Selamat membaca!
.
.
.
Kedua netra itu terbuka secara perlahan, lalu dapat Jake rasakan bahwa matanya sakit dan agak susah untuk dibuka.
Oh, dia ingat. Dia menangis semalaman hingga tertidur tanpa disadari.
Berusaha untuk mendudukkan diri dan melihat ke arah sekitar, kosong. Sudah tidak ada Sunghoon di sana. Jake menghela nafas lega mendapati dirinya hanya sendirian di sini. Melihat ke arah jam yang menunjukkan jam empat pagi.
Hal itulah yang membuatnya merapikan diri dan keluar dari kamar itu. Dapat dia lihat beberapa orang terkejut melihatnya di sana.
"wow, jaeyun lepas juga ya?"
Jake menghiraukan perkataan rekannya itu dan menuju ke lantai bawah untuk mengganti pakaiannya. Ketika dia sudah mengganti pakaian dan memasukkan seragam kerjanya di loker dia dihadapkan oleh bosnya.
"bbos—"
"saya tidak tahu apa yang kau lakukan"
Jake menunduk mendengar itu, apakah dia akan dipecat? Bagaimana Wonyoung bisa sekolah di tempat yang bagus jika begini?
"tapi aku berikan kamu bonus"
Dengan tangan gemetar Jake menerima uang dari bosnya, apakah ini gaji terakhirnya?
"jaeyun jaeyun, kuakui kau cantik dan badanmu bagus berisi. Tidak kusangka kau akan menarik dua pengusaha muda hahahaha, mereka memberiku banyak uang semalam agar kegaduhan yang mereka perbuat tidak menyebar. Bagus, pekerjaanmu sangat bagus. Tetaplah menarik dua pengusaha muda itu dan kita akan kaya raya"
Jake melongo di tempatnya, dirinya tidak jadi dipecat? Tapi dirinya hanya menundukkan badan dan segera pamit untuk pulang.
Di jalan pulang dia berpikir, setelah ini bagaimana cara dia bekerja di bar itu dengan tenang?
.
.
.
Jake sedang menggendong Wonyoung dan menyuruh anaknya itu untuk duduk terlebih dahulu di salah satu kursi toko roti tempatnya bekerja. Setelah mengganti pakaiannya barulah Jake menggendong anaknya kembali dan hendak mengajak Wonyoung untuk ke lantai atas karena memang biasanya Wonyoung akan bermain bersama dengan anak pemilik toko roti tempatnya bekerja. Namun bunyi lonceng pertanda ada orang yang masuk menghentikan langkah Jake dan dia membalikkan badannya.
"selamat datang"
Nada Jake sedikit mengecil melihat siapa yang datang.
Park Sunghoon ada di sana.
Jake menghela nafasnya, dirinya benar-benar tidak tenangkah sekarang? Namun pergerakan Wonyoung yang heboh menghentikan lamunannya.
"papa! Papa itu temen papa semalam!!"
Jake hanya mengangguk sedangkan Sunghoon hanya tersenyum sedih mendengarnya. Andai anak perempuan itu tahu bahwa dirinya adalah ayah kandungnya.
"wony... duduk dulu di sini ya"
Jake mendudukkan Wonyoung kembali dan masuk ke dalam, "pesanan anda apa tuan?"
Sunghoon memandang Jake dengan sendu, apakah Jake benar-benar tidak menganggapnya?
"tuan?"
"dua croissant coklat, satu kopi susu dan satu susu strawberry"
"baik, silakan ditunggu ya tuan"