34

2K 203 9
                                    


Selamat membaca!

.

.

.

Dengan tergesa Sunghoon langsung menuju kediaman Jake. Ketika baru saja dia menyelesaikan rapat di sore hari dan dia mendapati pesan dari Jake yang dikirimkan manisnya itu sejak pagi, membuatnya langsung bergeges pergi.

Setelah sampai di kediaman Jake dirinya langsung disambut oleh Wonyoung yang seperti menunggu kedatangannya.

"ayahh!!"

Dengan sigap Sunghoon menangkap anaknya yang berlarian ke arahnya itu, "hei jangan lari gitu sayang nanti jatuh"

"gak akan! Ayah lama banget gak ke sini!!"

Sunghoon sedikit memaksakan tawanya mendengar ucapan anaknya itu, "maaf ya cantik? Ayah sibuk"

Jake hanya melihat ayah dan anak itu bercengkrama bersama. Melihat senyuman anaknya membuat senyuman Jake turut hadir.

Nampaknya dia akan mengalah lagi ya?

.

.

.

"sunghoon"

Sunghoon yang baru saja memastikan Wonyoung tertidur itu hampir terjungkal mendapati Jake di depan pintu itu.

"kenapa jake?"

Sunghoon dapat melihat bahwa mata Jake berkeliaran ke sana ke mari, "kenapa? Ada apa—"

"kkalau, kalau kami tinggal sama kamu gimana?"

Mendnegar pertanyaan Jake itu membuat Sunghoon langsung memeluk badan Jake, "boleh boleh, rumah aku rumah kalian juga, jadi—"

"emm, lepasin dulu bisa?"

Dengan kikuk Sunghoon melepaskan pelukannya, "maaf jake, maaf"

Jake menganggukkan kepalanya, "wonyoung lebih bahagia kalau ada kamu, ayahnya. Tadi pagi dia terus nanya kamu ke mana dan kenapa kita gak tinggal bareng. Iya, seharusnya aku enggak egois. Ini permintaan wonyoung, aku harus singkirin ego aku"

Sunghoon yang mendengar itu menjadi sedih, "kalau kamu, kalau kamu mau tinggal sama aku?"

"mau gak mau, aku harus mau. Demi wonyoung, anak aku"

Sunghoon hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Jake, "gak apa-apa. Makasih, makasih banyak jake udah kasih aku kesempatan"

"bantu aku beres-beres mau?"

.

.

.

Dan di sinilah Sunghoon berada, membereskan semua barang-barang yang bisa dibawa. Saat ini dirinya sedang berada di kamar Jake karena manisnya itu memintanya untuk mengambilkan sebuah koper dan tas besar.

Ketika Sunghoon menarik koper yang berada di lemari itu, netranya melihat sebuah buku yang tertimpa koper itu. Membuat dirinya mengambil buku itu dan membukanya. Dan hati Sunghoon mencelos ketika melihat isi buku itu.

Buku itu berisikan foto-foto mereka berdua.

"sunghoon lama—KAMU NGAPAIN!!"

Dengan cepat Jake menarik buku itu dan menyembunyikannya dari Sunghoon.

"jake"

"aku lupa buang buku ini, udah lama. Gak lihat udah berdebu?!"

Bohong. Sunghoon tahu itu bohong. Walaupun buku itu di bawah sekali, tapi nampak sekali buku itu bersih dan sering dibuka.

"jake, sekali aja aku pinta singkirin ego kamu? Kamu masih cinta kan sama aku?"

Jake tertawa mendengar ucapan Sunghoon, "percaya diri sekali kamu"

"aku mohon jake, kita bisa saling bahagia—"

"aku gak perlu. Lagipula apa hakmu sampai aku singkirin ego? Bukankah kamu dulu juga lebih mikirin ego?"

Sunghoon menatap Jake dengan pandangan memohonnya, sedangkan manisnya itu sudah membongkar seluruh isi lemarinya untuk dimasukkan ke dalam koper.

"lebih baik kamu keluar dari kamar aku"

.

.

.

Jake menggenggam tangan Wonyoung yang antusias berlari ke sana ke mari.

"sayang, jangan lari-lari nanti jatuh"

Baru saja Jake berbicara seperti itu, dapat dilihatnya bahwa anaknya itu sudah terjatuh namun langsung ditangkap oleh Sunghoon. Mereka berdu terlihat tertawa bersama hingga senyum di wajah Jake hadir.

Dirinya benar-benar harus mengalah jika ingin anaknya bahagia.

Saat ini dirinya sudah berada di rumah Sunghoon. Jake benar-benar menuruti permintaan anaknya dan mengesampingkan egonya. Lagipula dia hidup memang untuk anaknya, bukan untuk siapapun lagi. Jadi apa salahnya dia menuruti permintaan anaknya.

"papa papaa!!"

Melihat Wonyoung yang berlarian ke arahnya membuat Jake menundukkan badannya dan menyambut anaknya di dalam pelukan.

"suka iya? Wony bahagia?"

"eemm!! Wony suka makasih papa"

"apapun buat wony"

Di sisi lain Sunghoon hanya terdiam dan senyuman yang lebih ke arah sedih itu terlihat di wajahnya.

Seharusnya dahulu dia tidak mementingkan egonya, siapa dia hingga berteriak ke arah Jake untuk menyingkirkan ego padahal dulu dia juga seperti itu?

Lamunan Sunghoon terhenti ketika anaknya menarik kecil pakaian yang dia pakai untuk menarik perhatiannya. Hal itu jugalah yang membuat Sunghoon merunduk dan mengelus kepala anaknya.

"kenapa anak ayah?"

"nanti, nanti kita tidur bertiga ya, wony di tengah-tengah ayah sama papa! Itu seperti di film yang pernah wony tonton!"

Sunghoon mengalihkan pandangannya ke arah Jake dan melihat mata manisnya itu meredup.

"boleh, boleh sayang. Apapun keinginan wony, papa bakal usahain"

"yeeayy!!"

Dan di saat itulah Sunghoon benar-benar tertampar.

Karena Jake akan melakukan semuanya untuk orang yang dia sayang.

.

.

.

"lihat, kamar wony serba pink suka kan?"

Di dalam kamar tersebut terlihat tiga orang yang sedang berbaring di sebuah tempat tidur. Anak kecil satu-satunya di sana berada di tengah, sedangkan dua orang dewasa lainnya berada di sisi kanan dan kiri, mengapit anak kecil tersebut.

"suka! Wony suka pink!"

Jake ingin mengelus kepala anaknya seperti biasa namun dirinya didahului oleh Sunghoon membuatnya hanya melihat hal tersebut. Tak lama kemudian Wonyoung benar-benar tertidur meninggalkan dua orang dewasa yang masih mempunyai masalah belum terselesaikan itu.

"selamat tidur sunghoon"

"jake"

Jake tetap berada di posisinya dengan matanya yang tertutup dan hanya berdeham sebagai bentuk jawaban. Namun yang dirasakannya adalah elusan di kepalanya yang telah lama tidak dia rasakan.

"kamu orangtua yang baik, terima kasih jake"

Menahan tangisannya dan mempererat pelukannya pada anaknya adalah satu-satunya jalan agar Jake tidak mengeluarkan air matanya. Melihat hal itu membuat Sunghoon juga ikut memeluk Jake dan Wonyoung di rengkuhannya.

"terima kasih dan maaf Jake"

.

.

.

TBC

SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang