.
.
.
"dadah sunghoon!! Semangat kerjanya yaa!!"
Sunghoon hanya menganggukkan kepalanya, lalu dengan sopan sedikit menundukkan kepala ketika melihat ke arah ayah Jake.
Setelah mobil itu pergi dari tempat di mana dia bekerja, Sunghoon langsung melangkahkan kaki ke dalam untuk mengganti pakaiannya.
Sembari mengganti pakaiannya, otak cerdasnya dipaksa untuk berpikir. Ibunya, ibunya seharusnya tidak bertemu lelaki brengsek seperti ayah Jake.
Shim Jake.
Benar, Sunghoon sudah hancur. Dia tidak bisa membiarkan lelaki brengsek itu bahagia. Sunghoon akan menghancurkan lelaki itu sama hancurnya atau bahkan lebih parah dari dirinya.
.
.
.
"sunghoon!!"
"iya?"
Jake yang mendengar balasan lembut dari Sunghoon itu hampir terjungkal.
"hah? gak salah denger ya ini?"
"ck, ada apa jadinya?"
"nah ini baru sunghoon hehehe, gak ada apa-apa, bareng aja ke kelas"
Sunghoon memperhatikan Jake yang berjalan di sampingnya, "lo masih suka sama gua? Astaga hati-hati dong!"
Jake sampai tersandung kaki sendiri mendengar ucapan Sunghoon, untung Sunghoon memegangi badannya jika tidak malu dia terjungkal di koridor sekolahan.
"emm, lepasin dulu"
Sunghoon yang tidak sadar bahwa dia masih memegangi pinggang Jake melepaskan pegangannya lalu melirik pinggang itu.
Kecil, kecil sekali. Bahkan tangannya tadi benar-benar cukup untuk menangkup sebelah pinggang itu. Selama ini Sunghoon tidak menyadari bahwa Jake memang sekecil itu.
"ya, ya masih lah! Udah ah sunghoon ngeselin!!"
Sunghoon memandang Jake dengan aneh, kenapa laki-laki itu malu sendiri?
.
.
.
Jake yang melihat Sunghoon tengah berjalan santai menuju rooftop ikut melangkah dan mendekati Sunghoon.
"halo gantengg"
Sunghoon hanya melirik Jake lalu tidak memperdulikan lelaki itu yang membuat Jake mencebikkan bibirnya. Namun tidak di sangka bahwa Sunghoon menarik bibirnya.
"lo tuh, suka banget melet monyong kaya gitu, ngapain lo kaya gitu?"
"kesel!! Kesell!! AAAAAAAAAA"
Lihat, Jake itu aneh. Kenapa dia berteriak-teriak seperti itu? Setelah puas berteriak, Jake mendekati Sunghoon yang sedang duduk di lantai rooftop. Mengikut Sunghoon dan menyenderkan kepalanya di bahu lelaki itu.
"sunghoon... kapan ada waktu kosong? Mau jalan sama sunghoon, terus nanti—"
"yaudah kapan"
"hah?!"
Jake yang terlampau terkejut sampai mendongakkan kepalanya yang membuat wajah Jake benar-benar tepat di bawah wajah Sunghoon karena Sunghoon ikut menundukkan kepalanya.
"lo maunya kapan?"
"sunghoon gak kerja?"
Ditatap sedalam itu oleh Sunghoon membuat Jake benar-benar terhipnotis.