
"hah udah kok, tapi siapa tahu sunghoon mau nyemil atau apa gitu"
"gak usah repot-repot jake, gua mau mandi aja boleh?"
"eh iya di sanaa"
Sunghoon beranjak sembari membawa tas yang berisikan pakaian dan peralatan mandinya menuju toilet yang di tunjuk oleh Jake. Setelah masuk ke dalam toilet itu membuat Sunghoon makin kesal, kenapa orang jahat hidupnya bisa sebaik ini? Sedangkan dirinya harus susah-payah hanya untuk sesuap nasi.
Bangsat.
Sunghoon makin kesal, membayangkan lelaki yang menghancurkan hidup ibunya sekaligus hidupnya sendiri itu membuat kepalanya panas. Dia tidak mau kaya-raya, dia tidak mau rumah sebesar ini. Dia hanya ingin bahagia bersama ibunya, di rumah kecil yang mungkin hanya seluas dua kamar di rumah inipun tidak apa-apa.
Memilih untuk mengguyur badannya dengan air dingin yang ada agar kepalanya yang panas itu menjadi dingin, sedingin air yang mengguyur badannya.
.
.
.
Ketika Sunghoon keluar dari toilet itu dia dapat melihat Jake yang tengkurap di tempat tidur. Laki-laki itu belum menyadari Sunghoon sudah keluar dari toilet. Bahkan Sunghoon dapat melihat paha dan pinggang lelaki itu karena kakinya yang terus bergerak hingga celana pendek dan baju kaos itu benar-benar kusut.
Kecil. Jake kecil sekali, lihat paha mulus itu—
Sunghoon menggelengkan kepalanya, kenapa dia jadi berpikiran kotor seperti itu?
"eh sunghoon, mau tidur atau mau ngapain?"
"tidur ajalah capek"
"yaudah sinii"
Jake menggeser badannya untuk menyisakan ruang agar Sunghoon dapat tidur di sana. Jake dapat melihat Sunghoon yang sudah tiduran di sampingnya sedangkan dirinya masih dengan posisi tengkurapnya.
"lo ngapain liatin gua gitu amat?"
"gak apa-apa, sunghoon ganteng jadi harus ditatap terus"
"lo suka gua cuma karena ganteng?"
Jake langsung menggelengkan kepalanya, "udah berapa kali sih hoon aku jelasin kalau aku suka kamu tuh bukan karena fisik"
Sunghoon sedikit tertawa melihat kaki Jake menendang-nendang ke atas. Lucu. Jake benar-benar lucu.
Memilih untuk menarik Jake dan membawa lelaki itu ke dalam pelukannya, "lo guling gua inget kan?"
"issshh sunghoon!!"
Sunghoon tertawa lalu menundukkan kepalanya yang ternyata Jake sedang mengangkat kepalanya.
Jake manis. Matanya bulat, hidung mancung, bibir itu... sialan kenapa bibir merah itu terlihat menggoda sekarang?
Tanpa Sunghoon sadari wajahnya makin maju dan makin dekat dengan wajah Jake. Menatap bibir Jake lalu langsung menubrukkannya. Di sisi lain, Jake yang memang tahu bahwa dirinya akan dicium oleh Sunghoon hanya diam dan menunggu Sunghoon untuk melakukan tahap selanjutnya.
Benar kan, Jake tersenyum di sela-sela ciumannya. Lidah Sunghoon mulai bergerilya untuk mengajak Jake berperang lidah. Tentu saja Jake yang sudah lama ingin dekat dengan Sunghoon langsung mempersilakan Sunghoon begitu saja.
Tak lama kemudian, Sunghoon melepas ciuman mereka dan melihat wajah Jake yang memerah.
"jake"
"gak apa-apa sunghoon, aku seneng!! Esnya udah cair yaa?"
Sunghoon memandang Jake dengan bingung, "es?"
"hmhh iya! Ice prince, sunghoon kaya es susah banget dideketin tapi gak apa-apa sekarang sunghoon udah enggak"
Sunghoon tersenyum, kenapa Jake benar-benar lucu? Sedikit memalingkan pandangannya, dan Sunghoon dapat melihat figura kecil yang menunjukkan potret keluarga bahagia di meja dekat tempat tidur Jake.
Kemudian Sunghoon tersadar, kenapa dia seperti terhipnotis dengan Jake? Memilih untuk menundukkan wajahnya dan melihat Jake yang masih tersenyum lebar ke arahnya.
Anak ini.
Anak dari laki-laki yang membuat ibunya bunuh diri.
Membuat dirinya hidup sebatang kara kesusahan di dunia ini.
Sedangkan laki-laki brengsek dan anaknya hidup dalam gelimang harta dan kebahagiaan.
Tidak adil.
Dia harus menghancurkan laki-laki brengsek itu.
Sekali lagi Sunghoon menatap Jake,
Dia harus, dia akan menghancurkan laki-laki brengsek itu melalui anaknya sendiri.
.
.
.
TBC